
Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI) Pst., Johanis Montolalu Pr., menekankan pentingnya semangat tobat yang mendalam, yang diharapkan dapat mengantarkan umat untuk lebih merasakan kerahiman Allah. Hal itu disampaikan dalam khotbah saat memimpin misa syukur dalam rangka perayaan pesta pelindung dan HUT ke-1 Kaum Ibu Katolik (KIK) Santa Brigitta dari Swedia dalam Wilayah Rohani St Fidelis Sigmaringen, Selasa, 23 Juli 2024.
Pastor Johanis menggambarkan kualitas luar biasa yang dimiliki oleh para ibu, yang secara spiritual membawa rahim Allah yang Maharahim.
“Kebetulan yang diangkat sebagai tema untuk malam ini adalah semoga Yesus Kristus sang penebus dunia menganugerahkan kepada kita Rahmat untuk ambil bagian dalam sengsara Nya melalui semangat tobat yang mendalam. Ia menjelaskan bahwa saat manusia menyadari kelemahan dan dosa-dosanya, mereka seharusnya mencari rahim spiritual, bukan hanya aspek biologis.
“Titik temu dari semangat tobat yang dibawa oleh manusia adalah rahim Allah yang Maha Rahim. Secara biologis rahim itu dibawa oleh mama-mama ato ibu-ibu. Tapi secara spiritual rahim itu ada pada Allah dan pada waktu manusia mulai sadar akan kelemahan, akan kesalahan akan dosa-dosanya maka kemudian yang dia cari bukan otak papanya, yang dia cari bukan otot laki-laki. Tetapi yang dia cari adalah rahim. Seakan-akan mau masuk kembali ke dalam rahim ibunya,” sebut Pastor John.
Hal ini merujuk pada ajaran Yesus tentang kelahiran kembali, yang mengajak umat untuk kembali kepada pengasuhan dan perawatan Allah.
“Masuk kembali ke dalam rahim spiritual Allah karena Allah itu memang Maharahim. Untuk menikmati kembali pengasuhan dan perawatan yang luar biasa yang diberikan oleh Allah, sebagai penyelenggara kehidupan,” tutur Pastor John.
Dalam konteks ini, Pastor Johanis juga menyoroti peran Maria sebagai ibu yang membawa kerahiman, baik dalam kehidupan Yesus maupun dalam pengajaran kepada umat.
“Itulah satu keunggulan yang tetap dibutuhkan di dalam gereja yaitu bahwa Yesus sudah hadir di dunia ini sambil membawa kerahiman itu dan begitulah juga Maria terus-menerus mencari dan merangkul Yesus anaknya sambil membawa kerahiman itu,” ungkapnya.
Lanjutnya dalam dua peristiwa terungkap kerahiman Allah melalui Maria yang luar biasa. Pada waktu usia 12 tahun, Yesus ada di dalam bait Allah dan Maria datang dan menemukan putranya di situ. Sebagai seorang ibu Maria dengan cemas bertanya pada Yesus. Tapi apa jawaban Yesus kenapa mencari diriNya. Ia mengingatkan bahwa Maria, meskipun tidak disebutkan secara langsung oleh Yesus, adalah contoh sempurna dari seseorang yang mendengarkan dan melaksanakan sabda Allah. Dalam bacaan hari ini Injil Markus 12 : 46-50, ketika Yesus berada di tengah kerumunan orang dan Maria dan saudara-saudaranya mencariNya.
“Siapa ibu saya, siapa saudara-saudara saya, teapi tidak menunjuk ibuNya itu, tidak menuju saudara-saudaraNya, tapi menunjuk yang lain ya inilah ibuku, inilah saudara-saudaraku. Sebetulnya Yesus mau bilang siapakah ibunya, yang Yesus mau bilang siapakah Maria, tetapi tidak menunjuk Maria. Tetapi yang Yesus mau tunjuk adalah ibunya, yang mau Dia tunjuk itu ibu saya. Diam-diam Yesus sebetulnya mau memuji ibunya, mau puji Maria di hadapan orang banyak, tetapi tidak menyebutkannya,” ungkap Pastor John.
Lebih lanjut menurut Pastor Johanis, dalam bentuk pengajaran kepada orang banyak Yesus mengungkapkan ibunya adalah yang mendengarkan dan melaksanakan sabda Allah.
“Apa yang Yesus katakan untuk orang banyak itu persis yang sudah dibuat oleh Maria. Dia sudah dengarkan sabda Allah dalam bentuk dialog dengan malaikat dalam ungkapan jadilah padaku menurut yang kau katakan. Kemudian dia membuktikan memang melaksanakan itu sampai berjalan bersama dengan Yesus di jalan salib. kemudian memangku Yesus di pangkuannya sesudah diturunkan dari salib,” papar Pastor.
Pastor berharap semoga kedekatan yang sudah terungkap selama ini dalam perjumpaan dengan anak-anak bukan hanya merupakan satu kedekatan biologis, tapi memang sungguh menghadapinya dalam panggilan sebagai perempuan.
“Sebagai ibu dengan satu tugas penting di dalam keluarga yaitu menyalurkan terus-menerus kerahiman Allah ini kepada siapapun,” pungkas Pastor John.
Misa syukur tersebut juga dihadiri Koordinator Bidang I Kerohanian DPP Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI Agustinus Jehosua dan Koordinator Bidang II Organisasi, Rommy Humokor dan Ketua Wilayah Rohani St Fidelis Dari Sigmaringen Fanny Moniung.(Roy)
Silahkan ikuti channel YouTube Komsosparokigpi