Minggu, 25 Agustus 2024

Pastor Fransiscus Runtu Tekankan Pentingnya Membangun Dasar yang Kuat di Paroki BTDC GPI


Pastor Paroki Bunda Teresa dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI), Pst. Fransiscus Antonio Runtu Pr.,  menyoroti pentingnya membangun dasar yang kuat bagi paroki yang baru, sesuai dengan arahan statuta, dasar, dan rencana strategis (renstra) keuskupan yang berfokus pada basis dan keterikatan yang mendalam. Hal itu disampaikannya usai serah terima dan perkenalan sebagai Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI, Minggu (25/08/2024)

"Hanya satu yang saya ingat, tiga tahun lalu paroki ini adalah paroki yang baru. Keinginan uskup waktu itu adalah bagaimana paroki ini dapat dibangun dari dasar, dibentuk agar sesuai dengan gambaran statuta, arah dasar, dan renstra keuskupan," ujar Pastor Fransiscus.

Pastor Fransiscus juga menyampaikan apresiasinya kepada Pastor John, yang sebelumnya telah meletakkan fondasi penting bagi paroki ini. Ia mengajak seluruh umat untuk tidak terlalu terburu-buru memikirkan hal-hal yang besar, tetapi fokus pada pembangunan bersama. 

"Seperti kata Pastor John, jangan dulu berpikir yang hebat, tetapi mari bersama umat membangun," tambahnya.

Sebagai langkah awal dalam pelayanannya di Paroki Bunda Teresa, Pastor Fransiscus menekankan pentingnya perencanaan program kerja, penyusunan anggaran, dan peremajaan pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP). 

"Kita akan rancang program kerja dan anggaran mulai dari basis semuanya. Setelah itu, kita bicarakan peremajaan menurut tugas dan karya yang memang banyak untuk paroki ini agar semakin maju," jelas Pastor Frangki sapaan akrabnya.

Ia menegaskan bahwa kekuatan paroki ini terletak pada akarnya, yaitu ketua-ketua wilayah rohani dan ketua stasi yang dianggap sebagai "jenderal-jenderal di lapangan." Pastor Fransiscus juga menyatakan bahwa ia bersama DPP akan bekerja sebagai satu tim untuk mewujudkan visi dan misi paroki. Dengan semangat kolaboratif dan fokus pada penguatan basis komunitas, Pastor Angki berkomitmen untuk membawa Paroki Bunda Teresa dari Calcutta GPI menuju kemajuan yang lebih besar, sambil tetap menjaga fondasi yang telah dibangun oleh para pendahulunya.

Pastor juga mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk memimpin paroki ini.

Acara perkenalan dengan pastor paroki tersebut juga dihadiri Pst. Johanis J Montolalu Pr., pastor rekan Pst. Jan Silvianus Koraag Pr., Ketua Vikep Kevikepan Manado Pst. Damianus Pongoh Pr., pengurus DPP, Ketua-ketua Stasi, Ketua-ketua Wilayah Rohani, pengurus kelompok kategorial.(Roy)


Silahkan ikuti channel YouTube Komsosparokigpi


Sabtu, 24 Agustus 2024

Ada Rasa Bagitu di Serah Terima Pastor Paroki GPI, Pastor John Ingatkan Kualitas Waktu


Hari Minggu Biasa XXI, ternyata tidaklah menjadi hari minggu yang biasa-biasa saja bagi umat Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI). Minggu 25 Agustus 2024 itu ternyata mencatat sejarah perjalanan istimewa bagi paroki yang tak lama lagi akan berusia 3 tahun ini dengan pergantian Pastor Paroki dari Pst. Johanis Josep Montolalu Pr., kepada Pst. Fransiscus Antonio Runtu Pr.

Uniknya dibalik penyambutan dan serah terima tersebut, umat dan pengurus Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI diliputi rasa penasaran karena terlalu cepat dan penasaran siapa pengganti Pastor John yang hanya selama 3 bulan 13 hari memimpin Paroki ini sebagai pelaksana tugas menggantikan Pastor Petrus Tinangon Pr., pada 12 Mei 2024 lalu.   

