Dalam khotbahnya pada Misa kedua Pesta Pembaptisan Tuhan pada Minggu, 12 Januari 2025, di Gereja Paroki Bunda Teresa dari Calcutta, Griya Paniki Indah (GPI), Pastor Fransiscus Antonio Runtu Pr, mengajak umat untuk merenungkan makna pembaptisan sebagai awal dari kehidupan iman dan perjalanan sebagai anak-anak Allah.
Mengacu pada Bacaan Injil Lukas 3:15-16, 21-22, Pastor Fransiscus menekankan bahwa iman Kristiani memiliki keunikan karena meyakini bahwa Allah sendiri telah menjadi manusia. “Setelah proses kelahiran, Allah yang menjadi manusia itu dinyatakan melalui pembaptisan. Suara dari surga berkata, ‘Engkaulah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan,’” ungkap Pastor Angki.
Lanjutnya ratakanlah jalan bagi Tuhan, jadi hidup itu merupakan proses. Menurutnya orang lebih senang jalan yang lurus, rata. Allah menjadi manusia tujuannya menjadi jalan. Maka diperlukan pembaharuan hidup.
Ia menjelaskan bahwa hidup sebagai umat Katolik adalah sebuah proses peziarahan, dengan tujuan utama untuk menjadi pribadi yang berkenan kepada Allah. Hidup yang berkenan berarti terus memperbarui diri, belajar menghidupi identitas sebagai anak-anak Allah, dan menjalani relasi dengan Tuhan melalui rasa syukur.
“Pembaptisan adalah awal dari perjalanan hidup iman kita. Dalam setiap ritus doa, termasuk pemakaman, selalu diingatkan akan pembaptisan. Misalnya melalui lilin Paskah yang dinyalakan sebagai simbol cahaya Kristus. Ini mengingatkan bahwa kita adalah anak-anak Allah yang hidup untuk memuliakan-Nya,” jelas Pastor Fransiscus.
Ia juga menekankan bahwa inti dari iman Katolik bukanlah soal kuantitas, tetapi kualitas hidup yang berpusat pada rasa syukur. “Bentuk syukur tertinggi kepada Allah adalah Ekaristi. Ekaristi artinya syukur, dan melalui perayaan ini kita mengungkapkan rasa syukur atas kasih Allah dalam kehidupan kita,” tambahnya.
Pastor Fransiscus mengakhiri khotbah dengan mengajak umat untuk terus membangun relasi dengan Allah, tidak sekadar meminta-minta, tetapi bersyukur atas segala karunia yang telah diberikan. “Sebagai anak-anak Allah, mari kita jalani hidup dengan keyakinan bahwa kita dikasihi dan berkenan kepada-Nya,” pungkasnya.
Perayaan ini menjadi momentum bagi umat untuk merenungkan kembali arti pembaptisan sebagai awal perjalanan iman, sembari menghayati hidup sebagai wujud syukur kepada Allah yang telah mengaruniakan keselamatan.(Roy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar