Sabtu, 30 September 2023

Paroki BTDC GPI Tuntaskan Penyusunan Program Kerja 2024


 


Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (BTDC GPI) menuntaskan penyusunan program kerja 2024 melalui lokakarya, rapat DPP Pleno, Sabtu (30/09/2023) di Koki Warkop Teterusan.

Lokakarya DPP Pleno penyusunan program kerja 2024 ini berlangsung selama kurang lebih 12 jam yang dimulai pukul 09.00 WITA dan selesai pukul 21.00 WITA. Kegiatan ini dihadiri Pastor Paroki Petrus Tinangon Pr selaku Ketua DPP, pengurus DPP, DPS, pengurus wilayah rohani dan kelompok kategorial.






Sebelum penyusunan program kerja 2024, terlebih dahulu dilakukan evaluasi program kerja Januari-Juni 2023. Menurut Sekretaris Paroki, Pedro Pangemanan, penyusunan program kerja ini sangat penting untuk pelaksanaan pelayanan, pengembangan dan pembangunan Paroki Bunda Teresa dari Calcutta GPI 2024.

“Program kerja ini akan dibahas di tingkat kevikepan dan selanjutnya Keuskupan Manado,” jelas Pangemanan.

Sementara Pastor Petrus Tinangon mengungkapkan, program kerja tidak terlaksana dengan hanya berdoa atau menunggu mujizat saja. “Perencanaan tentu saja dimulai dari usaha yang sungguh-sungguh,” ujar Pastor Piet, sapaan akrab Pastor Petrus Tinangon.(Roy)

Jumat, 29 September 2023

Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja

 

30 September





Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja yang luar biasa, diperingati pada tanggal 30 September. Ia dilahirkan sebagai Eusebius Hieronimus Sophronius di Stridon, Dalmatia, pada tahun 342. Ayahnya, Eusebius, seorang Kristen saleh dan kaya, mengajarkan Hieronimus tentang iman Kristen dan nilai-nilai kerja keras.

Ketika berusia 12 tahun, Hieronimus dikirim ke Roma untuk mengejar studi hukum dan filsafat. Meskipun pendidikannya berjalan lancar, lingkungan moral yang tidak sehat di Roma memengaruhi perilakunya. Namun, dengan kasih karunia Tuhan, ia segera sadar akan kesalahannya dan bertaubat. Hieronimus meminta Paus Liberius memberikan sakramen pembaptisan yang membantu memperkuat imannya.

Setelah itu, ia mulai hidup dalam kesalehan dan kedalaman rohani. Sering berdoa dan mengunjungi makam martir dan Rasul bersama teman-temannya, Hieronimus semakin mendalamkan hubungannya dengan Tuhan dan cinta terhadap sesama.

Pada tahun 370, ia pergi ke Aquileia untuk mendapatkan bimbingan dari Uskup Valerianus. Kemudian, ia menjalani hidup bertapa di padang gurun Chalcis di luar Antiokia selama empat tahun, memperdalam rohannya dan mempelajari bahasa Yunani dan Ibrani dari seorang rabbi.

Karena pertumbuhan rohaninya yang luar biasa, ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 379 di Antiokia. Hieronimus pergi ke Konstantinopel dan kemudian ke Roma, di mana ia menjadi sekretaris pribadi Paus Damasus (366-384).

Paus Damasus menugaskannya untuk menerjemahkan seluruh Alkitab dari bahasa Yunani dan Ibrani ke bahasa Latin. Untuk menyelesaikan tugas ini, ia pindah ke Bethlehem, tempat kelahiran Yesus, dan tinggal selama 30 tahun. Ia menerjemahkan Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani dan Aramik dan Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Latin. Terjemahannya, dikenal sebagai Vulgata, masih diakui oleh Gereja sebagai terjemahan resmi.

Selain terjemahannya, Hieronimus juga dikenal sebagai pembela iman Kristen dan pembimbing rohani. Di Bethlehem, ia mendirikan dua biara dan memimpinnya. Meskipun kedua biara tersebut dibakar oleh pengikut bidaah Pelagianisme, Hieronimus tetap gigih dalam mengajar dan menulis.

Santo Hieronimus meninggal pada tahun 420, diakui oleh Gereja sebagai Orang Kudus dan Pujangga Gereja yang besar.(Roy)

Kamis, 28 September 2023

Mikael, Gabriel dan Rafael (Malaikat Agung)



29 September





Pada tanggal 29 September, Gereja merayakan tiga Malaikat Agung: Mikael, Gabriel, dan Rafael, yang memiliki peran penting dalam iman Kristen.

Mikael, yang artinya "Siapakah yang sama dengan Allah?", adalah malaikat agung Allah dan pemimpin bala tentara surga. Dalam Kitab Wahyu Yohanes, Mikael bersama malaikat-malaikatnya berperang melawan naga, yang merupakan simbol kejahatan. Mereka berhasil mengusir naga dan malaikat jahatnya dari surga, menggambarkan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Mikael adalah pembela yang kuat bagi orang-orang yang setia kepada Tuhan.

Gabriel, yang juga dikenal sebagai 'Jibrail', berarti "Kekuatan Allah." Gabriel adalah pembawa kabar baik dari Tuhan kepada manusia. Dalam Perjanjian Lama, Gabriel muncul dalam Kitab Daniel untuk memberikan pemahaman dan nubuat kepada Daniel. Dalam Perjanjian Baru, ia memberitakan kelahiran Yohanes Pembaptis kepada Zakarias dan kelahiran Yesus kepada Maria. Gabriel adalah utusan Allah yang membantu manusia memahami dan melaksanakan kehendak Tuhan.

Rafael, yang berarti "Obat Tuhan" atau "Tabib Allah," terkenal dalam cerita Kitab Tobit sebagai teman seperjalanan Tobia. Ia menyembuhkan kebutaan Tobia dan membebaskan Sara dari gangguan roh jahat. Rafael adalah malaikat penyembuh yang diutus untuk menyembuhkan manusia dari penyakit fisik dan memperkuat kelemahan jiwa mereka, serta membebaskan mereka dari pengaruh setan.

Mikael, Gabriel, dan Rafael mewakili kekuatan, pengumuman kabar baik, dan penyembuhan yang datang dari Allah. Mereka adalah contoh perlindungan dan kasih Allah terhadap manusia dan sumber inspirasi bagi umat Kristen dalam perjalanan mereka dalam iman. Dalam berbagai tradisi, mereka dihormati sebagai pembela, pembawa kabar baik, dan tabib Allah yang setia.(Roy)


 

Minggu, 24 September 2023

Pst. Petrus Tinangon: Siapapun Kita Sangat Bernilai di Mata Allah

 

Pastor Petrus Tinangon Pr.

 

BTDC GPI - Beberapa perumpamaan dalam injil membuat kita risih dan bingung. Namun dalam konteks Kitab Suci, menurut Pastor Petrus Tinangon PR dalam homili Minggu Biasa XXV, Minggu (24/09/2023) bahwa Yesus mau menegaskan bahwa masing-masing kita bernilai tak terhingga di mata Allah Yang Maha Kuasa.

Minggu Biasa XXV dibacakan Injil Matius 20 : 1-16 tentang perumpamaan pekerja yang bekerja  sejak pagi dan pererja yang baru saja bekerja setelah sore. Menurut Pst. Tinangon, setiap kali perumpaan didengungkan kita merasa risih dan bingung, masakan Tuhan Yesus mempromosikan ketidakadilan. “Lucunya lagi si pengkotbah perumpamaan Yesus ini mengatakan segi empat apa yang kita tahu bulat. Artinya berupaya mengatakan yang kita tahu tidak adil menjadi adil. Termasuk  menjelaskan komitmen awal, kita bayangkan orang yang datang terakhir mendapat upah sama dengan yang datang dari pagi. Tetapi jika kita tempatkan dalam konteks kitab suci maka perumpamaan ini tidak akan terasa tidak masuk akal,” tutur Tinangon.

Lanjut Tinangon, perumpamaan Injil tentang hamba yang tidak mau mengampuni, mengandung pesan Allah yang maha mengampuni orang yang berhutang besar. Lantas kisah domba yang hilang, tentang koin dari perempuan yang tercecer dan anak yang hilang. “Dalam semua cerita itu kita melihat Allah Yang Maha Kuasa bersikap pada kita menurut cara yang kita tidak harapkan. Semua menunjukan Allah yang  datang kepada kita dengan cinta dan belas kasih, bukan sebagai hakim yang menjatuhkan hukuman atas  dosa-dosa kita,” sebut Tinangon dalam misa. 

Menurutnya, tidak ada raja di abad bertama yang mau menghapus utang yang luar biasa besar, sebagaimana tidak ada bank di jaman modern ini yang akan memutihkan ratusan juta rupiah utang kartu kredit. Tidak ada gembala yang pakai otak mau meninggalkan 99 dombanya dengan resiko 99 domba itu akan tercerai-berai hanya karena untuk mencari  satu ekor domba saja yang hilang.  Tidak ada wanita waras yang mau bolak-balik menyapu lantai hanya untuk mencari satu koin saja yang tercecer. Begitu juga, tidak ada ayah di abad pertama yang memberi maaf pada putranya yang memberontak, berlari-lari menyambut dan memestakannya. Ayah yang benar pasti akan mengetes dahulu apakah putranya serius bertobat atau tidak.

“Begitu juga perumpamaan hari ini. Para pekerja yang susah-susah bekerja sepanjang hari di bawah terik matahari merasa ditipu dengan pekerja yang hanya bekrja hanya sejam saja sebelum masa kerja habis ternyata menerima upah yang sama dengan mereka. Dalam semua perumpamaan itu Yesus mau menegaskan bahwa masing-masing kita bernilai tak terhingga di mata Allah. Siapa pun kita, atau apa pun yang kita sudah buat, berapa lama kita sudah bekerja,” ungkap Pastor Petrus Tinangon.(Roy) 

Rabu, 20 September 2023

SANTO MATIUS

21 September





 

Pada tanggal 21 September, Gereja merayakan Santo Mateus, seorang Rasul dan Pengarang Injil yang memiliki latar belakang yang menarik. Mateus adalah seorang pemungut cukai di kota Kapernaum, Galilea, yang pada zaman itu dianggap sebagai pekerjaan yang hina dan tidak terhormat. Masyarakat Yahudi melabelinya sebagai pendosa karena mereka bekerja sama dengan penguasa Romawi yang mereka benci.

Namun, pandangan masyarakat tidak merendahkan martabat Mateus di mata Tuhan. Ketika Yesus memanggilnya dengan kata-kata sederhana "Ikutilah Aku!", itu menunjukkan bahwa dalam diri Mateus masih ada kebaikan yang bisa diandalkan. Panggilan ini mencengangkan banyak orang, namun Yesus menjelaskan bahwa Dia datang bukan untuk memanggil orang saleh, melainkan orang berdosa.

Mateus segera meninggalkan segala harta kekayaannya dan memilih untuk mengikuti Yesus. Keputusannya ini menunjukkan semangat kemiskinan, pelayanan, cinta, dan iman kepada Yesus, nilai-nilai Kerajaan Allah.

Mateus juga seorang penulis yang terpelajar yang bisa berbicara dalam bahasa Yunani dan Aramik. Dia menulis Injilnya, yang berisi ajaran agama dan kesaksian tentang Yesus, sekitar tahun 50-65 Masehi. Dalam Injilnya, Mateus menekankan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan oleh Allah, dengan memulai Injilnya dengan silsilah Yesus yang menghubungkannya dengan para nabi dalam Perjanjian Lama.

Setelah menulis Injilnya, Mateus menjalani misi pelayanan di berbagai tempat, termasuk Masedonia, Mesir, Etiopia, dan Persia. Konon, ia meninggal sebagai martir di Persia karena ketaatannya dalam membagikan Injil tentang Yesus Kristus. Hari ini, kita merayakan Santo Mateus sebagai contoh inspiratif dari pengampunan, panggilan, dan pengabdian kepada Yesus.


Dipanggil Untuk Mewartakan


 

Jumat, 15 September 2023

Mutiara Bunda Teresa


 

SANTO KORNELIUS

16 September




Pada tanggal 16 September, Gereja Katolik memperingati Santo Kornelius, seorang Paus dan martir yang memainkan peran penting dalam menghadapi krisis dan tantangan yang melanda Gereja pada masanya. Santo Kornelius terpilih sebagai Paus pada tanggal 25 Maret 251 setelah kematian Paus Fabianus, yang meninggalkan Takhta Suci dalam kekosongan kepemimpinan yang berat.

Santo Kornelius lahir pada awal abad ke-3 di Roma dan dikenal sebagai seorang imam yang saleh dan bijaksana. Namun, kepemimpinannya sebagai Paus datang dalam situasi yang sangat sulit. Pada masa itu, Gereja Katolik dihadapkan pada berbagai masalah serius, termasuk penganiayaan umat Kristen oleh Kekaisaran Romawi.

Di dalam Gereja, terjadi perselisihan terutama terkait penanganan orang-orang yang telah murtad dari iman Kristen. Di bawah pimpinan Novatianus, sekelompok imam mengklaim bahwa mereka yang telah murtad tidak boleh diterima kembali ke dalam Gereja, bahkan jika mereka menunjukkan penyesalan yang mendalam dan tobat. Mereka juga memberlakukan denda besar sebagai syarat untuk kembali bergabung dengan Gereja. Ajaran ini bertentangan dengan ajaran kasih dan pengampunan yang diajarkan oleh Kristus.

Paus Kornelius dengan tegas menentang ajaran Novatianus ini. Ia segera mengumpulkan para uskup untuk mengadakan konsili guna mengatasi masalah ini dan menjaga kemurnian ajaran Injil. Dalam konsili tersebut, semua uskup mengutuk ajaran Novatianus sebagai bid'ah dan mengacu pada ajaran Kristus yang datang untuk memanggil orang berdosa.

Kehidupan Santo Kornelius semakin sulit setelah kematian Kaisar Gayus Decius. Kaisar baru, Gayus Vibius Trebunianus Gallus, melanjutkan penganiayaan terhadap umat Kristen. Paus Kornelius akhirnya ditangkap pada tahun 253 atas perintah kaisar dan diasingkan ke Civita Vecchia, utara Roma.

Dalam pengasingan, Santo Kornelius tetap berkomunikasi dengan sahabatnya, Uskup Kartago Siprianus, untuk memberikan dukungan moral dan kepastian dalam memimpin umatnya. Santo Kornelius meninggal dunia di tempat pengasingannya akibat penderitaan yang dialaminya.

Santo Kornelius adalah contoh nyata dari keberanian dan keteguhan dalam menjalankan tugas kepemimpinan Gereja dalam situasi sulit. Ia juga mengingatkan kita akan pentingnya kasih, pengampunan, dan pemulihan dalam iman Kristen, bahkan di tengah-tengah krisis dan konflik.


Minggu, 10 September 2023

Uskup Rolly Untu: Ada 4 Konsekuensi Setelah Menerima Roh Kudus

 

Uskup Keuskupan Manado Mrg. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC.

 

BTDC GPI - Uskup Keuskupan Manado Mrg. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC., mengingatkan kepada 137 krismawan dan krismawati Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (BTDC – GPI) ada empat konsekuensi setelah menerima Roh Kudus.

Hal itu diingatkan Uskup kepada para krismawan dan krismawati sebelum memberikan berkat perutusan mengakhiri misa, Minggu (10/09/2023).

“Roh Tuhan sudah menghidupi umat sejak perjanjian lama, sebelum Yesus Datang. Yesus dikandung Bunda Maria dalam Roh Kudus, kemudian dia dibaptis oleh Roh Kudus, dipimpin Roh ke padang gurun dan dalam kepenuhan Roh dia berjalan berkeliling sambil berbuat baik. Saat dia akan pergi dia menjanjikan Roh Kudus sebagai penghibur dan Roh Kudus turun atas para rasul. Dampaknya orang-orang Kristen pertama menerima Roh Kudus bahkan sampai hari ini,” tutur Uskup Mgr. Rolly Untu.

Lanjut Mgr. Rolly Untu, untuk itu perlu diingatkan ada empat konsekuensi setelah adik-adik dan saudara-saudari menerima Roh Kudus.

“Pertama, kita menjadi serupa dengan Kristus karena kita gambaran kristus. Kedua, kita harus bangga dengan identitas iman kita yang diwariskan orang tua atau keluarga kita, bukan sekedar nama, tapi kita adalah pengikut-pengikut Tuhan. Ketiga kita harus bangga punya integritas yaitu sejalan antara apa yang kita ucapkan dan perbuatan. Kemudian yang keempat, kita punya tanggungjawab. Ini model kita sudah dipenuhi Roh Kudus yaitu serupa dengan Kristus, bangga dengan iman kita, punya integritas dan punya tanggungjawab,” kunci Uskup Untu.(Roy)

Pesta Pelindung Paroki BTDC GPI Banjir Hadiah

 



 

BTDC GPI - Pesta pelindung Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (BTDC – GPI) pada 5 September dirayakan bersama umat yang dirangkaikan dengan penerimaan Sakramen Krisma oleh Uskup Keuskupan Manado Mgr., Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC., Minggu (10/09/2023).

Perayaan pesta pelindung diisi dengan ramahtama DPP, DPS, pengurus wilayah rohani, krismawan dan krismawati bersama keluarga dan umat. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan hadiah untuk lomba-lomba yang telah dilaksanakan dalam rangka pesta pelindung, pemeriksaan kesehatan gratis oleh RS Siloam. Uniknya pesta pelindung kali ini juga banjir door prize dengan puluhan hadiah menarik.

Hadir juga dalam acara itu sejumlah tamu tokoh umat katolik seperti Wakil Walikota Tomohon Wenny Lumentut dan Novia Helena Lambey.

Ketua Panitia Denny Surentu mengungkapkan dasar pelaksanaan kegiatan ini adalah program kerja DPP Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta tahun 2023. “Maksud dan tujuan kegiatan penerimaan Sakramen Krisma yaitu untuk memenuhi kebutuhan umat yang memiliki keinginan pemenuhan sakramen inisiasi. Sedangkan berbagai kegiatan keumatan yang dilaksanakan dimaksudkan untuk menyadarkan umat sebagai bagian dari umat Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta. Tema yang kita usung yaitu Cinta yang kuat tidak menghitung. Cinta hanya memberi dengan Cuma-Cuma,” tutur Surentu.



Sementara itu Pastor Paroki Pst. Petrus Tinangon Pr mengungkapkan, minyak yang digunakan dalam Sakramen Krisma adalah minyak yang harum mewangi karena sudah dicampur dengan minyak balsam.

“Artinya hidup mereka akan menyebar ke mana-mana seperti sinar Kristus. Ortang kudus dikagumi karena memberi kesaksian akan cinta kasih Yesus Kristus. Begitu juga yang dilakukan Santo Benedictus dan Santa Scholastica pelindung krismawan-krismawati hari ini. Kakak beradik ini yakin bahwa Allah seharusnya di atas segala-galanya. Tujuan pesta pelindung ini mau menanamkan spiritualitas Bunda Teresa seperti tema kegiatan ini dan subtema. Dengan perayaan pesta pelindung kita tumbuhkan semangat mencitai dengan tulus hati dalam tugas dan pelayanan umat paroki bunda teresa dari Calcutta,” sebut Tinangon.

Dalam perayaan pesta pelindung itu juga dilakukan launching film pendek karya KOMSOS Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI, dengan judul Cinta.(Roy)

137 Umat Paroki BTDC GPI Terima Sakramen Krisma

 


 

Sebanyak 137 umat menerima Sakramen Krisma dalam perayaan ekaristi kudus, syukur pesta pelindung Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (BTDC – GPI) yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Manado Mgr., Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC., Minggu (10/09/2023).

