Minggu, 22 September 2024

SANTO PADRE PIO

 23 September


Santo Padre Pio, bernama aslinya Francesco Forgione, lahir di Pietrelcina dekat Benevento (Italia), pada 25 Mei 1887. Ia adalah anak kelima dari delapan putera-puteri keluarga petani Grazio Forgione dan Maria Giuseppa De Nunzio (Mamma Peppa).

Sejak usia lima tahun, Francesco dianugerahi penglihatan-penglihatan surgawi dan juga mengalami penindasan-penindasan setan. Ia melihat dan berbicara dengan Yesus dan Santa Perawan Maria, juga dengan malaikat pelindungnya. Kehidupan surgawi ini disertai pula oleh pengalaman tentang neraka dan setan. Santo Padre Pio adalah seorang biarawan Fransiskan Kapusin dari Biara San Giovanni Rotondo di Foggia Italia. Dia masuk sebagai seorang klerus dalam Ordo Kapusin pada 6 Januari 1903 dan ditahbiskan menjadi imam pada 10 Agustus 1910 di Katedral Benevento.

Pada 28 Juli 1916, dia tiba di San Giovanni Rotondo, di Gargano, di mana dia tinggal sampai kematiannya pada 23 September 1968.

Selama hidupnya, yang dia persembahkan seutuhnya untuk menjalankan tugas pelayanan imamatnya, dia mendirikan kelompok-kelompok doa dan sebuah rumah sakit modern, yang dia beri nama “Wisma untuk Meringankan Penderitaan”.

Kanonisasinya mulai pada 20 Maret 1983, dan ditutup pada 21 Januari 1990. Semua dokumen yang dikumpulkan dan ditata dalam 104 jilid itu diserahkan kepada Kongregasi bagi Urusan Para Santo, Vatikan.

Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II menganugerahinya gelar ‘Venerabilis’ (Yang Patut Dihormati), dengan menerbitkan dokumen “Decretum super virtutibus” (Dekrit perihal keutamaan-keutamaan) pada 18 Desember 1997.



Keutamaan-keutamaan Padre Pio yaitu:

Kesederhanaan:

“’Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus’ – Gal 6:14.”

“Padre Pio Pietrelcina, seperti Rasul St. Paulus, menempatkan Salib Suci, yang merupakan kekuatan, kebijaksanaan dan kemuliaannya, pada puncak hidup dan kerasulannya. Bebas dari kesia-siaan duniawi dan terserap pada cinta akan Yesus Kristus, dia membentuk diri pribadinya pada-Nya, dengan mempersembahkan hidupnya demi keselamatan dunia. Dia sedemikian murah hati dan sempurna mengikuti dan meniru sebagai kurban ilahi, sehingga dia dapat berkata: ‘Saya telah disalibkan bersama Kristus, bukan lagi saya yang hidup, tetapi Kristus yang hidup dalam diriku’ (Gal 2:19). Dia pun tidak mau menyimpan sendiri harta rahmat yang telah secara berlimpah dianugerahkan Tuhan kepadanya. Karena itu tanpa mengenal istirahat dia, melalui pelayanan sucinya, melayani semua orang yang datang kepadanya. Maka terlahirlah begitu banyak anak-anak rohaninya”.

Mukjizat :

Padre Pio mendapat karunia penyembuhan dan bahkan ia pernah membangkitkan seorang gadis yang sudah dinyatakan meninggal. 

Mukjizat yang terjadi berkat pengantaraan Padre Pio diakui oleh Sri Paus setelah dibuktikan oleh tiga komisi yang secara kanonik. Konsultasi-konsltasi Medis dari Kongregasi untuk Kasus-kasus Orang Kudus, yang bertemu pada 30 April 1998, memeriksa kesembuhan Nyonya Xonsiglia De Martino dari putusnya traumatik jembatan thorak di tengkuk yang terjadi pada 3 November 1995 dan secara ilmiah tidak dapat diterangkan.

Sri Paus secara resmi mengakui mukjizat itu dengan Dekrit tgl 21 Desember 1998 dan menentukan tanggal untuk beatifikasi pada hari Minggu 2 Mei 1999. Padre Pio dikanonisasi pada 26 Februari  2002 oleh Yohanes Paulus II.

Keutamaan-keutamaan Santo Padre Pio.

Stigmata :

Padre Pio adalah imam pertama yang menerima stigmata Kristus. Padre Pio da Pietrelcina menerima stigmata dari Kristus yang tersalib, yang dalam penampakan-Nya mengundang Saudara Dina Kapusin itu mempersatukan dirinya pada sengsara-Nya supaya dapat ambil bagian dalam penyelamatan orang-orang lain, khususnya mereka yang menerima tahabisan. Jumat pagi, 20 September 1918, ketika dia sedang berdoa di depan Salib dalam ruang kor biara gereja yang tua, dia menerima anugerah stigmata, yang tetap berdarah segar pada tubuhnya, selama setengah abad.

Padre Pio mengalami Stigmata pada kedua tangan, kaki dan lambungnya. Luka-luka dari stigmata itu mengeluarkan bau bunga violet yang semerbak.

Indera adikodrati:

Padre Pio juga memperoleh karunia, Osmogenesia, bilokasi, levitasi, teleportasi, penglihatan, membaca pikiran orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar