Minggu, 29 September 2024

Pastor Fransiscus Runtu Ajak Umat Wilayah Santo Lorenzo Ruiz Teladani Keteguhan Iman




Umat Katolik Wilayah Rohani Santo Lorenzo Ruiz merayakan pesta pelindung wilayah mereka pada Sabtu, 28 September 2024, bertempat di Kapel Stella Maris, Ranowangko Beach. Dalamperayaan ini Pastor Paroki Bunda Teresa dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI), Pst. Fransiscus Antonio Runtu Pr mengajak umat untuk meneladani keberanian dan keteguhan iman Santo Lorenzo Ruiz.

Dalam homilinya, Pastor Fransiscus menyoroti kisah hidup Santo Lorenzo Ruiz, seorang awam yang penuh keberanian. Lorenzo meninggalkan kenyamanan hidup bersama keluarganya dan memilih untuk menjadi martir di Jepang demi mempertahankan imannya kepada Allah. "Dia adalah seorang awam, suami, dan ayah, yang memilih untuk bergaul dengan kaum Dominikan, dan akhirnya pergi ke tempat yang jauh, siap sedia melayani di mana pun Tuhan memanggil," ujar Pastor Fransiscus.

Santo Lorenzo tidak hanya mempertahankan iman untuk dirinya sendiri, tetapi juga meyakinkan keluarganya bahwa mereka akan mendukung perjuangannya. "Dia tidak egois, melainkan memilih untuk mewartakan Kristus bersama rekan-rekannya, dan itu dimulai dari keluarganya sendiri," lanjutnya.

Pastor Fransiscus juga menekankan bahwa misi perutusan dalam keluarga jauh lebih berat dibandingkan peran seorang imam. "Sebagai imam, saya hanya bisa memberikan nasihat, tetapi keluarga memegang tanggung jawab lebih besar dalam membina iman anak-anak mereka. Itulah kekuatan dan keutamaan dari perutusan keluarga," jelasnya.(Roy)


Pesta Pelindung Wilayah Rohani Santo Mikael, Umat Diingatkan Komitmen Melayani Allah


Umat Wilayah Rohani Santo Mikael merayakan HUT ke-4 dan pesta pelindung, Minggu 29 September 2024 yang dilaksanakan di rumah Keluarga Torondek - Liwe. Dalam ibadah syukur yang dipimpin oleh Pastor Paroki Bunda Teresa dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI), Pst. Fransiscus Antonio Runtu Pr., umat diajak merefleksikan komitmen melayani Allah.

Perayaan ini bertepatan dengan pesta tiga Malaikat Agung yaitu Mikael, Gabriel, dan Rafael, yang menurut Pastor Fransiscus, masing-masing memiliki peran penting dalam melayani Allah dan umat-Nya.

Dalam khotbahnya, Pastor Fransiscus menjelaskan makna simbolis dari ketiga Malaikat Agung itu. Gabriel dikenal sebagai pewarta kabar baik, Rafael sebagai penjaga dan penyembuh, sementara Mikael sebagai pengawal yang setia kepada Allah. 

"Mikael memiliki arti 'siapa yang sama seperti Allah,' dan ia menjadi pembela Allah, simbol kerendahan hati dan pengabdian kepada kemuliaan Allah," jelas Pastor Fransiscus.

Pastor Fransiscus juga mengajak umat untuk merenungkan peran mereka dalam menjaga dan mempertahankan iman. Ia menekankan bahwa tanggung jawab keluarga sebagai pembina iman sering kali lebih berat daripada tugas seorang pastor. "Mikael mengingatkan kita bahwa tidak ada yang sama seperti Allah. Kita dipanggil untuk melayani dan menjadi penjaga iman yang sejati," lanjut Angki sapaan akrabnya.

Lebih jauh, ia mengingatkan umat untuk meneladani ketulusan Natanael, seorang tokoh Alkitab yang dikenal karena iman sejatinya. "Menghidupi kekristenan tidaklah mudah, tetapi melalui iman, harap, dan kasih, kita dapat menjadi penjaga iman yang setia," tutup Pastor Fransiscus.

Perayaan ini menjadi momen penting bagi umat untuk merefleksikan komitmen mereka dalam melayani Allah dengan tulus, serta mengingatkan pentingnya pengorbanan dan pengabdian dalam kehidupan beriman.

Ketua Wilayah Rohani Santo Mikael, Yonathan Ulag berterima kasih pada Pastor Anki yang telah hadir memimpin ibadah syukur. “Terima kasih kepada DPP dan umat yang telah hadir mengikuti perayaan pesta pelindung Wilayah Rohani Santo Mikael,” tutur Ulag.

Perayaan ini dihadiri Koorbid Kerohaniaan DPP Agustinus Jehosua, Korbid Organisasi Rommy Humokor, beberapa ketua wilayah rohani dan umat Wlayah Rohani Santo Mikael.(Roy)

 

Pastor Fransiscus Runtu: Mengikuti Kristus Berarti Siap Memikul Salib


Pada perayaan Ekaristi Hari Minggu Biasa XXVI, 29 September 2024 yang dipimpin oleh Pastor Paroki Bunda Teresa dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI), Pst. Fransiscus Antonio Runtu Pr, umat diajak untuk merenungkan kembali makna sejati dalam mengikuti Kristus. 

Perayaan ini mengambil bacaan dari Bilangan 11:25-29, Yakobus 5:1-6, dan Injil Markus 9:38-43.45.47-48. Dalam homilinya, Pastor Fransiscus menguraikan kekuatan pesan Injil Markus yang sederhana namun kuat, berisi ajaran Yesus yang langsung kepada murid-murid-Nya. "Injil Markus adalah Injil terpendek. Dia tidak bertele-tele, langsung menyampaikan kabar baik, mengajarkan Kristus kepada para murid-Nya," jelasnya.

Pastor Fransiskus menyoroti bagaimana pada awalnya, Yesus 'ambil hati' murid-murid dengan melakukan mukjizat dan memberikan makan banyak orang, mengajar sehingga mereka terkenal. 

“Seperti  biasa kalau baru awal perkenalan, pertama musti ambil hati. Tapi sekarang sulit dibedakan antara ambil hati dengan cari muka,” tukas Pastor Angki sapaan akrabnya.

Namun, setelah itu, Yesus mulai membuka rahasia besar bahwa Mesias yang mereka ikuti akan mati, dan mengikuti-Nya bukan berarti akan selalu senang, tetapi harus siap menderita. 

Menurut Pastor Angki. ketika kita menolak suatu tanggungjawab, suatu beban, tugas, Yesus akan bilang enyahlah iblis. “Yesus tidak akan buju, tenang nanti upahmu besar di sorga. Makanya perlu komitmen mengikuti Kristus. “Yesus tidak membujuk dengan janji kemudahan, tapi meminta komitmen untuk memikul salib,” tegasnya.

Dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, Pastor Fransiscus mengingatkan umat agar tidak terjebak dalam ambisi pribadi, terutama dalam hal jabatan dan tanggung jawab di gereja maupun masyarakat. Ia mengkritisi sikap iri hati dan kecenderungan untuk hanya mencari keuntungan pribadi. 

"Ketika kita berpikir siapa yang paling penting, Yesus akan bilang 'enyahlah iblis'. Pengurus yang merasa lebih penting dari umat dan tidak peduli dengan tanggung jawabnya, itulah yang disebut ambisi jabatan," tukasnya.

Pastor juga mengingatkan agar umat tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain, terutama dalam pelayanan. Ia memberikan contoh, sering kali orang yang tidak dilantik dalam struktur gereja justru lebih rajin dan peduli. 

“Kalau pengurus-pengurus so merasa lebih penting dari umat, Yesus akan bilang enyahlah iblis. Ketika diberi tanggunjawab, diberi tugas tetapi tidak bikin apa-apa, itulah ambisi jabatan. Mau jadi pengurus tetapi tidak mau urus, tidak bikin apa-apa. Dipilih dan dilantik menjadi dewan, tetapi seringkali yang tidak dilantik mereka justru paling rajin, lebih peduli. Seringkali yang dilantik  justru kurang peduli, tapi tidak semua. Ketika yang tidak dilantik, tidak diformalkan, tidak distrukturalkan lebih peduli, orang-orang dilantik justru marah karena urusan mereka sudah dibuat orang lain. Itulah enyahlah engkau iblis,” tukas Pastor. 

"Harusnya kita berterima kasih kalau ada orang yang membantu, bukan marah karena mereka mengambil alih tugas kita. Jangan dilarang supaya kita tidak jadi batu sandungan," katanya.

Mengakhiri homilinya, Pastor Fransiscus mengulangi pesan kuat dari Yesus: "Siapa yang mau mengikuti aku harus memikul salib.  Di mana pun, berkorban itu tidak pernah menyenangkan, tetapi itulah jalan yang harus ditempuh jika kita mau setia mengikuti Kristus," tuturnya. 

"Mengikuti Kristus berarti siap berkorban, dan berkorban tidak pernah menyenangkan. Tapi itulah yang membuat kita layak menjadi pengikut Kristus sejati," sebut Pastor Angki.

Dalam khotbahnya, Pastor Fransiscus menutup dengan pesan kuat dari Yesus: "Siapa yang mau mengikuti aku harus memikul salib." Pastor menegaskan bahwa pengorbanan dan penderitaan adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan beriman.

"Di mana pun, berkorban itu tidak pernah menyenangkan, tetapi itulah jalan yang harus ditempuh jika kita mau setia mengikuti Kristus," pungkasnya.(Roy)


Jumat, 27 September 2024

SANTO LORENZO RUIZ

 

28 September


Santo Lorenzo Ruiz adalah salah seorang dari 16 martir  yang dibunuh karena iman pada tahun 1637 di Nagasaki, Jepang. Ia salah santo yang bukan berasal dari benua Eropa. Dilahirkan di Binondo, Manila dari pasangan Katolik, ayahnya  seorang Tionghoa dan ibunya orang Filipina asli. Ruiz kecil sering menjadi putra altar di biara gereja Binondo. Setelah dididik oleh para biarawan Dominika selama beberapa tahun, Ruiz mendapatkan gelar Escribano (kaligrafi) karena tulisan tangannya yang indah. Dia menjadi anggota dari Cofradia del Rosario Santissimo (doa Rosario Maha Kudus). Ia menikah dengan seorang wanita bernama Rosario dan mereka diakaruniai dua putra dan seorang putri. Keluarga Ruiz menjalani hidup yang damai dan tenang.

Pada tahun 1636  ia menggabungkan diri sebagai sukarelawan untuk menyebarkan Injil ke Jepang. Ruiz dan para sahabatnya berangkat Okinawa pada tanggal 10 Juni 1636. Mereka  terdiri dari sembilan imam Dominikan, dua broeder, dua perempuan awam selibat dan tiga awam lainnya. Mereka semua adalah para misionaris berasal dari lima negara: Perancis, Italia, Jepang, Filipina dan Spanyol yang lebih memilih mati daripada mengingkari iman kepada Yesus. 

Saya adalah seorang Katolik dan sepenuh hati menerima kematian untuk Tuhan, Jika aku punya seribu nyawa, semuanya akan berikan kepada-Nya..."  ~ St.Lorenzo Ruiz.

Para martir ini banyak menderita sebelum akhirnya wafat dimartir, namun mereka tak menyangkal iman Katolik. Santo Lorenzo mengatakan kepada para hakim yang mengadilinya bahwa andai ia memiliki seribu nyawa, ia akan menyerahkan semuanya untuk Kristus.

Lorenzo Ruiz dinyatakan sebagai yang terberkati (Beato) pada tahun 1981 oleh Paus Yohanes Paulus II. Menariknya, upacara beatofikasi Santo dari Filipina ini dilaksanakan di Manila Filipina dan ini adalah yang pertama kalinya dalam sejarah sebuah upacara Beatofikasi diadakan di luar Vatican.

Pada tanggal 18 Oktober 1987  Lorenzo Ruiz  dan kawan-kawannya;  pahlawan-pahlawan iman yang gagah berani ini dimaklumkan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II.

Senin, 23 September 2024

Keutamaan Padre Pio Ajarkan Kepedulian dan Persatuan di Tengah Perpecahan


Pastor Fransiscus Antonio Runtu Pr. menyoroti keutamaan St. Padre Pio sebagai inspirasi penting bagi umat Katolik dalam menumbuhkan kepedulian dan persatuan di tengah dunia yang kerap terpecah. Dalam homilinya pada Misa syukur perayaan pesta pelindung Wilayah Rohani Santo Padre Pio, Senin (23/09/2024), Pastor Fransiscus menekankan bahwa kepedulian terhadap sesama adalah cerminan iman yang sejati dan cara untuk memuji Tuhan melalui tindakan nyata.

Padre Pio, yang dikenal dengan stigmata atau luka-luka yang menyerupai penderitaan Yesus, menunjukkan bagaimana kepedulian dan kasih bisa memperkuat iman. “Ketika seseorang mengalami kesulitan dan kita peduli, itu adalah cara untuk meyakinkan umat bahwa Tuhan hadir dalam hidup mereka. Orang yang menerima kebaikan akan memuji Allah,” ujar Pastor Fransiscus. Ia menekankan bahwa iman kepada Tuhan bukan hanya diwujudkan dalam doa, tetapi juga dalam tindakan kasih kepada sesama.

Pastor Fransiscus juga menyinggung bahwa mencintai Tuhan dan sesama tidak dapat dipisahkan. “Omong kosong besar kalau kita mengaku mencintai Tuhan, tetapi tidak mencintai sesama,” tegasnya. Menurutnya, dosa terbesar saat ini adalah menciptakan perpecahan di tengah masyarakat. Pastor Fransiscus mengingatkan bahwa doa terindah yang Yesus ajarkan adalah doa yang mempersatukan umat, sebagaimana dilakukan pada Perjamuan Terakhir, di mana Yesus menyatukan umat-Nya dengan Allah.

Ia menambahkan, para santo seperti Padre Pio menunjukkan bahwa kesulitan bukanlah penghalang untuk mencapai kekudusan. "Kristianitas mengajarkan bahwa dalam kesulitan, ada kesempatan untuk mencapai kekudusan. Padre Pio adalah contoh orang kudus yang hidup sederhana, tetapi mampu mengatasi tantangan besar dengan iman yang kuat," kata Pastor Fransiscus.

Dengan meneladani kesederhanaan dan kepedulian St. Padre Pio, Pastor Fransiscus mengajak umat untuk memperkuat kasih sayang kepada sesama dan mempererat persatuan dalam iman, terutama di tengah dunia yang semakin menghadapi banyak perpecahan.

Koordinator Bidang Kerohanian DPP Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI, Agustinus Jehosua dalam sambutannya menyampaikan proficiat untuk umat Wilayah Rohani Santo Padre Pio. "Seperti keutamaan-keutamaan Santo Padre Prio yang disampaikan Pastor Angki tadi, bahwa walaupun banyak kesulitan, banyak tantangan tetapi itulah menuju kekudusan dengan iman yang kuat," tutur Jehosua. 

Sementara itu Ketua Wilayah Rohani Santo Padre Pio, Loudy Manopo berterima kasih dengan kehadiran Pastor Fransiscus Antonio Runtu di tengah-tengah umat wilayahnya dan telah melaksanakan misa syukur bersama umat.(Roy)


Minggu, 22 September 2024

SANTO PADRE PIO

 23 September


Santo Padre Pio, bernama aslinya Francesco Forgione, lahir di Pietrelcina dekat Benevento (Italia), pada 25 Mei 1887. Ia adalah anak kelima dari delapan putera-puteri keluarga petani Grazio Forgione dan Maria Giuseppa De Nunzio (Mamma Peppa).

Sejak usia lima tahun, Francesco dianugerahi penglihatan-penglihatan surgawi dan juga mengalami penindasan-penindasan setan. Ia melihat dan berbicara dengan Yesus dan Santa Perawan Maria, juga dengan malaikat pelindungnya. Kehidupan surgawi ini disertai pula oleh pengalaman tentang neraka dan setan. Santo Padre Pio adalah seorang biarawan Fransiskan Kapusin dari Biara San Giovanni Rotondo di Foggia Italia. Dia masuk sebagai seorang klerus dalam Ordo Kapusin pada 6 Januari 1903 dan ditahbiskan menjadi imam pada 10 Agustus 1910 di Katedral Benevento.

Pada 28 Juli 1916, dia tiba di San Giovanni Rotondo, di Gargano, di mana dia tinggal sampai kematiannya pada 23 September 1968.

Selama hidupnya, yang dia persembahkan seutuhnya untuk menjalankan tugas pelayanan imamatnya, dia mendirikan kelompok-kelompok doa dan sebuah rumah sakit modern, yang dia beri nama “Wisma untuk Meringankan Penderitaan”.

Kanonisasinya mulai pada 20 Maret 1983, dan ditutup pada 21 Januari 1990. Semua dokumen yang dikumpulkan dan ditata dalam 104 jilid itu diserahkan kepada Kongregasi bagi Urusan Para Santo, Vatikan.

Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II menganugerahinya gelar ‘Venerabilis’ (Yang Patut Dihormati), dengan menerbitkan dokumen “Decretum super virtutibus” (Dekrit perihal keutamaan-keutamaan) pada 18 Desember 1997.



Keutamaan-keutamaan Padre Pio yaitu:

Kesederhanaan:

“’Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus’ – Gal 6:14.”

“Padre Pio Pietrelcina, seperti Rasul St. Paulus, menempatkan Salib Suci, yang merupakan kekuatan, kebijaksanaan dan kemuliaannya, pada puncak hidup dan kerasulannya. Bebas dari kesia-siaan duniawi dan terserap pada cinta akan Yesus Kristus, dia membentuk diri pribadinya pada-Nya, dengan mempersembahkan hidupnya demi keselamatan dunia. Dia sedemikian murah hati dan sempurna mengikuti dan meniru sebagai kurban ilahi, sehingga dia dapat berkata: ‘Saya telah disalibkan bersama Kristus, bukan lagi saya yang hidup, tetapi Kristus yang hidup dalam diriku’ (Gal 2:19). Dia pun tidak mau menyimpan sendiri harta rahmat yang telah secara berlimpah dianugerahkan Tuhan kepadanya. Karena itu tanpa mengenal istirahat dia, melalui pelayanan sucinya, melayani semua orang yang datang kepadanya. Maka terlahirlah begitu banyak anak-anak rohaninya”.

Mukjizat :

Padre Pio mendapat karunia penyembuhan dan bahkan ia pernah membangkitkan seorang gadis yang sudah dinyatakan meninggal. 

Mukjizat yang terjadi berkat pengantaraan Padre Pio diakui oleh Sri Paus setelah dibuktikan oleh tiga komisi yang secara kanonik. Konsultasi-konsltasi Medis dari Kongregasi untuk Kasus-kasus Orang Kudus, yang bertemu pada 30 April 1998, memeriksa kesembuhan Nyonya Xonsiglia De Martino dari putusnya traumatik jembatan thorak di tengkuk yang terjadi pada 3 November 1995 dan secara ilmiah tidak dapat diterangkan.

Sri Paus secara resmi mengakui mukjizat itu dengan Dekrit tgl 21 Desember 1998 dan menentukan tanggal untuk beatifikasi pada hari Minggu 2 Mei 1999. Padre Pio dikanonisasi pada 26 Februari  2002 oleh Yohanes Paulus II.

Keutamaan-keutamaan Santo Padre Pio.

Stigmata :

Padre Pio adalah imam pertama yang menerima stigmata Kristus. Padre Pio da Pietrelcina menerima stigmata dari Kristus yang tersalib, yang dalam penampakan-Nya mengundang Saudara Dina Kapusin itu mempersatukan dirinya pada sengsara-Nya supaya dapat ambil bagian dalam penyelamatan orang-orang lain, khususnya mereka yang menerima tahabisan. Jumat pagi, 20 September 1918, ketika dia sedang berdoa di depan Salib dalam ruang kor biara gereja yang tua, dia menerima anugerah stigmata, yang tetap berdarah segar pada tubuhnya, selama setengah abad.

Padre Pio mengalami Stigmata pada kedua tangan, kaki dan lambungnya. Luka-luka dari stigmata itu mengeluarkan bau bunga violet yang semerbak.

Indera adikodrati:

Padre Pio juga memperoleh karunia, Osmogenesia, bilokasi, levitasi, teleportasi, penglihatan, membaca pikiran orang lain.

Senin, 16 September 2024

Bentuk Tim Monev, Pastor Fransiscus Sosialisasi Evaluasi Proker


Langkah awal Pastor Fransiscus Antonio Runtu Pr.,memimpin Paroki Bunda Teresa Dari  Calcutta Griya Paniki Indah (GPI) yaitu dengan membentuk tim Monitoring dan Evaluasi (Monev).

Pastor Angki sapaan akrabnya kemudian memimpin sosialisasi evaluasi Program Kerja (Proker) dan membuat identifikasi kebutuhan untuk Proker 2025 pada Senin (16/09/2024).

Pastor Angki menegaskan evaluasi program kerja dan identifikasi kebutuhan sangat penting untuk penyusunan program kerja 2025. “Untuk itu pimpinan umat dan pimpinan kelompok kategorial perlu memahami dasar penyusunan program kerja,” jelas Pastor.

Kegiatan sosialisasi itu diikuti Pastor Rekan Pst. Jan Silvianus Koraag Pr., para ketua, sekretaris, bendahara wilayah rohani, ketua sekretaris, bendahara kelompok kategorial dan stasi. Juga dihaidir koordinator-koordinator bidang.

Sosialisasi tersebut kemudian ditindaklanjuti Tim Monev dengan mengevaluasi Program Kerja 2024 dan membuat identifikasi kebutuhan untuk Program Kerja 2025.(Roy)


Minggu, 15 September 2024

Pastor Fransiscus Runtu: Iman Sejati Ditunjukkan Lewat Pengorbanan dan Perbuatan



Pada Hari Minggu Biasa ke-24, Pastor Fransiscus Antonio Runtu memimpin Misa di Paroki Bunda Teresa dari Calcutta, GPI, Minggu 15 September 2024. Dalam homilinya, Pastor Fransiscus menggali makna mendalam dari bacaan Kitab Suci yang menampilkan tokoh-tokoh besar seperti Nabi Yesaya dan Rasul Petrus, serta menghubungkannya dengan tantangan iman di kehidupan sehari-hari.

Mengacu pada bacaan pertama dari Yesaya 50:5-9, Pastor Fransiscus menyoroti keteguhan Yesaya yang siap menerima segala konsekuensi, meski harus menghadapi penderitaan. Yesaya tidak mundur walaupun jalan yang ditempuhnya penuh kesulitan. 

“Yesaya menunjukkan bahwa ketika menghadapi tantangan, ia tetap berdiri teguh tanpa mundur. Inilah kekuatan iman yang siap menerima penderitaan demi kebenaran,” jelas Pastor Fransiscus.

Namun, di bacaan Injil dari Markus 8:27-35, Petrus, meskipun memiliki pengenalan mendalam tentang Yesus sebagai Tuhan, masih harus belajar memahami jalan penderitaan yang harus dilalui. 