Krismawan-krismawati kali ini berjumlah cukup banyak yang terdiri dari 76 orang remaja dan 61 orang dewasa. Dalam homilinya, Uskup Untu mengucapkan selamat pesta pelindung Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta. “Perayaan pesta pelindung Bunda Teresa Dari Calcutta jatuh pada 5 September tetapi saat ini dirayakan pada hari minggu ini secara bersama-sama hari ini supaya bisa melibatkan banyak umat,” tutur Uskup.

Lanjutnya Bunda Teresa dalam kehidupannya memberikan banyak motivasi, inspirasi dan semangat tentang cinta yang nyata. “Kehadiran Suster Teresa di negara yang dominan beragama hindu, India memberi dampak yang luas. Dalam pembicayaan dengan pastor paroki dan DPP ada memikirkan lahan pekuburan. Seperti juga Bunda Teresa yang banyak memperhatikan termasuk orang-orang sekarat, hampir mati bahkan mati. Misinya Bunda teresa terlihat sederhanya, merawat, bahkan memakamkan dengan layak, terhormat dan manusiawi. Perbuatannya hanya kecil tetapi dampaknya besar dan luar biasa untuk dunia. Ada tulisan kecil Bunda Teresa yaitu saya pensil kecil di tangan Allah yang sedang menulis dan mengirimkan surat cinta kepada dunia. Kelihatan sederhana tetapi mulia dengan melayani, cinta dan kasih yang nyata kepada sesama. Bukan kata-kata yang indah-indah saja tetapi perbuatan nyata,” sebut Uskup Rolly Untu.



Uskup juga mengungkapkan Sakramen Krisma ditandai dengan  minyak krisma di dahi. “Sakramen krisma atau Sakramen Penguatan juga disebut Sakramen Kepenuhan Inisiasi. Lewat Sakramen Krisma, pertama anda dianggap sebagai anggota penuh gereja. Kedua, anda dianggap dewasa dalam  iman dan ketiga anda diminta dan diutus untuk pergi memberikan kesaksian tentang Kristus dan diwartakan dengan tindakan nyata,” ungkap Mgr Rolly Untu.

Lanjut Uskup, kepenuhan inisiasi karena berkaitan dengan dua sakramen sebelumnnya yaitu Sakramen Baptis dan Sakramen Ekaristi. “Sakramen Baptis kita menjadi anak dan keluarga Allah. Sedangkan Sakramen Ekaristi kita bersatu dengan tubuh Kristus. Penerimaan sakramen krisma hanya beberapa detik saja, tetapi dampaknya sangat besar dalam kehidupan kita,” sebut Mgr Untu.

Selanjutnya dilanjutkan  dengan penerimaan Sakramen Krisma yang diawali dengan pembaruan janji baptis.

Perayaan ekaristi ini Uskup Untu didampingi Pastor Paroki Petrus Tinangon Pr, Pst. Fansiskus Mangelep MSC, Frater Diakon, dan Frater Pastoral Fr Dirros Pugon Pr.

Sebelum memberikan berkat perutusan Uskup mengingatkan empat hal setelah menerima Sakramen Krisma. “Ada empat hal yang perlu ditekankan setelah menerima Sakramen Krisma. Pertama, kita menjadi serupa dengan Kristus. Kedua, kita harus bangga dengan identitas iman kita. Ketiga kita harus punya integritas. Kemudian yang keempat, kita punya tanggungjawab. Ini model kita sudah dipenuhi rohkudus,” kunci Uskup Untu.(Roy)

Kamis, 07 September 2023

Mutiara Bunda Teresa


 

Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria

 

8 September



Pada tanggal 8 September, Gereja di seluruh dunia merayakan "Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria." Pesta ini menggambarkan penghargaan dan kasih sayang Gereja terhadap Perawan Maria, yang memainkan peran penting dalam rencana keselamatan Allah. Mengapa pesta ini dirayakan? Anna dan Yoakim adalah orangtua kandung Santa Perawan Maria. Tuhan berkenan mendengarkan doa Santa Anna dan akan melahirkan seorang anak perempuan yang akan membawa suka cita besar bagi seluruh dunia. Namun, yang lebih penting adalah melihat peran Maria dalam rencana keselamatan Allah. Allah menjanjikan seorang Penebus setelah dosa manusia, dan Maria adalah orang yang dipilih-Nya untuk mengandung Anak-Nya. Santo Paulus dalam surat kepada Galatia menyatakan, "Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan" (Gal 4:4), dan Maria adalah perempuan itu. Maria, seorang keturunan Abraham, telah dipilih oleh Allah untuk menjadi ibu Yesus tanpa dosa asal. Oleh karena itu, Gereja merayakan kelahirannya pada tanggal 8 September. Yang penting bukan tanggal pastinya, tetapi pengakuan iman Gereja terhadap peran penting Maria dalam rencana keselamatan Allah. Pesta ini awalnya dirayakan di Gereja Timur pada abad ke-6 dan diterima oleh Gereja Barat Roma pada akhir abad ke-7.


Selasa, 05 September 2023

Mutiara Bunda Teresa


 

9 Orang Sakit di Pusat Paroki BTDC-GPI Dapat Pelayanan Komuni

 

 


Kurang lebih sebanyak sembilan orang sakit di pusat Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (BYDC – GPI) yang tidak bisa mengikuti perayaan ekaristi di gereja mendapat pelayanan komuni di rumah masing-masing, Sabtu (02/09/2023).

Komuni untuk orang sakit ini dilayani oleh Frater Dirros Pugon Pr dengan mendatangi rumah-rumah umat tersebut. Kurang lebih sembilan umat yang sakit, tidak bisa ke gereja dilayani pada kesempatan ini. Kehadiran Frater Dirros di rumah umat ini mendapat sambutan baik. Keluarga dan umat yang menderita sakit sangat berterima kasih dengan pelayanan komuni ini.



“Ini tentunya merupakan kerinduan umat yang sakit untuk menyambut tubuh dan darah Kristus. Tentunya juga tergantung dari kesiapan umat itu sendiri. Kalau umat yang sakit itu merasa tidak siap menerima Komuni, yah  tidak apa-apa. Mungkin di waktu lain akan lebih siap menerima Komuni,” tutur Frater Dirros.

Lanjutnya selain umat yang sakit di rumah, pelayanan Komuni juga dilakukan  terhadap umat yang berada di rumah sakit sudah lama tidak menerima Komuni.(Roy)

Bunda Teresa Dari Calcutta


 

5 September 
Santa Teresa dari Calcutta

Santa Teresa dari Calcutta, juga dikenal sebagai Bunda Teresa, adalah seorang tokoh kudus modern yang penuh cinta kasih. Ia lahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu (Gonxha berarti "kuncup mawar" atau "bunga kecil" pada 26 Agustus 1910 di Skopje, Albania, dan memilih nama religius Sister Maria Teresa. Ia tergerak oleh penderitaan orang miskin dan pada 1946 mendapat panggilan ilahi untuk merawat yang terbuang. Pada 1950, ia mendirikan Kongregasi Misionaris Cinta Kasih, yang tumbuh pesat dan menjalankan berbagai amal di seluruh dunia.
Ibu Teresa membuka rumah sakit, penampungan, dan pusat amal bagi mereka yang terlantar, termasuk penderita HIV/AIDS, lepra, dan anak-anak yatim piatu. Ia menyediakan perawatan medis dan rohaniah, tanpa memandang agama atau etnis. Pada 1979, ia menerima Penghargaan Nobel Perdamaian karena dedikasinya dalam mengurangi penderitaan manusia.
Kepemimpinannya membantu orang miskin melampaui batas-batas geografis dan agama. Ia menunjukkan kasih dan perhatian pada mereka yang diabaikan oleh masyarakat. Bunda Teresa juga berjuang melawan aborsi dan perceraian serta mendukung nilai-nilai iman. Ia meninggal pada 5 September 1997.
Paus Yohanes Paulus II memulai proses beatifikasinya, dan pada 2003, ia dibeatifikasi. Pada 2016, Paus Fransiskus menobatkannya sebagai Santa Teresa. Warisan Bunda Teresa adalah contoh nyata kasih kasih Kristiani, yang terus mengilhami orang-orang di seluruh dunia dalam melayani mereka yang paling rentan.

Senin, 04 September 2023

Bunda Teresa Dari Calcutta Doakanlah Kami


 

SANTA TERESA DARI CALCUTTA

 5 September





Santa Teresa dari Calcutta, juga dikenal sebagai Bunda Teresa, adalah seorang tokoh kudus modern yang penuh cinta kasih. Ia lahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu (Gonxha berarti "kuncup mawar" atau "bunga kecil" pada 26 Agustus 1910 di Skopje, Albania, dan memilih nama religius Sister Maria Teresa. Ia tergerak oleh penderitaan orang miskin dan pada 1946 mendapat panggilan ilahi untuk merawat yang terbuang. Pada 1950, ia mendirikan Kongregasi Misionaris Cinta Kasih, yang tumbuh pesat dan menjalankan berbagai amal di seluruh dunia.

Ibu Teresa membuka rumah sakit, penampungan, dan pusat amal bagi mereka yang terlantar, termasuk penderita HIV/AIDS, lepra, dan anak-anak yatim piatu. Ia menyediakan perawatan medis dan rohaniah, tanpa memandang agama atau etnis. Pada 1979, ia menerima Penghargaan Nobel Perdamaian karena dedikasinya dalam mengurangi penderitaan manusia.

Kepemimpinannya membantu orang miskin melampaui batas-batas geografis dan agama. Ia menunjukkan kasih dan perhatian pada mereka yang diabaikan oleh masyarakat. Bunda Teresa juga berjuang melawan aborsi dan perceraian serta mendukung nilai-nilai iman. Ia meninggal pada 5 September 1997.

Paus Yohanes Paulus II memulai proses beatifikasinya, dan pada 2003, ia dibeatifikasi. Pada 2016, Paus Fransiskus menobatkannya sebagai Santa Teresa. Warisan Bunda Teresa adalah contoh nyata kasih kasih Kristiani, yang terus mengilhami orang-orang di seluruh dunia dalam melayani mereka yang paling rentan.

Sabtu, 02 September 2023

Santo Paus Gregorius Agung

 3 September 


Santo Paus Gregorius Agung, lahir sekitar tahun 540 Masehi di Roma, merupakan figur berpengaruh dalam sejarah Gereja Katolik. Ia memimpin Gereja dari tahun 590 hingga 604 Masehi. Paus Gregorius adalah Paus ke-64, yang dikenal sebagai seorang teolog, pengkhotbah, dan reformator Gereja.

Ia terkenal atas upayanya dalam menyebarkan dan memperkuat ajaran Katolik di seluruh Eropa Barat. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah "Dialog-dialog" yang merangkum pandangan-pandangannya tentang teologi dan moral.

Paus Gregorius juga berperan dalam mengembangkan liturgi Katolik, termasuk Gregorian Chant yang dinamai sesuai dengannya. Ia mendirikan sekolah-sekolah yang berfokus pada pendidikan agama dan humaniora, serta mempromosikan seni dan budaya.

Selama masa pemerintahannya, Paus Gregorius terlibat dalam urusan politik dan sosial, termasuk membela kesejahteraan rakyatnya dari ancaman bangsa Barbarian. Ia juga menjalin hubungan dengan berbagai pemimpin dan bangsawan pada masanya.

Meski sehatnya tak selalu prima, Paus Gregorius memimpin Gereja dengan gemilang selama empatbelas tahun. Ia menganggap dirinya sebagai pelayan semua orang, mempopulerkan gelar "hamba dari para hamba Allah". Ia wafat pada 12 Maret 604 setelah tahun-tahun akhir yang penuh penderitaan.

St. Gregorius wafat pada tanggal 12 Maret 604. Paus Gregorius Agung diakui sebagai seorang Santo oleh Gereja Katolik, dengan peringatan liturginya pada 3 September. Warisannya sebagai teolog, reformator, dan pemimpin rohani tetap berpengaruh dalam Gereja Katolik hingga saat ini.