Nuansa yang unik itu digambarkan oleh Pastor Montolalu sebagai acara rupa-rupa. Karena sebelumnya dalam Warta Paroki Minggu (18/08/2024) dituliskan acara hari ini adalah penerimaan penyambutan Pastor Paroki definitif. Kemudian di ruang pertemuan tim kerja menuliskan di situ, penyambutan dan perkenalan. 

“Tadi MC bilang ini acara serah terima dan ujung-ujungnya acara ini rasanya acara rasa begitu. Mau dibilang serah terima dalam hitungan waktu 3 bulan 13 hari, mau dibilang penyambutan dan perkenalan harusnya nanti umat yang harus di situ. Tapi baiklah saya mengisi acara rasa begitu ini acara ini jadi memang begitu,” ujar Pastor John. 

Pastor John mengungkapkan alasannya, pertama karena hitungan waktu 3 bulan, 13 hari dari 12 Mei sampai 25 Agustus ada orang katakan panjang. Pastor John rasakan ini memang panjang karena menghitung dua periode dua Pastor Vikep Manado. 

“Tanggal 12 Mei, saya di sini dihadiri oleh Pastor Vikep Manado, Pastor Revi dan dalam hitungan 3 bulan 13 hari ke depan saya dilepas oleh Pastor Vikep yang baru Pastor Dami, seperti dua periode dari jabatan Pastor Vikep Manado jadi lama. Tapi 3 bulan 13 hari rasanya juga singkat karena apa? Tanggal 12 Mei yang lalu Pastor Alo (Jan Silvianus Koraag Pr.) sudah ada di sini dan hari ini saya mau pergi Pastor Alo masih di sini. Jadi dapa rasa singkat memang,” ujarnya.

Menurut Pst. John dalam konteks ini adalah karya pastoral memang tidak tergantung dari kuantitas waktu, tapi lebih banyak tergantung dari kualitas waktu.

“Bukan soal beberapa tahun, berapa bulan berapa hari, tetapi soal apa yang saya buat untuk mengisi waktu itu. Lama atau tidak lama, panjang atau singkat itu soal kualitas dan bukan soal kuantitas waktu. Karena itu acara rasa begitu ini memang juga menjadi acara penasaran. warta paroki minggu lalu memang dituliskan bukan serah terima, bukan pisah sambut, tetapi penyambutan pastor paroki definitif. maka bertanya-tanya siapa yang akan didefinitifkan,” ungkapnya.

Lanjut Pastor John, hari ini penasaran itu telah terjawab dengan penyambutan Pastor Fransiscus Runtu dan serah yang telah dilaksanakan. 

“Banyak terima kasih dan saya minta maaf untuk mereka semua yang telah penasaran selama 3 bulan 13 hari ini. Hari ini kita mesti tinggalkan yang namanya rasa begitu untuk beralih kepada acara yang memang begitu. Nah yang memang begitu adalah ini, kita mau sampaikan selamat datang kepada Pastor Angki Runtu,” ucap Pst. John.

Lebih lanjut Pst. John mengungkapkan penyambutan hingga perayaan ekaristi ini, kiranya pastor Angky menerima tanda semangat hormat yang diberikan oleh umat Paroki ini. 

“Tentu saja untuk pada waktunya bertumbuh dan berkembang bersama dengan umat di Paroki ini. Sekali lagi Pastor Angki selamat datang dan selamat berkarya di paroki ini. Jadi torang so beralih bukan lagi rasa begitu tapi memang begitu,” kunci Pst. John.

Serah terima Pastor Paroki ini dilaksanakan di akhir perayaan ekaristi yang dipimpin Pastor Vikep Kevikepan Manado Pst. Damianus Pongoh Pr yang juga dihadiri Pastor Rekan Pst. Jan Silvinus Koraag Pr, anggota DPP dan umat.(Roy)


Serah Terima Pastor Paroki, Umat BTDC GPI Diajak Menjadi Pengikut Yesus Sejati

 


Vikaris Episkopal (Vikep) Manado Pastor Damianus Pongoh Pr., pada Hari Minggu Biasa XXI di Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta, Griya Paniki Indah (BTDC GPI) mengajak umat menjadi pengikut yang sejati dengan mengungkapkan dua macam pengikut Kristus. Pastor pada kesempatan itu melaksanakan serah terima Pastor Paroki dari Pelaksana Tugas Pst. Johanes Josep Montolalu Pr., kepada Pst. Fansiscus Antonio Runtu Pr, Minggu (25/08/2024). 

Dalam pembukaan Pastor Dami mengungkapkan sungguh suatu karunia berada di tempat kudus, rumah Tuhan dan umat akan menerima sajian rohani, roti kehidupan. “Maka perkumpulan ini adalah perkumpulan pesta penuh syukur kegembiraan. Tentunya Tuhan selalu menyiapkan pelayan-pelayan meja yang unggul pelayan-pelayan perjamuan yang membawa kehidupan kekal diberikan oleh Tuhan kepada gereja, kepada kita umat dan betapa penting peran para pelayan ini,” sebutnya.

Pastor Damianus mengungkapkan hari ini untuk merayakan peremajaan para pelayan atau rolling dan ini suatu kebijakan yang biasa. Pastor John mengakhiri pelayanan di sini dan datang pelayan baru dari Tomohon. Selamat datang Pastor Angky.

Dalam khotbahnya Pastor Dami mengangkat dua kalimat untuk menjadi permenungan bersama pada kesempatan yang membahagiakan ini. 

“Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya dan kalimat kedua adalah perkataanmu adalah perkataan hidup kekal,” tutur Pastor Dami mengutip dalam Injil Yohanes 6 : 60 - 69. 

Pastor Dami mengungkapkan dalam Injil Yohanes, kita membaca sebuah pertanyaan tajam yang diutarakan oleh pengikut Yesus. "Perkataan ini keras. Siapakah yang sanggup mendengarkannya? Pertanyaan ini muncul dari sebagian dari 5.000 orang yang telah menyaksikan mukjizat penyembuhan dan menerima makanan dari Yesus,” tutur Pastor. 

Lanjutnya, Yesus menyadari motivasi mereka dan menegur pengikut-Nya dengan mengatakan, "Kamu mencari Aku bukan karena melihat tanda-tanda, tetapi karena kamu sudah makan dan kenyang. Ia mengingatkan mereka untuk bekerja bukan hanya demi makanan yang binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai hidup kekal,” tukasnya.

Menurut Pastor Dami, bagi banyak orang, ajaran Yesus tampak sulit diterima. Mereka bertanya-tanya, bagaimana mungkin Ia dapat memberikan daging-Nya untuk dimakan.

“Akhirnya, mereka bertanya retoris. Siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Pertanyaan ini seolah mencerminkan ketidakmampuan mereka menerima ajaran tersebut,” tandas Pastor.

Lanjutnya, berbeda dengan kelompok lainnya yaitu Simon Petrus dan beberapa Rasul tetap setia. Petrus, mewakili kedua belas Rasul, menegaskan iman mereka dengan berkata. "Tuhan, kepada siapa kami akan pergi? Perkataanmu adalah perkataan hidup kekal. Jawaban ini menunjukkan keyakinan mereka bahwa dalam Yesus ada hidup kekal dan mereka tidak ingin pergi ke tempat lain,” ungkap Pst. Dami.

Pastor Damianus mengungkapkan kita dihadapkan pada pilihan, menjadi seperti kelompok pertama yang hanya mencari kebutuhan jasmani, atau menjadi seperti kelompok kedua yang setia kepada Yesus meski sulit. Yesus mengajarkan bahwa kebutuhan jasmani penting, tetapi tidak boleh menjadi fokus utama. Sebaliknya, makanan rohani yang memberikan hidup kekal harus menjadi prioritas.

