Minggu, 30 Juni 2024

Frater Diros Tuntaskan Tugas Pastoral di Paroki GPI



Setelah selama satu tahun lima bulan bersama umat Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI), Frater Diros Pugon Pr akhirnya menuntaskan masa orientasi pastoralnya. Umat Paroki GPI, Minggu (30/06/2024) kemarin melepas Frater Diros melalui acara seusai perayaan ekaristi.

Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI, Pst Johanis Josep Montolalu Pr., dalam sambutannya memaknai perpisahan dengan Frater Diros ini melalui tulisan dalam baliho yang dinilai futuristik.

“Saya cuma mau katakan ini sebagai pesan baik untuk frater maupun untuk semua orang untuk mau melangkah maju dengan bantuan futuristik ini. Mereka maju dengan baik, maupun selalu berpikir tentang masa depan dan masa depan yang kita harapkan adalah masa depan yang selalu lebih dari apa yang sekarang boleh kita menikmati dan alami,” tutur Pastor John didampingi Pastor Rekan Pst Jan Silvianus Koraag Pr.

Lanjutnya ada rupa-rupa energi positif. “Mari kita perbanyak pemberian diri kita untuk keluarga, pemberian diri kita untuk wilayah rohani, pemberian diri kita untuk Paroki, perbanyak pemberian diri ini untuk yang kita jadikan futuristik ini. Masa depan kita ada di sana dan begitu juga untuk yang akan datang. Hari ini adalah perpisahan futuristik dengan melihat ke depan supaya Frater Diros berhasil dalam panggilan dan perutusan dan ada harapan mudah-mudahan satu waktu kembali ke tempat ini untuk merayakan misa perdana. Itulah futuristik,” tutur Pastor John.

Menurutnya umat berkumpul dengan Frater saat ini untuk sukacita, kegembiraan bisa mengalami perjalanan pastoral. 

“Tuhan memberkati semua rencana semua kegiatan dan semua pemberian diri kita untuk membangun masa depan yang selalu lebih baik lagi terima kasih kepada Frater Diros,” pungkas Pastor John. 

Sementara itu Frater Diros berterima kasih kepada Pastor Petrus Tinangon Pr., Pastor John Montolalu dan Pastor Jan Silvianus Koraag Pr, yang telah membimbing dan bersama selama di Paroki GPI.

“Saya berterima kasih juga kepada DPP, ketua-ketua wilayah dan pengursus wilayah rohani serta uma yang sudah menerima saya selama satu tahun lima bulan. Pengalaman pertama saya di sini yaitu membangun komunikasi. Kemudian lama kelamaan bisa merubah karakter saya menjadi lebih baik. Kita menjalin kesempatan di sini yang berharga untuk pembinaan pribadi, spiritual dan intelektual,” ungkap Frater.

Frater Diros berterima kasih di Paroki GPI dirinya merasa selalu diterima dan  ditopang saat melakukan kunjungan ke rumah-rumah, ke kelompok-kelompok umat kelompok-kelompok kategori. “Bahkan pengurusan DPP selalu memfasilitasi kita dan selalu memberikan masukan. Saya secara pribadi merasa terbantu karena semua umat yang berada di kita itu selalu bekerja sama selalu tidak pernah menolak,” tutur Frater Diros. 

Dirinya bersyukur di Paroki GPI bisa bertumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang bebas dan bertanggung jawab dalam pelayanan.

Sementara itu Sekretaris DPP, Donny Mamahit atas nama umat berterima kasih kepada Frater Diros yang telah melaksanakan tugas orientasi Pastoral di Paroki GPI dengan baik dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan DPP.

Acara perpisahan ini dihadiri ratusan umat pusat Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI yang terdiri dari 16 wilayah rohani, serta kelompok-kelompok kategorial.(Roy)


Sabtu, 29 Juni 2024

Pesta Pelindung Stasi Mapbar, Umat Diingatkan 2 Kekuatan Panggilan Santo Petrus



Stasi Santo Petrus Mapanget Barat (Mapbar)merayakan pesta pelindung melalui perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Jan Silvianus Koraag Pr dan Pastor Paroki Bunda Teresa dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI), Pastor Johanis Josep Montolalu Pr, Sabtu (29/06/2024) malam. Pastor John Montolalu mengingatkan dua kekuatan dari panggilan Santo Petrus.

Bacaan I hari itu diambil dari Kisah Para Rasul 12 : 1-11, Bacaan II dari 2 Timotius 4:6-8.17-18 dan Injil Matius 16:13-19. Pastor John Montolalu dalam kotbahnya mengingatkan setiap kali memperingati pesta pelindung, umat selalu mengucapkan doa, "Santo Petrus doakanlah kami yang berlindung kepada mu." 

Pastor John dalam homilinya mengingatkan umat akan dua kekuatan utama yang diwakili oleh Santo Petrus, yaitu kekuatan panggilan dan perutusan serta kekuatan doa.

“Maka dari itu dalam rangka memaknai perayaan syukur pada malam ini, berkaitan dengan pesta pelindung, Santo petrus mengajak kita untuk memaknai pertama kekuatan untuk suatu panggilan dan perutusan, yang diungkapkan dalam perikop injil hari ini. Kekuatan kedua yaitu kekuatan doa yang kita telusuri dalam Kisah Para Rasul. Inilah dua kekuatan dalam kehidupan orang beriman,” jelas Pastor John.

Pastor John Montolalu menjelaskan bahwa panggilan dan perutusan Yesus kepada Petrus adalah hal yang sangat serius. Pastor mengajak umuat menelusuri mulai dari kekuatan pertama, panggilan dan perutusan Yesus kepada Petrus tidak main-main. 

"Engkaulah Petrus dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat Ku dan alam maut tidak akan menguasainya," tutur Pastor Montolalu mengutip Injil Matius.

Pastor  menegaskan bahwa mandat dan kewenangan yang diberikan Yesus kepada Petrus adalah kepercayaan besar yang membawa perubahan total dalam diri Petrus, bukan hanya dari nama, tetapi pikiran, hati, karakter, hingga perilakunya.

"Kekuatan panggilan dan perutusan ini mengubah secara total orang yang dipanggil dan diutus oleh Yesus. Mandat, kewenangan dan wibawah ini diberikan dengan tanggung jawab besar," lanjut Pastor John.



Kekuatan kedua yang diingatkan adalah kekuatan doa. Kekuatan doa sebagai kesaksian oleh jemat pada waktu Petrus berada dalam penjara. 

“Dengan  menerima mandat dan kepercayaan dari Yesus, Petrus harus secara total melaksanakan segala sesuatu yang sudah dipercayakan Yesus kepadanya walaupun harus berhadapan dengan penganiayaan, penjara dibenci atau malam dibunuh sebagai martir. Itulah konsekuensi panggilan dan perutusan. 

Pastor John Montolalu menuturkan kisah dalam Kisah Para Rasul tentang jemaat yang mendoakan Petrus ketika ia berada dalam penjara. Meskipun menghadapi penganiayaan, penjara, bahkan ancaman kematian sebagai martir, kekuatan panggilan dan perutusan Yesus tidak pernah melemah. Doa jemaat yang tekun menghasilkan mujizat besar dengan datangnya malaikat Allah yang membebaskan Petrus dari penjara. 

"Dua kekuatan ini menyatu dan tidak untuk dipertentangkan," ujar Pastor John.

Pastor John juga menyampaikan rasa syukurnya atas kehadiran Frater Diros yang telah bersama paroki selama satu tahun lima bulan. "Frater Diros mendapatkan panggilan ini dan sementara mengusahakan perutusan ini. Panggilan dan perutusan Allah yang sama diberikan kepada saya, Pastor Alo, dan kepada kalian sebagai ketua wilayah rohani atau pengurus lainnya," tutup Pastor Koraag.

Perayaan pesta pelindung ini menjadi momen berharga bagi umat Stasi Santo Petrus Mapanget Barat untuk merenungkan dan menghidupi kekuatan panggilan dan doa dalam kehidupan beriman mereka.

Usai Misa dilanjutkan dengan santap kasih bersama sekaligus syukuran perpisahan dengan Frater Diros Pohon Pr. Pada kesempatan itu Ketua Stasi Kristo Jemiun mengungkapkan suka cita namun kesedihan harus berpisah dengan Frater yang sudah bertugas sebagai Frater Patoral selama 1 tahun 5 bulan.(Roy)


Jumat, 28 Juni 2024

Hari Raya Santo Petrus dan Santo Paulus

29 Juni



Sejak semula Gereja menghormati kedua rasul, Petrus dan Paulus, secara bersama-sama. Kedua rasul ini dianggap sebagai Sokoguru gereja.