“Petrus punya cara berpikir yang logis. Baginya, Yesus sebagai Allah harus dimuliakan, tapi Yesus menegur keras pandangan ini, ‘Enyahlah iblis!’,” ujar Pastor Fransiscus, menekankan bahwa Yesus mengajarkan prinsip hidup yang berbeda.

Bacaan dari Surat Yakobus 2:14-18 juga tak kalah penting. Yakobus menekankan bahwa iman tanpa perbuatan adalah bohong besar. "Iman sejati harus disertai dengan tindakan nyata. Tidak cukup hanya percaya, tetapi kita harus berbuat berdasarkan iman. Itulah kekhasan Katolinitas," ujar Pastor Fransiscus. Menurutnya, meskipun tindakan berdasarkan iman sering kali bertentangan dengan kenyamanan dan kebutuhan, tetapi umat dipanggil untuk terus berusaha, bukan menghindar.

Lebih lanjut, Pastor Fransiscus juga mengingatkan bahwa Paroki Griya Paniki Indah, yang baru berusia tiga tahun, memiliki tantangan tersendiri. Komunitas paroki ini dibangun bukan berdasarkan batas-batas wilayah administratif, tetapi berdasarkan kebersamaan dan iman. "Tidak mudah membangun iman bersama, semua butuh pengorbanan," tambah Pastor  Angki sapaan akrabnya. Dia pun, mengutip ungkapan uskup bahwa “indah tapi palsu” bukanlah yang kita cari. 

"Yang asli mungkin sulit dan menyakitkan, tapi itu yang sejati dan indah dalam iman," tukas Pastor Angki seraya menekankan bahwa pengorbanan dalam iman tidak selalu mudah, tetapi itulah yang membuatnya otentik dan bernilai.(Roy)


Senin, 09 September 2024

Bertemu Paus Fransiskus Suatu Kerinduan Iman Bagi Keluarga Tumbol-Moningka





Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia selama empat hari 3 hingga 6 September 2024 tidak hanya sebagai momen spesial tetapi juga suatu suka cita bagi umat Katolik. Bagi Keluarga Tumbol - Moningka, dr Anthonius Tumbol dan istrinya Ivoni Paula Moningka yang mendapat kesempatan emas itu merupakan suatu kerinduan mendalam iman bertemu pimpinan tertinggi Gereja Katolik tersebut.

Dokter Tumbol yang keseharian sebagai petinggi di RSUD Maria Walanda Maramis, Minahasa Utara mengungkapkan bagaimana hingga rela jauh-jauh berangkat dari Manado ke Jakarta untuk melihat secara langsung Paus Fransiskus.

“Ketika mendapat info kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, saya langsung mengutarakannya pada istri saya. Istri saya pun sangat setuju untuk ke Jakarta melihat dan mungkin bertemu langsung Paus. Ini merupakan kesempatan dan suatu kerinduan. Apalagi kunjungan Paus ke Indonesia ini kurang lebih 35 tahun dari kunjungan Paus sebelumnya ke negara kita,” ungkap dr Tumbol yang merupakan Ketua Wilayah Rohani Sta Verena, Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI.

Serius dengan kesempatan emas ini, Keluarga Tumbol-Moningka pun menghubungi Pelaksana Tugas Pastor Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI) Pst. Johanis Montolalu Pr sebagai koordinator untuk mendaftarkan diri. Persiapan matang pun dilakukan oleh keluarga ini untuk bertemu Paus Fransiskus. Mulai dari membeli tiket pesawat, booking kamar hotel dan lain-lain.

“Kami berangkat Rabu 4 September, pagi-pagi sekali dan tiba di Jakarta menjelang siang. Kesempatan pertama kami dapat info Paus Fransiskus dari Kedutaan Vatikan akan ke Katedral. Karena lebih dekat di Kedutaan, kami pun menunggu di sekitar tempat itu,” tutur Ivoni yang juga anggota DPP Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI.

Akhirnya kesempatan itu benar-benar muncul di hadapan mereka ketika Paus Fransiskus dengan mobil yang bergerak perlahan-lahan keluar dari kedutaan. 

“Baru kali ini seumur hidup melihat secara langsung Paus Fransiskus dari dekat. Tatapan dan senyuman meneduhkan. Melambaikan tangan kepada kami. Tentu kami senang sekali,” ungkap Ivoni.



Kesempatan kedua yaitu keesokan harinya keluarga mengikuti misa kudus yang dipimpin langsung Bapa Paus Fransiskus di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Untuk mengikuti misa ini, menurut dr Anthon mereka rela bangun pagi dan menunggu di GBK padahal misa baru akan dimulai jalan 5 sore atau pukul 17.00 WIB.

“Di dalam Stadion GBK kami senang bisa berkumpul dan bertemu kembali dengan beberapa umat dari Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI dan ribuan umat Katolik se-Indonesia,” kisah dr Anthon.

