Senin, 29 Juli 2024

Ibadah KBK Kevikepan Manado di Paroki GPI




Ibadah Kaum Bapak Katolik (KBK) Kevikepan Manado dilaksanakan di Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI), Senin (29/07/2024).

Ibadah dipimpin oleh bapak Rence Lebe mebawakan bacaan 1 Yohanes 4:7-16. dengan perikop “Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita.” Rence kemudian mengutip ungkapan inspirasi tokoh spiritual terkenal Bunda Teresa. “Tidak semua dari kita dapat melakukan hal-hal besar. Tetapi kita dapat melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.”

Menurutnya tidak banyak bapak-bapak mau jadi pengurus KBK atau memberi diri dalam pelayanan dalam gereja karena diperhadapkan dengan waktu, kesibukan pekerjaan dan alasan-alasan lain. Ini sama halnya yang diungkapkan Bunda Teresa, sedangkan hal-hal kecil untuk pelayanan sulit bagi kita, apalagi untuk hal yang luar biasa besar.

Ungkapan Bunda Teresa berikut yang dikuti Rence adalah, “Buah keheningan adalah doa. Buah doa adalah iman. Buah iman adalah cinta. Buah cinta adalah pelayanan. Buah pelayanan adalah damai.” 

Sementara itu ketua KBK Kevikepan Manado Aldrin Anis dalam sambutannya mengungkapkan ibadah KBK ini selain untuk meningkatkan iman juga sebagai kebersamaan sebagai bapak-bapak umat Katolik.

“Lebih jauh dari itu seperti dalam khotbah tadi mengambil kata-kata bijak Bunda Teresa tentang perbuatan kecil dengan cinta yang besar. Kita bisa saling bantu kalau ada masalah,” tutur Anis.

Dari Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta hadir Wakil Ketua II Jefry Lontoh, pengurus unit I, Ketua Unit II Jufry Lontoh, pengurus unit III, Ketua Unit IV, Denny Karamoy, dan para bapak-bapak KBK. Sedangkan dari Kevikepan dihadiri pengurus KBK Kevikepan Manado.(Roy)



Sabtu, 27 Juli 2024

Paroki GPI Juara Umum Lomba dalam Rangka Yubileum Paroki YGYB Rike


Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI) merajai perlombaan yang digelar Paroki Yesus Gembala Yang Baik (YGYB) Rike dalam rangka Yubileum HUT ke-50. Penyerahan hadiah dilaksanakan pada acara puncak Yubileum Paroki YGYB Rike, Sabtu (27/07/2024).

Seluruh lomba tingkat Kevikepan Manado diikuti Paroki GPI yang dipimpin Pastor Johanis Josep Montolalu Pr., bersama pastor rekan Pst., Jan Silvianus Koraag Pr. Alhasil Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI meraih meraih Juara Umum dengan mengoleksi:

  • Juara 1 Lomba Paduan Suara OMK plus.

  • Juara 1 Lomba Badminton KBK.

  • Juara 1 Lomba Tenis Meja KBK.

  • Juara 2 Lomba Bertutur Kitab Suci Sekami.

  • Juara 3 Lomba OMK Idol.

  • Juara Harapan 2 Line Dance WKRI.

Piala dan hadiah diserahkan oleh Pastor Paroki YGYB Rike Pst., Ferry Runtu dan diterima oleh perwakilan Paroki GPI dalam hal ini Koordinator Bidang II Organisasi, Rommy Humokor.

Pastor Paroki GPI Pst., Johanis Montolau Pr., melalui Pst., Jan Silvianus Koraag Pr., dalam misa menyampaikan apresiasi dan berterima kasih atas seluruh upaya serta kerja keras dari selama ini tim kerja dan siapa pun yang terlibat dalam lomba tersebut.(Roy)


Selasa, 23 Juli 2024

KIK Sta Brigitta Diajak Mendalami Kerahiman Allah

 



Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI) Pst., Johanis Montolalu Pr., menekankan pentingnya semangat tobat yang mendalam, yang diharapkan dapat mengantarkan umat untuk lebih merasakan kerahiman Allah. Hal itu disampaikan dalam khotbah saat memimpin misa syukur dalam rangka perayaan pesta pelindung dan HUT ke-1 Kaum Ibu Katolik (KIK) Santa Brigitta dari Swedia dalam Wilayah Rohani St Fidelis Sigmaringen, Selasa, 23 Juli 2024.