“Simon Petrus dan kedua belas Rasul mewakili pondasi gereja, dan kita semua, sebagai pengikut Yesus, dibangun di atas pondasi itu. Dalam bacaan lain, kita melihat komitmen serupa dari Yosua yang menegaskan, Aku dan seisi rumahku akan beribadah," sebut Pst. Dami

Vikep Kevikepan Manado itu mengungkapkan sebagai umat beriman, kita diajak untuk meneguhkan komitmen iman kita kepada Yesus sebagai sumber hidup kekal dan roti yang menghidupkan. Melalui ekaristi, Gereja, lewat para imam yang menyajikan santapan rohani yang membangun iman kita. 

“Mari kita berdoa agar komitmen kita semakin kokoh dan perjalanan hidup kita semakin terarah pada hidup kekal. Dengan semangat ini, mari kita menjadi pengikut Yesus yang sejati, yang tidak hanya mencari pemenuhan kebutuhan jasmani, tetapi juga membangun iman yang kuat dalam menuju hidup kekal,” pungkas Pst. Dami.(Roy)


Minggu, 18 Agustus 2024

Pastor John Montolau Ajak Umat Meneladani Kesederhanaan Santa Helena


Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI Pst. Johanis Josep Montolalu Pr., mengajak umat untuk meneladani kesederhanaan Santa Helena. Hal itu diungkapkannya saat perayaan pesta pelindung umat Wilayah Rohani Santa Helena, Minggu (18/08/2024). 

“Santa Helena adalah sosok yang lahir dari keluarga sederhana, putri dari seorang pengusaha penginapan yang kemudian menikah dengan seorang prajurit Romawi. Hidupnya awalnya tampak biasa, tetapi kemudian ia mengalami nasib yang tidak terlalu mujur ketika suaminya meninggalkannya demi ambisi politik untuk mendapatkan jabatan lebih tinggi dan menikah dengan wanita lain. Namun, kisah Helena tidak berakhir dengan kesedihan. Saat putranya, Konstantinus Agung, naik takhta sebagai kaisar, ia mengembalikan kehormatan ibunya. Bahkan mengabadikan namanya di mata uang koin sebagai simbol keabadian dan penghargaan yang bersinar,” papar Pastor John.

Lanjutnya Santa Helena menjalani hidupnya dengan penuh kesederhanaan dan penerimaan. Ketika ditinggalkan oleh suaminya, ia tidak berusaha mencari popularitas atau mengangkat namanya sendiri. Ia tetap menjalani hidupnya dengan tenang, tanpa ambisi yang berlebihan. Ketika putranya menjadi kaisar, Helena juga tidak mencari keuntungan pribadi. Kehormatan yang ia terima datang dari orang-orang di sekitarnya yang melihat ketulusan dan kekuatannya.

“Kisah Helena ini mengajarkan kita tentang pentingnya dukungan dan doa dalam hidup. Sama seperti Helena yang diharumkan oleh putranya dan didukung oleh orang-orang di sekitarnya, kita juga membutuhkan dukungan dari komunitas dan pengakuan akan kelemahan kita di hadapan Tuhan. Dalam konteks iman, kita tidak hanya mengandalkan diri sendiri, tetapi juga berdoa dan mencari perlindungan melalui Santo atau Santa pelindung yang dipercayakan kepada kita oleh Tuhan,” sebut Pastor John.

Menurutnya, kepemimpinan yang sejati, seperti yang ditunjukkan oleh Helena dan dicontohkan oleh ketua wilayah bapak Noldy Rondonuwu dalam komunitas, bukanlah tentang pengetahuan atau keterampilan yang mumpuni. Tetapi tentang ketulusan, kerendahan hati, dan kepercayaan pada dukungan dari pengurus-pengurus dan umat. Lanjutnya, kepemimpinan yang demikian menciptakan kekuatan kolektif yang mampu menjaga cahaya iman dan membawa komunitas menuju masa depan yang lebih baik.

Dalam setiap doa, kita memohon perlindungan dari Santa Helena, mengakui kelemahan dan keterbatasan kita sebagai manusia. Dengan pengakuan ini, kita menunjukkan iman yang mendalam dan kepercayaan kepada Allah yang memberikan kita perlindungan melalui para pelindung suci-Nya. 