Ibu Ivoni mengakui sungguh luar biasa misa yang dipimpin Paus Fransiskus tertib dan khusuk, bahkan sampai selesai dan pulang dari GBK. 

“Kami bersyukur kerinduan bisa ikut misa Bapa Paus secara langsung akhirnya terlaksana,” ujar Ivoni.

Dokter Anton mengungkapkan ini suatu pengalaman iman yang sungguh luar  biasa dan mendalam, karena tidak setiap hari bertemu Paus secara langsung. “Mungkin kunjungan Paus berikutnya, kami tidak akan bertemu lagi secara langsung seperti ini,” pungkasnya.

Minggu, 08 September 2024

24 Anak Terima Komuni Pertama di Paroki GPI

 


Sebanyak 24 anak di Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah, Manado menerima Komuni Pertama pada Hari Minggu Biasa XXIII, 8 September 2024 yang juga dirangkaikan dengan pesta pelindung paroki.

Sakramen ekaristi tersebut diterimakan oleh Pastor Rekan Pst. Jan Silvianus Koraag Pr, setelah 24 anak dari pusat paroki dan dua stasi masing-masing Stasi St Petrus Mapanget Barat dan Stasi St Carolus Boromeus Kima Atas mendapat pembekalan selama sebulan oleh tim katekese.

Pastor Jan Koraag menegaskan bahwa komuni pertama tersebut bukanlah akhir, tetapi bagian dari awal. Pst. Jan Koraag atas nama Pastor Paroki, Pst. Fransesco Antonio Runtu Pr., mengucapkan selamat pada 24 anak dan orang tua mereka atas penerimaan komuni pertama tersebut. 

“Bukan berarti setelah terima komuni pertama sudah sampai di situ, tetapi ini merupakan tahapan proses iman anak-anak ini supaya terus berkembang sesuai dengan ajaran iman gereja katolik,” tutur Pst. Alo sapaan akrabnya.

Sementara itu Koordinator Bidang I Kerohanian Agustinus Jehosua dalam laporannya mengakui bahwa komuni pertama sebenarnya tidak diprogramkan tahun 2024 ini, karena baru dilaksanakan tahun lalu. Namun atas inisiatif pelaksana tugas Pastor Paroki, Pst. Yohanis Montolalu Pr, kemudian dilaksanakan tahun ini.

“Memang tidak ada panitia untuk pesta pelindung dan komuni pertama ini. Jadi ini merupakan keterlibatan para pembina dan DPP inti. Padahal untuk pesta pelindung setiap tahun memang diprogramkan dan dianggarkan,” ungkapnya.

Dari orang tua penerima komuni pertama berterima kasih pada pastor paroki dan para pembina sehingga putra-putri mereka diperkenankan bisa menerima sakramen ini. “Sakramen ini sakral jadi bukan sembarangan makanya harus dipersiapkan dengan benar-benar,” tutur salah satu orang tua.(Roy)


Selasa, 03 September 2024

Perjalanan Apostolik Bersejarah Paus Fransiskus ke Indonesia dan Asia Tenggara




Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia dan Asia Tenggara menjadi momen bersejarah yang patut kita syukuri bersama. Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik dan Kepala Negara Vatikan, Selasa 3 September 2024 telah tiba di Indonesia sebagai negara pertama lawatannya dalam perkunjungan Apostolik tersebut.

Dalam kunjungan bersejarah ini, Paus akan mengunjungi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura mulai dari tanggal 2 hingga 13 September 2024. Perjalanan ini diharapkan akan memperkuat hubungan antara Gereja Katolik dan negara-negara di kawasan ini, serta membawa pesan damai, iman, dan persaudaraan.

Kunjungan di Indonesia dijadwalkan berlangsung dari tanggal 3 hingga 6 September 2024. Setelah itu, Paus akan melanjutkan kunjungannya ke Papua Nugini, mengunjungi Port Moresby dan Vanimo (6-9 September), kemudian ke Dili di Timor Leste (9-11 September), dan akhirnya Singapura (11-13 September).

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi kunjungan yang historis, setelah sebelumnya terakhir kali seorang Paus melakukan kunjungan ke Indonesia ialah Paus Yohanes Paulus II pada 8-12 Oktober 1989. Kunjungan ini merupakan kali ketiga seorang Paus mengunjungi Indonesia. Sebelumnya, Paus Santo Paulus VI datang pada Desember 1970, diikuti oleh Paus Santo Yohanes Paulus II pada Oktober 1989. Setelah 35 tahun, kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia menjadi momen penting yang sangat dinantikan oleh umat Katolik di tanah air.

Meskipun usianya sudah lanjut dan kesehatannya terbatas, Paus Fransiskus tetap menunjukkan semangat yang luar biasa untuk bertemu langsung dengan umatnya dan meneguhkan iman mereka. Kunjungan ini adalah bukti nyata kasih dan perhatian Paus terhadap umat Katolik di Asia Tenggara, terutama di Indonesia, di mana beliau berharap dapat memperkuat ikatan persaudaraan dan cinta kasih.

Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, menyatakan bahwa Gereja Katolik di Indonesia sangat bersyukur dan antusias menyambut kedatangan Paus Fransiskus. "KWI bekerja sama dengan Nunsius Apostolik Tahta Suci Vatikan untuk Indonesia telah membentuk panitia sejak April 2024 dan telah mempersiapkan segala sesuatunya hingga saat ini," kata Mgr. Antonius. 

Gereja Katolik di Indonesia telah mengajak seluruh umat untuk berdoa demi kelancaran kunjungan Paus. Kelompok doa khusus dibentuk untuk berdoa tanpa henti selama persiapan kunjungan ini. Selain itu, keuskupan-keuskupan dan paroki-paroki di seluruh Indonesia mengadakan katekese dan formasi rohani untuk membantu umat memahami makna dan tujuan kunjungan apostolik Paus serta mengajak mereka berpartisipasi aktif dengan penuh iman.

Salah satu acara besar yang akan digelar adalah Perayaan Ekaristi di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada tanggal 5 September 2024. Umat dari berbagai keuskupan dan paroki di Indonesia akan hadir untuk merayakan momen bersejarah ini, dengan dukungan para imam yang akan menjadi konselebran dan membantu dalam pembagian komuni.

Paus Fransiskus menginspirasi umat Katolik untuk merefleksikan kunjungannya dengan tema, nilai-nilai iman, persaudaraan, dan bela rasa selama kunjungannya di Indonesia. "Iman yang teguh menghasilkan persaudaraan sejati, sementara persaudaraan sejati diungkapkan dalam belarasa kepada sesama dan alam semesta," ungkap Mgr. Antonius, menekankan pentingnya tema kunjungan Paus ini.

Kardinal Ignatius Suharyo, salah satu pemimpin Gereja Katolik Indonesia, menambahkan bahwa kehadiran fisik Paus Fransiskus sangatlah penting, tetapi lebih penting lagi adalah mempelajari gagasan-gagasan dan teladan hidupnya. Kardinal Suharyo menceritakan bahwa pengalaman spiritual Paus Fransiskus akan Allah yang Maha Rahim, yang dia alami sejak usia muda, sangat mempengaruhi pendekatannya dalam memimpin Gereja dan menyebarkan pesan kasih dan pengampunan.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya diharapkan akan membawa berkah dan kedamaian, memperkuat ikatan iman, serta menginspirasi umat Katolik untuk hidup dalam semangat persaudaraan dan cinta kasih. Dengan persiapan matang dan doa bersama, seluruh umat berharap kunjungan ini akan berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat di kawasan ini.

JADWAL PERJALANAN PAUS FRANSISKUS DI INDONESIA

Senin, 2 September 2024 – ROMA

17:15 (Waktu Roma) /  22:15 (WIB) Keberangkatan dari Bandara Internasional Roma/Fiumicino ke Jakarta

Selasa, 3 September 2024 – JAKARTA

11:30 WIB Tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta

Rabu, 4 September 2024 – JAKARTA

09:30 WIB UPACARA PENYAMBUTAN di Istana Kepresidenan – Istana Merdeka, Jakarta

10:00 WIB KUNJUNGAN KEHORMATAN KEPADA PRESIDEN RI di Istana Kepresidenan – Istana Merdeka, Jakarta

10:35 WIB PERTEMUAN DENGAN OTORITAS, MASYARAKAT SIPIL, DAN KORPS DIPLOMATIK di Aula Istana Kepresidenan Istana Negara

11:30 WIB PERTEMUAN PRIBADI DENGAN ANGGOTA SERIKAT YESUS di Nunsiatur Apostolik, Jakarta

16:30 WIB PERTEMUAN DENGAN PARA USKUP, IMAM, DIAKON, PELAKU HIDUP BAKTI, SEMINARIS DAN KATEKIS di Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga

17:35 WIB PERTEMUAN DENGAN KAUM MUDA SCHOLAS OCCURRENTES di Graha Pemuda, Jakarta

Kamis, 5 September 2024 – JAKARTA

09:00 WIB PERTEMUAN LINTAS AGAMA di Masjid Istiqlal

10:15 WIB PERTEMUAN DENGAN PARA DISABILITAS di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia, Jakarta

17:00 WIB MISA KUDUS di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta

Jumat, 6 September 2024 – JAKARTA – PORT MORESBY

09:15 WIB UPACARA PERPISAHAN di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta

09:45 WIB Berangkat dengan pesawat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta ke Port Moresby