Pastor Johanis menggambarkan kualitas luar biasa yang dimiliki oleh para ibu, yang secara spiritual membawa rahim Allah yang Maharahim. 

“Kebetulan yang diangkat sebagai tema untuk malam ini adalah semoga Yesus Kristus sang penebus dunia menganugerahkan kepada kita Rahmat untuk ambil bagian dalam sengsara Nya melalui semangat tobat yang mendalam. Ia menjelaskan bahwa saat manusia menyadari kelemahan dan dosa-dosanya, mereka seharusnya mencari rahim spiritual, bukan hanya aspek biologis. 

“Titik temu dari semangat tobat yang dibawa oleh manusia adalah rahim Allah yang Maha Rahim. Secara biologis rahim itu dibawa oleh mama-mama ato ibu-ibu. Tapi secara spiritual rahim itu ada pada Allah dan pada waktu manusia mulai sadar akan kelemahan, akan kesalahan akan dosa-dosanya maka kemudian yang dia cari bukan otak papanya, yang dia cari bukan otot laki-laki. Tetapi yang dia cari adalah rahim. Seakan-akan mau masuk kembali ke dalam rahim ibunya,” sebut Pastor John.

Hal ini merujuk pada ajaran Yesus tentang kelahiran kembali, yang mengajak umat untuk kembali kepada pengasuhan dan perawatan Allah.

“Masuk kembali ke dalam rahim spiritual Allah karena Allah itu memang Maharahim. Untuk menikmati kembali pengasuhan dan perawatan yang luar biasa yang diberikan oleh Allah, sebagai penyelenggara kehidupan,” tutur Pastor John.

Dalam konteks ini, Pastor Johanis juga menyoroti peran Maria sebagai ibu yang membawa kerahiman, baik dalam kehidupan Yesus maupun dalam pengajaran kepada umat. 

“Itulah satu keunggulan yang tetap dibutuhkan di dalam gereja yaitu bahwa Yesus sudah hadir di dunia ini sambil membawa kerahiman itu dan begitulah juga Maria terus-menerus mencari dan merangkul Yesus anaknya sambil membawa kerahiman itu,” ungkapnya.

Lanjutnya dalam dua peristiwa terungkap kerahiman Allah melalui Maria yang luar biasa. Pada waktu usia 12 tahun, Yesus ada di dalam bait Allah dan Maria datang dan menemukan putranya di situ. Sebagai seorang ibu Maria dengan cemas bertanya pada Yesus. Tapi apa jawaban Yesus kenapa mencari diriNya. Ia mengingatkan bahwa Maria, meskipun tidak disebutkan secara langsung oleh Yesus, adalah contoh sempurna dari seseorang yang mendengarkan dan melaksanakan sabda Allah. Dalam bacaan hari ini Injil Markus 12 : 46-50, ketika Yesus berada di tengah kerumunan orang dan Maria dan saudara-saudaranya mencariNya. 

“Siapa ibu saya, siapa saudara-saudara saya, teapi tidak menunjuk ibuNya itu, tidak menuju saudara-saudaraNya,  tapi menunjuk yang lain ya inilah ibuku, inilah saudara-saudaraku. Sebetulnya Yesus mau bilang siapakah ibunya, yang Yesus mau bilang siapakah Maria, tetapi tidak menunjuk Maria. Tetapi yang Yesus mau tunjuk adalah ibunya, yang mau Dia tunjuk itu ibu saya. Diam-diam Yesus sebetulnya mau memuji ibunya, mau puji Maria di hadapan orang banyak, tetapi tidak menyebutkannya,” ungkap Pastor John.

Lebih lanjut menurut Pastor Johanis, dalam bentuk pengajaran kepada orang banyak Yesus mengungkapkan ibunya adalah yang mendengarkan dan melaksanakan sabda Allah. 

“Apa yang Yesus katakan untuk orang banyak itu persis yang sudah dibuat oleh Maria. Dia sudah dengarkan sabda Allah dalam bentuk dialog dengan malaikat dalam ungkapan jadilah padaku menurut yang kau katakan. Kemudian dia membuktikan memang melaksanakan itu sampai berjalan bersama dengan Yesus di jalan salib. kemudian memangku Yesus di pangkuannya sesudah diturunkan dari salib,” papar Pastor. 

Pastor berharap semoga kedekatan yang sudah terungkap selama ini dalam perjumpaan dengan anak-anak bukan hanya merupakan satu kedekatan biologis, tapi memang sungguh menghadapinya dalam panggilan sebagai perempuan.

“Sebagai ibu dengan satu tugas penting di dalam keluarga yaitu menyalurkan terus-menerus kerahiman Allah ini kepada siapapun,” pungkas Pastor John.

Misa syukur tersebut juga dihadiri Koordinator Bidang I Kerohanian DPP Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI Agustinus Jehosua dan Koordinator Bidang II Organisasi, Rommy Humokor dan Ketua Wilayah Rohani St Fidelis Dari Sigmaringen Fanny Moniung.(Roy)


Silahkan ikuti channel YouTube Komsosparokigpi


Senin, 22 Juli 2024

Refleksi 62 Tahun Pastor Montolalu, Membuat Hidup Menjadi Istimewa

 


Ulang tahun ke-62 Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah GPI, Pst., Johanis Josep Montolalu Pr menjadi momen refleksi yang dalam dan penuh makna bagi umat. Pastor John  mengingatkan umat untuk berusaha membuat hidup istimewa dengan siap sedia berjuang dan terus lahir kembali.

Dalam Misa Hari Minggu Biasa XVI, 21 Juli 2024, Pastor John merayakan ulang tahunnya yang ke-62 dengan memberikan kesaksian penuh makna kepada umat paroki. Mengawali kesaksiannya, Pastor Montolalu mempertanyakan apakah usia 62 tahun masih istimewa?. "Keistimewaan pertama adalah saya lahir tahun 1962 dan hari ini saya berusia 62 tahun. Keistimewaan kedua adalah kita berkumpul bersama dalam persekutuan umat paroki dalam perayaan syukur ekaristi," ungkapnya.

Keistimewaan ketiga, Pastor Montolalu merujuk pada Injil Markus 6:30-34 yang dibacakan pada misa hari itu. Ia menyebutkan kita harus berusaha menjadi the wanted, seperti halnya Yesus adalah "the wanted" dalam arti positif. Karena kemanapun Yesus pergi, Dia dicari dan dirindukan oleh banyak orang. 

"Jika ingin menjadi istimewa, kita harus dirindukan sebagai orang yang melakukan karya baik," tambahnya.

Lebih lanjut, Pastor Montolalu memberikan pandangannya tentang bagaimana menjaga hidup tetap manis dan penuh cinta. "Hidup kita harus dijaga supaya tetap sweet atau manis. Saya di pastoran dihidangkan kopi pahit, tetapi terasa manis karena dihidangkan, disajikan, dan dibawakan dengan cinta. Meskipun saya sudah berumur 62 tahun, hidup saya terasa sweet karena saya merasa dicintai, diterima dengan cinta, dilayani dengan cinta," jelasnya.

Pastor Montolalu juga menekankan bahwa kehidupan kehidupan itu membutuhkan pertandingan yang terus menerus. Menurutnya hidup itu tidak mungkin berada pada umur yang sama, level yang sama selamanya, maka hidup itu  harus terus berkembang.

"Hidup itu harus terus berkembang. Hidup itu bukan sekali lahir, tetapi lahir terus. Sudah lahir dari hidup, sudah lahir dari sakramen permandian, sudah lahir dari sakramen perkawinan, lahir kembali dari sakramen imamat. Hidup itu berulang-ulang kali hidup terus," ujar Pastor Montolalu.

Sebagai penutup, ia membagikan resep agar hidup tetap istimewa. "Hidup itu harus siap sedia untuk bertanding dan siap sedia untuk lahir kembali," pesan Pastor Montolalu kepada umat paroki.

Perayaan HUT ke 62 Pastor John Montolalu dilaksanakan usai misa pertama yang dihadiri Pengurus DPP, Pengurus Stasi, umat dan keluarga. Acara HUT Pastor John berlangsung meriah diisi dengan penampilan bertutur Kitab Suci oleh Sekami, lagu oleh OMK dan line dance oleh WKRI.(Roy)


Sabtu, 13 Juli 2024

Pastor Johanis Montolalu Ingatkan Pengelolaan Harta Benda Gereja

 


Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah Pst., Johanis J Montolalu Pr., didampingi Pastor Rekan Pst., Jan Silvianus Koraag Pr., menekankan pentingnya pengelolaan Harta Benda Gereja (HBG) yang baik dan benar sebagai upaya untuk mendukung karya-karya pastoral di Keuskupan Manado. Hal ini diungkapkannya saat memimpin rapat evaluasi program 2024 dan persiapan perencanaan program kerja 2025, Sabtu 13 Juli 2024 di aula paroki. 

Pastor Johanis Montolalu mengungkapkan Kanon 1254 menegaskan bahwa Gereja Katolik memiliki hak untuk memperoleh, memiliki, mengelola, dan mengalih-milikkan harta benda secara mandiri. “Meskipun demikian, hukum sipil seperti pengurusan sertifikat tanah dan pembayaran pajak tetap harus diindahkan. Proses pembelian dan transaksi dilakukan atas nama lembaga gereja, bukan individu, untuk menjaga keutuhan kepemilikan HBG dan menumbuhkan rasa memiliki di kalangan umat,” ungkap Montolalu.

Lanjutnya, sumber utama HBG adalah umat beriman sendiri, melalui kolekte, donasi, dan pemberian lainnya. Kanon 1260 menegaskan hak Gereja untuk menuntut dari umat beriman kristiani apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan gereja. “Uskup setempat bertindak sebagai penanggung jawab utama dalam pengelolaan HBG, bersama dengan Dewan Keuangan Keuskupan yang menyusun pedoman sesuai hukum gereja,” jelas Pastor John.

Pastor John mengingatkan, spiritualitas dalam pengelolaan HBG sangat penting. Dimana tujuan utama dalam mengelola HBG adalah untuk mewujudkan Kerajaan Allah. 

“Pelibatan umat dalam pengumpulan dan pengelolaan HBG dilakukan dengan transparansi dan tanggung jawab, memastikan sumbangan digunakan sesuai niat pemberi. Dengan pengelolaan HBG yang baik dan benar, gereja dapat terus berkembang dan memberikan manfaat pastoral yang maksimal. Inisiatif ini mendukung kemajuan karya-karya pastoral dan menciptakan iklim yang kondusif bagi umat Katolik untuk bersekutu, beriman, dan merayakan iman mereka,” tutur Pastor John.

Rapat ini dihadiri koordinator-koordinator bidang, seksi DPP, DKP, para ketua dan bendahara wilayah rohani serta ketua dan bendahara kelompok kategorial.(Roy)

Rabu, 10 Juli 2024

Santo Benedictus

 11 Juli



Santo Benedictus dikenal sebagai pendiri cara hidup monastik di Eropa Barat. Ia meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi seorang pertapa. Kemudian ia mendirikan sebuah tarekat yang dikenal dengan namanya, ordo Benediktin, yang bermarkas di Monte Casino. Benediktus lahir di Nursia, Italia Tengah sekitar tahun 480 dan meninggal dunia di Monte Casino pada tahun 547. 

Saudarinya, Skolastika, yang kemudian menjadi seorang Santa, adalah seorang religius sejati yang membaktikan dirinya kepada Tuhan dan sesama. Benediktus dikirim ke Roma untuk melanjutkan pendidikannya.

Rekan-rekannya sangat mencintai dia dan percaya akan kemampuannya membuat mukzijat.

Ia menemukan suatu tempat pengungsian yang sepi di dalam sebuah gua di atas gunung Subiako, 50 mil sebelah timur kota Roma. Di dalam gua itu, ia bertapa selama tiga tahun.

Reputasi Benediktus sebagai seorang pertapa tidak bisa terus disembunyikan. Ketika superior dari sebuah biara di dekat gua pertapaannya meninggal dunia, biarawan-biarawan itu meminta Benediktus menjadi pemimpin mereka. Tetapi ia menyadari, bahwa kehidupan di biara itu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Benediktus berusaha memperbaiki situasi biara itu, namun tidak semua biarawan setuju, bahkan ada yang membenci dan berupaya meracuninya. Beruntung gelas yang berisi racun itu tiba-tiba saja hancur berantakan ketika dijamahnya.

Benediktus segera meninggalkan biara itu dan ke gua Subiako dan mengumpulkan banyak pertapa. Benediktus mendirikan sebuah gereja yang dipersembahkan kepada Santo Yohanes Pembaptis. Inilah awal dari biara Monte Kasino yang terkenal itu. Enam hari sebelum wafatnya, Benediktus menyuruh rekan-rekannya menyiapkan kuburnya di samping saudarinya Skolastika yang meninggal enam minggu sebelumnya. Relikiu Benediktus dan Skolastika ditemukan kembali pada tahun 1950 di bawah reruntuhan altar gereja Monte Kasino yang hancur pada masa Perang Dunia II.

Semua berita tentang kehidupan Benediktus diketahui dari buku "Dialog" karangan Paus Gregorius Agung yang ditulis 50 tahun setelah kematian Benediktus. Santo Benediktus biasanya digambarkan sebagai seorang Abbas yang sedang memegang satu salinan aturan hidup membiara.

Selasa, 09 Juli 2024

Jangan Lupakan Sejarah, Jadilah Manusia untuk Orang Lain

 


Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI, Pst., Johanis Montolalu Pr, memberikan kotbah inspiratif dalam misa syukur di Wilayah Rohani Santa Maria Ratu Pencinta Damai (MRPD), Selasa, 9 Juli 2024. Kotbah ini berkaitan dengan perayaan pesta pelindung dan ulang tahun wilayah rohani tersebut. 

Misa dipimpin oleh Pastor Rekan, Pst. Jan Silvianus Koraag Pr., sedangkah kotbah dibawakan Pastor Johanis Montolalu. Pastor Johanis memulai dengan menyebutkan bahwa misa syukur ini berkenaan dengan dua peristiwa iman penting yaitu pesta pelindung Maria Ratu Pencinta Damai dan peringatan berdirinya wilayah rohani ini yang keempat tahun.

"Menikmati hujan tetapi sambil juga mendapatkan kekuatan dari sabda Tuhan dan juga dari perjamuan malam hari ini kita berkumpul untuk dua peristiwa iman ini yang pertama yaitu pesta pelindung Maria Ratu Pencinta Damai dan yang kedua adalah berdirinya wilayah rohani ini dalam peringatan 4 tahun untuk tahun 2024 ini," ujarnya.

Pastor Johna mengingatkan umat untuk tidak melupakan sejarah, merujuk pada perikop dari Kitab Hosea. "Kita berkumpul untuk merayakan hari ulang tahun yang keempat. Ini tentu dengan catatan ini kita merayakannya karena kita tidak melupakan sejarah 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun. Kita diajak untuk tidak melupakan sejarah," katanya.

Pastor Johanis menggambarkan bagaimana umat Israel tidak bisa hidup dalam damai karena melupakan sejarah besar yang Allah lakukan untuk mereka. 

"Mereka melupakan sejarah dan karena melupakan sejarah maka mereka hidup tidak dalam damai. Nah sambil kita bersyukur mengangkat perayaan hari ini syukuran 4 tahun berdirinya wilayah rohani ini. Ini adalah tanda-tanda baik bahwa kita adalah orang yang dibesarkan dengan syukur," tuturnya.

Pastor juga menekankan pentingnya berdamai dengan sejarah dan orang lain, serta belajar dari pengalaman dan peristiwa masa lalu. "Nah dengan merayakan syukuran 4 tahun ini kita mau nyatakan bahwa kita tidak melupakan sejarah dan jalan terus untuk tetap mengingat catatan-catatan sejarah itu. Itu salah satu jalan, salah satu cara untuk mengikuti Maria sebagai Ratu Pencinta Damai dan kita bangun kedamaian terutama dengan berdamai dengan sejarah itulah sejarah masa lampau," katanya.

Dalam perayaan ini, Pastor Johanis juga mengajak umat mengenang kegiatan yang telah dilakukan, seperti kunjungan ke panti tuna grahita dan refleksi di alam terbuka. "Begitulah juga bapak ibu saudara-saudari alami pada waktu berkunjung ke panti tuna grahita atau ke kunjungan-tunjukan yang lain. Itu salah satu kegiatan yang sudah dibuat dan dilanjutkan dengan refleksi di alam terbuka dan di situ kita merenung dan permenungan yang kita angkat sebagai satu teladan dari Bunda Maria yaitu sikap diam yang bagus," katanya.

Pastor John mengajak umat untuk terus membangun kedamaian dalam kehidupan sehari-hari dengan menjadi manusia untuk orang lain, mencontoh Yesus yang berjumpa dengan orang sakit dan lemah. 

"Wilayah Rohani ini sebagai satu persekutuan iman sebagai satu Wilayah Rohani mau tunjukkan merayakan pesta pelindung dan hari ulang tahun yang keempat ini dengan menjadi momen ada manusia untuk orang lain dan itulah yang sudah ditampilkan oleh Yesus berjumpa dengan orang sakit. Yesus tampil sebagai manusia untuk berjumpa dengan orang-orang sakit. Yesus tampil sebagai manusia untuk orang-orang sakit untuk orang-orang yang berkelemahan dan berkekurangan itu," jelasnya.

Pastor Johanis mengakhiri kotbahnya dengan mengingatkan jemaat untuk selalu berdamai dengan sejarah dan orang lain, serta menjadi manusia untuk orang lain. 

"Mudah-mudahan spirit ini tetap menjadi spirit kita. Dua konsep perdamaian ini menjadi spirit kita untuk berjalan dengan berdamai dengan sejarah secara masa lampau dan masa depan berdamai dengan orang lain lewat rupa-rupa bentuk sambil berjuang untuk menjadi manusia untuk orang lain," tutupnya.

Perayaan pesta pelindung ini juga semarak dengan doorprize dengan hadiah-hadiah unik.(Roy)


Minggu, 07 Juli 2024

OMK Paroki GPI Juarai Lomba Paduan Suara Yubileum Paroki YGYB Rike



Upaya kurang lebih sebulan berlatih, akhirnya paduan suara Orang Muda Katolik (OMK) plus beberapa orang dewasa Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI) akhirnya membuahkan hasil memuaskan dan membanggakan. Paduan suara OMK plus Paroki GPI berhasil menjuarai lomba dalam rangka Yubileum 50 tahun Paroki Yesus Gembala Yang Baik (YGYB) Rike pada Sabtu (06/07/2024). 

Koor yang berjumlah sekitar 40 orang ini dilatih oleh Kevin Bosco Wantalangi yang tentunya telah mengukir nama tidak hanya di Sulawesi Utara tetapi juga sampai taraf nasional. Dalam lomba tersebut juara I diraih Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI dengan nilai 84,30, juara II Paroki Santu Yosep Pekerja Manado dengan nilai 84,10, juara III Paroki Santa Veronica Kayuwatu dengan nilai 83,25, peringkat IV Paroki Ratu Rosari Suci Tuminting dan peringkat V, Paroki Bunda Hati Kudus Kairagi.



Paduan suara OMK ini mendapat dukungan penuh Pastor Paroki GPI Pst. Johanis Montolalu Pr., dan Pastor Rekan Pst. Jan Silvianus Koraag Pr. Dalam setiap latihan Pastor John Montolalu mengungkapkan kalau paduan suara untuk lomba di Paroki YGYB tersebut adalah rencana jangka pendek saat ini. 

“Jangka panjang sebenarnya yaitu kita memiliki padua suara atau koor OMK yang tampil untuk memuji memuliahkan Tuhan. Karena yang saya dengar awal-awalnya saat masih stasi ada koor OMK. Kalau koor KBK kita tidak diragukan lagi sudah berprestasi, nah sekarang OMK,” tutur Pastor John sekaligus berterima kasih kepada semua yang terlibat dalam koor OMK plus, memberi diri, mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran.(Roy)


Sabtu, 06 Juli 2024

Pastor Johanis Montolalu: Tingkatkan Level Menjadi Murid Yesus yang Sejati

 

Pastor Johanis J. Montolalu Pr.


Pada perayaan ekaristi Hari Minggu Biasa XIV, 7 Juli 2024, Pastor Johanis Montolalu Pr mengajak umat Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah untuk menaikan level dari hanya pengagum menjadi murid Yesus yang sejati.

Dalam kotbahnya, Pastor John mengupas Bacaan I yang diambil dari Yehezkiel 2:2-5, Bacaan II dari 2 Korintus 12:7-10 dan Injil Matius 6:1-6. Pastor John membahas tentang tiga kelompok yang digambarkan dalam Kitab Suci, yaitu kelompok pemberontak, kelompok pengagum, dan kelompok murid.

Pastor Johanis memulai dengan kelompok pemberontak, yang disebutkan dalam Kitab Yehezkiel. "Kelompok ini adalah mereka yang menolak ajaran Kristus dan memberontak terhadap-Nya. Mereka tidak mau menerima hikmat dan mujizat yang diperbuat Yesus," ujar Pastor Johanis. Ia menekankan bahwa kelompok pemberontak ini tidak memiliki tempat dalam perjalanan iman kita.

Selanjutnya, Pastor John, berbicara tentang kelompok pengagum. 

"Orang kampung yang melihat dan mendengar tentang Yesus menunjukkan kekagumannya, tetapi sayangnya, kekaguman mereka tidak tulus. Mereka mengagumi Yesus, namun dengan prasangka dan kecemasan, menempatkan Yesus sebagai saingan. Akhirnya, mereka menolak-Nya," jelas Pastor Johanis. Ia menekankan bahwa kekaguman saja tidak cukup jika tidak disertai dengan penerimaan yang tulus.



Kemudian, Pastor Johanis beralih ke kelompok murid, kelompok yang paling diharapkan. "Kelompok murid bukan sekedar mengagumi, tetapi mereka menerima Yesus dan mengikuti ajaran serta teladan hidup-Nya. Mereka siap menghadapi konsekuensi, termasuk penderitaan, demi mengikuti Yesus. Inilah yang membedakan mereka dari sekedar pengagum," tegasnya.

Pastor Johanis mengajak umat untuk menghindari menjadi bagian dari kelompok pemberontak dan pengagum yang tidak tulus. 

"Sebagai murid Yesus, kita harus bersatu dalam kelompok murid yang sejati. Kita perlu mengenal, mengagumi, dan menerima Yesus dalam hidup kita, serta membiarkan Roh-Nya bekerja dalam diri kita," katanya.

Ia mengingatkan umat untuk terus meningkatkan level iman mereka. "Kenal Yesus bukan hanya sekedar mengetahui nama, tempat lahir, atau keluarga-Nya. Kita harus level up, mengenal ajaran dan teladan-Nya, mengagumi-Nya dengan tulus, menerima-Nya dan melaksanakan perintah-Nya sepenuhnya dalam hidup kita," imbuh Pastor Johanis.

Di akhir kotbahnya, Pastor Johanis mengajak jemaat untuk berdoa agar hati mereka terbuka untuk mengenal, mengagumi, dan menerima Yesus. 

“Kita berdoa begini, Allah Bapa yang penuh kasih Engkau telah mengutus Putra Mu untuk menyapa dan menyadarkan kami. Bukalah hati kami untuk mengenalmu mengagumi dan menerima Yesus. Ini langkah penting supaya kita boleh selalu level up dalam pertumbuhan dan perkembangan hidup kita sebagai orang beriman. Mari kita menjadi murid Yesus yang sejati, yang hidup sesuai dengan ajaran-Nya dan siap menghadapi segala konsekuensi demi iman kita. Semoga demikian, amin," tutupnya.(Roy)


Kamis, 04 Juli 2024

Pentingnya Angka 3 Bagi Frater Diros di Paroki GPI

 


Angka 3 memiliki makna yang sangat penting bagi Frater Diros Pugon Pr. saat melaksanakan tugas orientasi pastoral di Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI). Hal ini diungkapkan oleh Pastor Paroki, Pastor Johanis Montolalu, dalam acara perpisahan Frater Diros dengan umat Stasi Carolus Borromeus Kima Atas, Kamis (04/07/2024).

Pastor John Montolalu menyoroti sejumlah momen yang menunjukkan pentingnya angka 3 bagi Frater Diros. “Acara perpisahan Frater diadakan tiga kali: di Stasi Santo Petrus Mapanget Barat, Pusat Paroki, dan kini di Stasi Santo Carolus Borromeus Kima Atas,” ujar Pastor Montolalu. Ia juga menambahkan bahwa Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta memiliki tiga gereja pelayanan: Pusat Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta, Stasi Carolus Borromeus Kima Atas, dan Stasi Mapanget Barat.

Frater Diros memulai pelayanannya pada tanggal 31 Januari 2023 dan menyelesaikannya pada tanggal 30 Juni 2024, memperkuat simbolisme angka 3 dalam periode pelayanannya. “Di acara malam ini, disiapkan tiga kursi untuk Saya, Pastor Alor, dan Frater Diros. Di sini juga ada tiga pot bunga dan tiga tiang yang dipasangi balon, meski ada banyak tiang lainnya,” jelas Pastor Montolalu.

Selain itu, Pastor Montolalu mengaitkan angka 3 dengan ajaran Kristen, mengingatkan bahwa Yesus membawa tiga murid ke Gunung Tabor untuk menyaksikan kemuliaan Tuhan. “Untuk Frater Diros dan kita semua, mari kita mendaki menuju kemuliaan, mempersiapkan diri untuk tiga tahun ke depan yang akan membawa kemuliaan berupa tahbisan,” lanjutnya.

Pastor Montolalu juga mengingatkan pentingnya angka 3 dalam kehidupan spiritual, mengacu pada Allah Tritunggal: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Acara perpisahan ini menjadi momen refleksi bagi umat dan Frater Diros, yang belajar menghargai pesan dan simbolisme angka 3 dalam perjalanan spiritual mereka.

Acara Perpisahan ini juga dihadiri Pastor Jan Silvianus Koraag Pr., Frater Diros Pugon Pr., Ketua Stasi Elvi Tololiu dan umat Stasi Santo Carolus Borromeus. Frater berterima kasih kepada pengurus Stasi Carolus Boromeus dan umat yang telah menerimanya dan membantu dalam pelayanan. Begitu juga Ketua Stasi Elvi Tololiu berterima kasih kepada Frater Diros yang telah melayani umat stasi dengan suka cita.”Semoga Frater bisa menyelesaikan panggilan suci ini dan ditahbiskan sebagai imam,” tutur Tololiu.(Roy)


Rabu, 03 Juli 2024

Santa Elisabeth dari Portugal

 4 Juli





Santa Elisabeth dari Portugal ini merupakan Puteri Raja Pedro III dari Aragon dan cucu Santa Elisabeth dari Hungaria. Ia lahir pada tahun 1271 dan meninggal dunia di Estremoz pada tanggal 4 Juli 1336. Ia dijuluki "Pembawa Damai" karena keberaniannya menghentikan pertikaian antara raja-raja Castile, Aragon dan Portugal pada abad ke-14. Teladan hidupnya di kemudian hari menjadi contoh bagi para ibu rumah tangga, terlebih-lebih bagi mereka yang mengalami penderitaan batin karena ulah suaminya.

Pada usia 12 tahun ia dinikahkan dengan Raja Dionisius I dari Portugal, seorang raja yang rajin dan adil tetapi bejat dalam pribadinya. Ia lekas cemburu dan tidak mempercayai kesetiaan isterinya, padahal ia sendiri tidak setia dan sering berbuat serong.

Meskipun demikian, Elisabeth tetap teguh memegang prinsip-prinsip imannya. Setiap hari ia tetap berdoa memohon peneguhan Tuhan. Elisabeth adalah seorang permaisuri yang sederhana dalam hal makan-minum dan berpakaian.

Ia membantu wanita-wanita yang tidak kawin, menyiapkan penginapan kepada para peziarah dan mendirikan sejumlah lembaga amal, seperti rumah sakit Coimbra, sebuah tempat penampungan bagi anak-anak yang terlantar, dan sebuah rumah bagi wanita-wanita pendosa yang bertobat. Di samping anak-anak kandungnya sendiri, ia juga merawat dan mendidik anak-anak suaminya yang lahir dari perkawinan gelapnya dengan wanita-wanita lain.

Kesucian hidup Elisabeth dan doa-doanya berhasil meluluhkan kekerasan Dionisius dan menghantarnya kepada pertobatan. Setelah bertobat, Dionisius meninggal dunia pada tahun 1325. Sepeninggal Dionisius, Elisabeth menjadi seorang biarawati dalam Ordo Fransiskan di Coimbra, sambil terus mengusahakan perdamaian di antara raja-raja Castile, Aragon dan Portugal.

Elisabeth meninggal ketika sedang dalam perjalanan misi untuk menghentikan suatu konflik yang melibatkan puteranya Raja Alfonso IV. Ia dimakamkan di kota Coimbra. Pada tahun 1625, ia digelari 'Kudus' oleh Gereja.


Jika Anda Mengadili Orang, Anda Tidak Akan Punya Waktu Mencintai Mereka