“Satu keyakinan yang mendalam untuk kehidupan kita sebagai orang yang menyadari, kita butuh perlindungan maka dari itu kita hadirkan Santo-santa yang tentu atas nama Allah sendiri dijadikan oleh Allah untuk melindungi kita. Semua konteks perlindungan ini kita arahkan pada satu tujuan,” ungkap Pastor.

Menurutnya, pesta pelindung yang kita rayakan menjadi momen untuk memperbarui komitmen kita menjaga cahaya iman, sama seperti Helena menjaga kemuliaan namanya melalui doa dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.

Pesta pelindung Wilayah Rohani Santa Helena  tersebut juga dihadiri para ketua wilayah rohani, DPP dan umat setempat.(Roy)





Apa Keistimewaan dan Keunggulan Bunda Maria ?


Apa keistimewaan dan keunggulan Bunda Maria? Hal itu dikupas dan  diuraikan oleh Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI) Pst. Johanis Josep Montolalu Pr., dalam khotbahnya pada perayaan ekaristi Hari Minggu Biasa XX, Minggu (18/08/2024).

Hari Minggu Biasa XX tanggal 18 Agustus 2024 umat Katolik di seluruh dunia memperingati Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, yang biasanya jatuh pada tanggal 15 Agustus. “Tahun ini, perayaan tersebut dipindahkan ke hari Minggu terdekat, sebuah langkah yang menimbulkan pertanyaan di kalangan umat. Mengapa Maria begitu istimewa? Apa keunggulan Bunda Maria, hingga gereja harus memutuskan untuk memindahkan perayaan ini, sementara perayaan lainnya tetap pada hari aslinya?” tutur Pastor John Montolalu.

Pastor mengungkapkan, keistimewaan Maria tak lepas dari perannya yang luar biasa dalam sejarah keselamatan umat manusia. Khotbah Pastor John mengupas beberapa alasan mengapa Santa Perawan Maria begitu dihormati dan diperingati secara khusus. 

“Kisah Maria, yang menerima kabar dari malaikat Gabriel bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus, menegaskan keunggulannya sebagai wanita yang diberkati di antara semua wanita, seperti yang diakui oleh Elisabet dalam Injil,” ungkap Montolalu.

Lanjutnya, Bunda Maria adalah figur yang dipilih oleh Tuhan bukan karena kehebatannya sebagai manusia, melainkan karena kerendahan hatinya dan kepercayaannya yang tak tergoyahkan. 

“Ketika ia berkata, jiwaku memuliakan Tuhan, hatiku bergembira karena Allah penyelamatku. Maria menunjukkan bahwa keunggulannya berasal dari Tuhan yang menjadikannya istimewa di mata-Nya,” sebut Pastor John.

Montolalu juga mengungkapkan, perayaan ini juga mengingatkan kita akan penderitaan dan kesulitan yang dialami Maria sepanjang hidupnya, mulai dari mengandung Yesus hingga menyaksikan penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib. Namun, melalui semua itu, Maria tetap setia dan taat kepada kehendak Tuhan, yang akhirnya mengangkatnya ke surga dengan jiwa dan raganya.

Peringatan ini mengajak umat untuk meneladani iman dan keteguhan Maria. Khotbah tersebut mengajak kita untuk menyadari bahwa keunggulan dan keistimewaan bukanlah hasil usaha manusia semata, tetapi anugerah Tuhan yang diberikan kepada mereka yang rendah hati dan taat. 

“Dalam kehidupan sehari-hari, umat diajak untuk menatap surga, mengikuti jejak Maria, dan berusaha menjadi unggul dalam iman, meskipun harus melalui berbagai penderitaan. Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga menjadi momen penting bagi umat Katolik untuk memperkuat iman, merenungkan teladan Maria, dan menerima undangan Yesus untuk ikut serta dalam kemuliaan yang kekal. Perayaan ini menegaskan bahwa di tengah segala tantangan hidup, ada harapan dan kemuliaan yang menanti bagi mereka yang setia mengikuti jalan Tuhan, seperti yang telah ditunjukkan oleh Bunda Maria,” pungkas Pastor John.(Roy)


Minggu, 11 Agustus 2024

Pembaruan Pengurus Kelompok Kategorial Paroki GPI Mulai Bergulir



Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI) mulai melakukan pembaruan pengurus kelompok kategorial. Hal ini dilakukan karena kepengurusan periode 2021-20234 telah berakhir sejak Juni lalu.