Petrus  atau Simon anak Yunus dan saudara Andreas, lahir di Betsaida, Galilea, sebuah kampung di tepi danau Genesaret. Seperti ayahnya, Simon adalah seorang nelayan yang ulet, bertabiat jujur, dan rajin. Ia tidak berpendidikan tinggi tetapi cukup terampil dalam pekerjaannya sebagai seorang nelayan. Kepribadiannya sangat menarik perhatian Yesus; karena itu Yesus berkenan menjadikannya seorang muridNya, bahkan mengangkatnya sebagai pemimpin para rasul dan pemimpin Gereja yang pertama.

Yesus berkata kepada Simon, “Engkau anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus). (Yoh1:41-42) Kefas artinya wadas atau batu karang. Sejak saat itu, dia lebih dikenal dengan nama Petrus.

Petrus secara resmi berkeputusan mengikuti Yesus, Sang Mesias dengan meninggalkan segala-galanya, ketika ia menyaksikan mukzijat penangkapan ikan secara ajaib oleh Yesus. Kepada Petrus yang rendah hati itu, Yesus berkata: “Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia”. Setelah penyerahan diri ini, Petrus diperkenankan menyaksikan berbagai peristiwa dan akhirnya dipercayakan tugas menjadi pemimpin para rasul dan gembala kaum beriman. Petrus juga murid pertama yang menamain Yesus sebagai Mesias (Markus 8:29; Lukas 9:20; Matius 16:16-17).

Ia juga menyangkal Yesus ketika Yesus ditangkap dan diadili. Mat26:30-35; 69-75).

Petrus menjadi martir dengan disalibkan terbalik karena dia merasa tidak layak untuk disalibkan dengan cara seperti yang dilalami Tuhan Yesus Kristus. Dia bersukacita pada hari kematiannya, mengetahui bahwa dia akan bertemu kembali dengan Juru Selamat yang dia kasihi.

Santo Petrus hidupnya selama 65 tahun. 40 tahun hidupnya ditujukan untuk memberitakan Injil Yesus Kristus. Dalam Perjanjian Lama, angka 40 selalu merupakan angka pengujian -- dan selama itulah Petrus diuji.

Paulus yang awalnya bernama Saulus dilahirkan di Tarsus, Asia Kecil dari keluarga Yahudi yang berkewarganegaraan Romawi. Ia seorang terdidik dan belajar di Yerusalem pada Gamaliel, dari kelompok Farisi. Sebagai seorang Farisi yang fanatik, Saulus tiada henti mengejar dan memenjarakan murid-murid Yesus.

Pertobatan Paulus terjadi setelah Yesus naik ke sorga. Dalam perjalanan ke Damsyik, Yesus menemuinya. Ketika itu Paulus mengalami kehilangan penglihatan setelah melihat suatu cayaha dan mendengar suara Yesus.

Penglihatan dan tenaganya pulih kembali setelah bertemu murid Yesus, Ananias. Ia kemudian dipermandikan oleh Ananias dan dan Yesus menjadikan Paulus seorang rasul untuk bangsa-bangsa kafir. Ia menjelajahi seluruh daerah Laut Tengah untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir. Perjalanan misinya senantiasa diwarnai dengan berbagai kesulitan dan pertentangan dengan kaum kafir. St. Paulus terkenal sebagai rasul yang mewartakan Yesus di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, khususnya orang-orang Yunani. St. Paulus juga mengkritik sikap orang Yahudi yang menganggap diri mereka lebih tinggi dan menutup hati mereka terhadap bangsa lain (Kis 13:44-49).

Di Yerusalem ia ditangkap oleh bangsa Yahudi, lalu dipenjarakan dan dibawa ke Roma, dan akhirnya ia dibebaskan setelah naik banding kepada kaisar. Tak lama kemudian, dia ditangkap lagi dan akhirnya menemui ajalnya sebagai martir di Roma pada tahun 67. Paulus mati setelah disiksa dengan kejam dan dipenggal kepalanya oleh Kaisar Nero.

Hari Raya St. Petrus dan Paulus adalah salah satu hari raya pertama yang dimiliki Gereja dan dirayakan bersama-sama sejak sekitar tahun 258 Masehi, dan semakin meluas pada pertengahan abad keempat. Gereja merayakan Hari Raya St. Petrus dan Paulus karena jasa besar yang mereka berikan bagi Gereja. Mereka berdua adalah batu fondasi Gereja yang kokoh yang dipilih oleh Yesus sendiri di mana Gereja terus bertumbuh sampai sekarang.

Berkat kesaksian mereka berdua, Gereja menjadi miliki segala bangsa dan tidak hanya diwartakan untuk suatu bangsa tertentu saja.

Jenazah St. Petrus dan St. Paulus dimakamkan di tempat mereka menjadi martir, yaitu St. Petrus di Vatikan dan St. Paulus di gereja di Via Ostiensis (atau yang lebih dikenal dengan Gereja St. Paulus di Luar Tembok).


 

Sabtu, 22 Juni 2024

Menghadapi Badai Kehidupan, Bersama Kristus Pasti Bisa

Pastor Johanis Montolalu Pr.

 

Dalam khotbah Minggu Biasa XII, Minggu 23 Juni 2024, Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI), Pst Johanis Montolalu Pr., memberikan refleksi mendalam dari bacaan Ayub 39:1-8, 2 Korintus 5:14-17, dan Markus 4:35-40. Mengangkat tema tentang badai dalam kehidupan, Pastor Johanis mengajak umat untuk merenungkan bagaimana badai, baik yang berasal dari alam maupun yang terjadi dalam kehidupan manusia, dapat dihadapi dengan iman kepada Kristus.

Pastor Johanis memulai dengan menggambarkan badai sebagai kekuatan besar yang mengancam, menakutkan, dan menghancurkan. Badai ini bisa terjadi di pegunungan, dataran tinggi, maupun dataran rendah, serta dalam berbagai aspek kehidupan manusia, seperti keluarga, kelompok rohani, hingga komunitas sosial. Menurutnya, badai yang kita hadapi dalam kehidupan bukan hanya fenomena alam, tetapi juga tantangan dan masalah manusiawi yang membutuhkan pertolongan ilahi.

Pastor John mengungkapkan dalam kisah Injil Markus tentang badai di danau, para murid yang ketakutan mencari pertolongan kepada Yesus. "Guru, tidak pedulikah engkau kalau kita binasa?" demikian ungkapan kekesalan sekaligus permohonan mereka. Pastor Johanis menekankan bahwa dalam menghadapi badai, kita harus mendekatkan diri kepada Yesus, seperti para murid yang berlari kepada-Nya. Yesus adalah jawaban atas segala ketakutan dan kekhawatiran mereka.

Mengutip dari surat Paulus kepada jemaat Korintus, Pastor Johanis menunjukkan transformasi hidup Paulus dari Saulus yang jahat menjadi Paulus yang baik setelah berjumpa dengan Yesus. 

“Perubahan luar biasa ini menegaskan bahwa bersama Yesus, seseorang dapat menjalani hidup baru dengan gaya hidup baru sebagai pewarta Kristus. Hal ini menunjukkan bahwa badai dalam kehidupan pribadi dapat diselesaikan dengan berjumpa dan berjalan bersama Kristus,” tutur Pastor John Montolalu.

Pastor John juga merujuk pada kisah Ayub, yang meskipun mengalami pergumulan iman yang luar biasa, akhirnya menemukan bahwa hanya dengan menyerahkan diri kepada Tuhan, badai dalam hidupnya dapat diselesaikan. 

“Ayub menyadari bahwa menjauh dari Tuhan tidak membuat badai mereda, melainkan memperburuk keadaan. Dengan kembali kepada Tuhan, Ayub keluar dari badai hidupnya dan menjadi saksi luar biasa tentang kuasa Allah,” ungkap Pastor..

Pastor Johanis mengingatkan bahwa kita boleh berjuang dengan kekuatan sendiri atau bersama teman-teman, tetapi itu tidak pernah cukup. Kekuatan sejati untuk menghadapi badai dalam kehidupan datang dari Kristus. 

“Bapak Ibu saudara-saudariku yang terkasih di dalam Tuhan, ada banyak badai di dalam kehidupan, kita boleh berjuang dengan kekuatan sendiri tapi kemudian harus yakin ini tidak pernah cukup. Kita boleh berjuang dalam kebersamaan dengan teman-teman yang lain tapi harus tetap yakin bahwa ini tidak pernah menjadi cukup. Semua itu kita harus cukupkan dengan pengalaman-pengalaman kitab suci yang menjadi permennungan kita. Bersama dengan Kristus kita pasti bisa. Karena Yesus Kristus adalah jawaban untuk semua persoalan yang sementara kita hadapi," kunci Pastor John Montolalu mengakhiri khotbah.(Roy)


Sabtu, 15 Juni 2024

Uskup Rolly Untu Tahbiskan Gereja Bunda Hati Kudus Yesus Rumengkor

 



Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC., menahbiskan Gereja Bunda Hati Kudus Yesus (BHKY) di Rumengkor melalui misa kudus pada Sabtu, 15 Juni 2026. Acara ini dihadiri oleh umat paroki yang dengan penuh sukacita merayakan momen bersejarah tersebut.

Pentahbisan gedung gereja yang dibangun selama dua tahun itu diawali dengan peresmian oleh Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey ditandai oleh pengguntingan pita, penandatanganan prasasti dan penyerahan kunci pintu dari Uskup Mgr. Rolly Untu kepada Pastor Paroki BHKY Rumengkor Pst. Emmanuel Ohoiwutun, MSC. Pada kesempatan itu juga Gubernur Olly menyerahkan bantuan uang tunai sebesar Rp100 juta untuk pembangunan gereja tersebut.

Dalam homilinya pada perayaan ekaristi kudus, Uskup Rolly Untu mengungkapkan kegembiraannya atas pencapaian umat paroki ini. 

"Hari ini kudus bagi Tuhan karena itu kita tidak bersusah hati, tetapi bersukacita karena Tuhan menyelenggarakan semuanya dan menyertai perjalanan umat paroki ini," ujar Uskup.

Ia juga mengenang perjalanan panjang umat paroki yang penuh upaya dan kerinduan untuk mengembangkan bangunan rohani mereka. Sejak awal berdirinya paroki, umat telah berjuang keras untuk mewujudkan impian memiliki gereja yang baru. Meskipun banyak rintangan yang harus dihadapi, mereka tetap gigih dan akhirnya berhasil.

"Kita semua adalah saksi-saksinya, baik buah iman, buah pengharapan, dorongan-dorongan, dan berbuah juga pada panggilan-panggilan. Kita lihat hadir Pastor John Montolalu, putra Rumengkor sebagai Sekretaris Keuskupan Manado," kata Uskup, mengingatkan jemaat tentang perjalanan spiritual mereka.

Pembangunan Gereja Bunda Hati Kudus Yesus ini dimulai oleh Pastor Bastian Sapang, dilanjutkan oleh Pastor Emanuel Ohoiwutun. Uskup Rolly Untu juga mengenang Pastor Bastian yang merencanakan peresmian gereja pada Desember tahun lalu, namun sayangnya meninggal sebelum gereja ini selesai.

"Manusia merencanakan tapi Tuhanlah yang menentukan. Jalan Tuhan bukan jalan manusia," ujarnya, menekankan bahwa meskipun Pastor Bastian tidak dapat menyaksikan penyelesaian gereja ini, warisannya tetap hidup dalam perjalanan umat paroki ini.

Pembangunan gereja ini mendapat dukungan luar biasa dari pemerintah provinsi dan kabupaten. 

"Kita bersyukur, setelah perjalanan pembangunan, kita sekarang boleh menyaksikan pemberkatan gedung gereja ini," kata Uskup Rolly Untu. Ia menambahkan bahwa Tuhan selalu setia menuntun umat-Nya, sebagaimana Yesus Kristus tetap sama baik kemarin, hari ini, maupun sampai selama-lamanya.

Peresmian dan pentahbisan gedung  gereja ini dihadiri sejumlah pastor yang berasal dari Rumengkor diantaranya Pst Johanis J Montolalu Pr., Wakil Bupati Minahasa Robby Dondokambey, sejumlah pejabat Pemprov Sulut diantaranya Kepala Bapenda Sulut June E. Silangen, umat paroki dan stasi. 

Pastor Paroki Emanuel Ohoiwutun dan Ketua Panitia Mathinus Mamuaja berterima kasih kepada Uskup Rolly Untu, Gubernur Olly Dondokambey yang telah hadir mentahbiskan dan meresmikan gedung Gereja BHKY. Keduanya juga berterima kasih pada Pemprov Sulut dan Pemkab Minahasa serta umat yang ikut membantu dan berpartisipasi dalam pembangunan gereja tersebut.

Acara peresmian gedung gereja yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp6 miliar ini menjadi momen bersejarah bagi umat paroki di Rumengkor, yang kini memiliki tempat ibadah baru untuk melanjutkan perjalanan rohani mereka dengan penuh semangat dan harapan.(Roy)

Ikuti juga : https://youtu.be/54Qz4LPz7q8?si=1uFyNmr9_l33-tYg


Minggu, 09 Juni 2024

Meneladani Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yosef



Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI) Pst. Johanis Josep Montolalu Pr, mengajak umat dalam perayaan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria untuk meneladani keluarga kudus, Yesus, Maria dan Yosef. Ini disampaikan Pastor Yohanes Montolalu dalam misa syukur perayaan HUT ke-5 pernikahan Keluarga Kerangan-Rantung, Wilayah Rohani Santo Athanasius, Sabtu (08/06/2024).

“Peringatan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria adalah peringatan gerejawi yang tidak memiliki tanggal tetap. Biasanya dirayakan pada hari setelah Hari Raya Hati Yesus Maha Kudus. Pada perayaan hari ini, bacaan yang dipilih adalah bacaan yang ditentukan oleh gereja untuk merayakan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria,” tutur Pastor John. 

Diungkapkannya, dalam bacaan Yesaya 61 :  9 - 11, Nabi Yesaya menyatakan bahwa kita adalah keturunan yang diberkati. Lanjutnya bacaan itu mengingatkan bahwa kita semua sebagai orang beriman, merujuk kepada Yesus sebagai panduan dan guru iman kita orang Kristiani. 

“Sebagai orang Katolik selalu merujuk pada kita adalah keturunan yang diberkati dan selanjutnya tentu saja kehadiran Yesus tak bisa dilepaskan dari kehadiran Maria yang juga sudah dipilih oleh Allah, diberkati secara sangat pada waktu kita merenungkan panggilan dan perutusan Maria. Kehadiran Maria itu tak lepas dari kehadiran satu keluarga kudus. Maria dipanggil dan diutus untuk menjadi ibu Yesus, mengandung, melahirkan Yesus,” tutur Pastor John. 

Menurutnya, dalam konteks membangun keluarga, Maria dan Yusuf dipertemukan untuk membentuk keluarga kudus bersama dengan Yesus. 

“Perayaan ini mengajak kita untuk merenungkan pentingnya kehadiran Maria dalam kehidupan keluarga kudus, bukan hanya dalam konteks hidup imamat atau biarawati, tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga. Injil Lukas 2: 41 - 51 yang dibacakan hari ini menggambarkan perjalanan hidup keluarga kudus, yaitu Maria, Yusuf, dan Yesus. Injil ini menekankan tanggung jawab orang tua dalam mewariskan nilai-nilai kehidupan dan tradisi iman kepada anak-anak mereka. Maria dan Yusuf memberikan teladan dengan membawa Yesus dalam ziarah ke Yerusalem, mengajarkan praktek-praktek keagamaan yang penting,” papar Pastor.

Lebih lanjut, Pastor mengungkapkan pada usia 12 tahun, Yesus menunjukkan hasil dari pendidikan dan pembinaan yang diberikan oleh Maria dan Yusuf. Jawaban Yesus kepada orang tuanya di Bait Allah menunjukkan bahwa dia memahami identitasnya sebagai Anak Allah. 

“Yesus justru mau kasih tahu kepada Yosep dan Maria, Dia bukan cuma anak manusia tapi dia juga adalah anak Allah yang justru harus tinggal di dalam Bait Allah. Inilah yang kemudian menjadi kenangan indah bahwa pendidikan, pembinaan nilai-nilai itu. Ajaran-ajaran iman, praktik-praktek keagamaan ternyata membekas sangat dalam di dalam diri Yesus dan jadilah dia sebagai seorang anak yang luar biasa,” sebut Pastor John seraya menambahkan sebagai orang tua, tanggung jawab orang beriman yang sudah diberikan kepercayaan oleh Allah sendiri.