Ancang-ancang pembaruan kepengurusan kelompok kategorial diawali sejak rapat koordinasi DPP Bidang Organisasi dan Kaderisasi dengan kelompok kategorial yang dipimpin Pastor Rekan Pst. Jan Silvianus Koraag, Pr., pada Jumat 2 Agustus 2024.

Dalam rapat tersebut Pastor Koraag mengisyaratkan agar pengurus kelompok kategorial yang berakhir masa kerjanya pada 2024 ini untuk segera melakukan pembaruan untuk kepengurusan periode 2024 - 2027. Kelompok kategorial yang pertama melaksanakan pembaruan yaitu Orang Muda Katolik (OMK) Unit Stasi Santo Petrus Mapanget Barat, Kamis 8 Agustus 2024.

Proses pembantuan dipandu oleh Pastor Rekan Pst Jan Silvianus Koraag Pr., yang dipercayakan Pastor Paroki Pst. Johanis J Montolalu Pr., bersama DPP Bidang Organisasi. Selanjutnya pembaruan juga dilakukan untuk pengurusan Putra Putri Altar (PPA) pusat paroki dan stasi-stasi pada Sabtu 10 Agustus 2024.

Pastor Koraag mengungkapkan pembaruan kepengurusan akan dilaksanakan untuk seluruh kelompok kategorial. Selanjutnya setelah terbentuk akan dilantik oleh Pastor Paroki.(Roy)


Sabtu, 10 Agustus 2024

Pastor John : Menebar Cinta dan Iman





Dalam perayaan syukur baptisan dan HUT pertama Hillary Teresa Viti Dolang putri pasangan keluarga Tian Christian Dolang dan Vhitarany Olivia Salmon di Wilayah Rohani Santo Athanasius, Sabtu 10 Agustus 2024, Pastor Johanis Josep Montolalu Pr., mengingatkan soal menebar cinta dan menebar iman.

Menebar cinta dan menebar iman tersebut dikupas Pastor John melalui bacaan hari itu, 2Korintus 9 : 6-10 dan Injil Yohanes 12 : 24- 26. 

“Paulus kepada umat di Korintus, Paulus berbicara tentang aktifitas menabur benih yang baik. Beberapa tahun lalu keluarga ini menebar cinta. Taburan cinta itu sudah berjalan dan sebagai mandat Allah sudah mendatangkan buah. Setelah setahun lalu Tuhan memberkati mereka berdua dalam pernikahan, saat ini mereka pasangan suami-istri menabur iman dengan satu kegiatan rohani, satu kegiatan sakramental dengan mempersembahkan anak mereka dibaptis menjadi anggota keluarga Allah,” ungkap Pastor John.

Lanjutnya, dengan satu harapan apa yang ditabur pada anak ini akan bertumbuh dan berkembang. Upaya pasangan suami istri ini untuk menabur cinta dan menabur iman yang malam ini kita satukan dalam perayaan syukur sebagai syukur dalam perjalanan hidup. 

“Untuk itu kita menambahkan satu lagi menabur pengharapan untuk masa depan. dengan harapan masa depan yang lebih baik bukan tidak mungkin. Paulus memberi keyakinan ini yaitu kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu, malah berkelebihan di dalam perbagai kebajikan. Sambil kita menabur pengharapan kita juga membangun keyakinan bahwa  Tuhan akan terus bersama kita,” sebut Pastor.(Roy)


Minggu, 04 Agustus 2024

Umat Paroki GPI Diajak Terus Menjadi Manusia Baru

 


Umat Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI), diajak untuk terus menjadi manusia baru. Hal ini disampaikan Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI, Pst. Johanis Josep Montolalu Pr., dalam khotbahnya pada perayaan ekaristi Hari Minggu  Biasa XVIII, Minggu (04/08/2024).

Pastor John mengungkapkan, orang katolik sudah diwariskan pengakuan iman yaitu ekaristi sebagai puncak dan pusat kehidupan Kristiani. “Tubuh dan darah Tuhan itulah pusat dan puncak kehidupan kristiani kita. Hal itu ditegaskan Kristus dalam bacaan Injil hari ini Yohanes 6 : 24 - 35. Akulah roti kehidupan, siapa saja yang datang pada Ku, ia tidak akan pernah lapar lagi dan siapa saja yang percaya kepada Ku, ia tidak akan pernah haus lagi,” tutur Pastor John yang juga adalah Sekretaris Jenderal Keuskupan Manado. 

Menurutnya, ada berbagai hambatan kita tidak datang bersekutu ke gereja untuk merayakan ekaristi, apakah sakit, apakah karena usia. Tetapi oleh gereja membuka pelayanan komuni untuk orang tua, orang sakit di rumah.

“Ini untuk menjawab kebutuhan kerinduan sekaligus untuk melayani ekaristi sebagai pusat dan puncak kehidupan kristiani. Kepada umatnya di Efesus, Rasul Paulus berbicara tentang dua manusia. Manusia lama dan manusia baru. Manusia lama harus berani menjadi manusia baru. Kenakanlah manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah. Manusia lama itu orang yang tidak mengenal Kristus, tidak percaya kepada Kristus, tidak mau mengikuti Kristus. Manusia baru adalah yang mengenal Tuhan, beriman kepada Tuhan, dan mengikuti Tuhan. Syukur kita berjumpa dalam suka cita dalam konteks ini,” sebut Montolalu. 

lanjutnya dalam Perjanjian Lama Kitab Keluaran disebutkan, orang-orang hidup dengan sia-sia. Menurutnya bangsa Israel sebagai bangsa pilihan, hidup menderita dalam perbudakan di Mesir bertahun-tahun, tetapi mereka mendapat kenikmatan tertentu yaitu mereka makan, minum yang diperlakukan secara tidak manusiawi. 

“Pikiran mereka yang penting boleh makan, yang penting boleh minum biarpun martabat dan harkat sebagai manusia diinjak-injak oleh Firaun. Pada waktu Tuhan mengeluarkan mereka dari Mesir, mau kembalikan harkat dan martabat mereka sebagai manusia, tetapi di tengah jalan apa yang terjadi, mereka jatuh dalam nostalgia yang sia-sia. Tidak mampu mengenal, tidak mampu memahami perjalanan yang sementara mereka lalui ini adalah perjalanan yang menuntun mereka pada pembebasan untuk mengembalikan harkat martabat mereka. Lebih baik tetap di mesir diperbudak Firaun yang penting masih boleh makan dan minum,” jelas Montolalu.

Menurut Pastor John bahwa, Paulus mengatakan inilah cara hidup yang sia-sia karena hanya memikirkan perut kenyang hari ini dan tidak memikirkan harkat dan martabatnya. “Tuhan masih bersabar dengan nostalgia kesia-siaan mereka dengan menurunkan manna yaitu roti dari surga dan mereka makan sampai kenyang. Dorongan manusia lama masih kuat pada mereka sehingga pikiran, perasaan perilaku hanya sampai pada perut ini kenyang. Mereka tidak berpikir manna yang mereka makan itu diberikan Tuhan dari surga untuk menguatkan imman mereka,” tukas Pastor John. 

Paulus sendiri menurut Pastor John, telah menjalani manusia lama dan meninggalkan manusia lama kemudian beralih menjadi manusia baru. 

“Dari tidak mengenal Yesus, tidak percaya Yesus, kemudian mengenal, mengimani dan mengikuti Yesus. Dengan menjadi manusia baru, Paulus menjadi pewarta Kristus dengan setia. Ekaristi yang kita rayakan, Tuhan mengundang kita menjadi manusia baru. Kita perlu menerima tubuh Kristus sebagai manusia baru dengan pengakuan iman bahwa roti dan anggur yang kita makan dan minum adalah tubuh dan darah Kristus untuk kelangsungan kehidupan kita,” sebutnya.(Roy)