“Hari ini, Keluarga Kerangan - Rantung merayakan syukuran 5 tahun perkawinan mereka. Perayaan ini bertepatan dengan peringatan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria yang dirayakan oleh Gereja pada tanggal 8 Juni. Tanggal ini dipilih keluarga untuk merayakan momen istimewa mereka, meskipun sebenarnya jatuh pada tanggal 6 Jun,” ungkap Pastor John.

Menurutnya dalam momen syukuran ini, Keluarga Kerangan - Rantung juga merenungkan berkat Tuhan yang telah menyertai mereka selama lima tahun ini. Mereka berkomitmen untuk terus menjalankan tanggung jawab sebagai orang tua yang beriman, mendidik dan membesarkan anak-anak mereka sesuai dengan ajaran iman. Semoga berkat Tuhan terus menyertai keluarga Kerangan Rantung dan semua keluarga yang hadir dalam perayaan ini.(Roy)


Kamis, 06 Juni 2024

Santo Norbertus

 

6 Juni




Dari Kehidupan Mapan Menuju Pengabdian Ilahi

Norbertus lahir di Jerman sekitar tahun 1080. Sebagai anak yang baik selama masa kanak-kanak dan remajanya, ia kemudian terjun ke kehidupan istana Kaisar Henry V. Norbertus menghabiskan waktunya dengan bersenang-senang dan mengejar kedudukan terhormat..

Suatu hari hidupnya berubah drastis. Kilat menyambar dahsyat dan membuat kudanya lari kencang, menjatuhkannya ke tanah hingga tak sadarkan diri. Saat sadar, Norbertus mulai merenungkan cara hidupnya selama ini. Ia merasakan kehadiran Tuhan yang menawarkan rahmat untuk mengubah hidupnya. Mengingat kembali keinginannya beberapa tahun sebelumnya, ia memutuskan untuk menjadi imam. Maka, Norbertus masuk biara Benediktin dan ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1115.

Sebagai imam, Pater Norbertus berusaha mengubah cara hidup orang banyak yang terpusat pada hal-hal duniawi. Ia menjual segala harta miliknya dan membagikan uangnya kepada yang miskin. Norbertus kemudian mendirikan sebuah kongregasi untuk menyebarluaskan iman. Kelompok ini, yang terdiri dari tiga belas orang, hidup bersama dalam komunitas religius di lembah Premontre, sehingga dikenal sebagai Premonstratensian atau Norbertine, sesuai nama pendirinya.

Norbertus kemudian diangkat sebagai Uskup Magdeburg. Ia memasuki kota Magdeburg dengan pakaian sederhana dan tanpa sepatu, hingga penjaga pintu keuskupan tidak mengenalinya dan tidak mengijinkannya masuk, malah menyuruhnya bergabung dengan kawanan pengemis lainnya. "Tetapi, dia adalah Bapa Uskup kita yang baru!" teriak orang-orang yang mengenalinya. Penjaga pintu terkejut dan menyesal. "Tidak mengapa, saudaraku terkasih," kata Uskup Norbertus dengan lembut. "Kamu menilaiku lebih tepat daripada mereka yang membawaku ke sini."

Sebagai uskup, Norbertus menghadapi bidaah yang menyangkal kehadiran nyata Yesus dalam Ekaristi Kudus. Ajarannya yang indah tentang kehadiran Kristus dalam Sakramen Mahakudus membawa umat kembali pada iman yang benar. Pada bulan Maret 1133, Norbertus bersama sahabatnya, St. Bernardus, bergabung dengan kaisar dan tentaranya untuk mengawal Paus Inosensius II ke Vatikan dengan selamat.

St. Norbertus wafat pada tahun 1134. Ia dinyatakan sebagai santo oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582. Warisannya terus hidup melalui kongregasi yang didirikannya dan ajarannya tentang iman dan pengabdian kepada Tuhan.

Selasa, 04 Juni 2024

Kehidupan Iman Harus Terus Bertambah

 



Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (GPI) Pst. Johanis J Montolalu Pr mengajak agar umat menambahkan imannya. Hal itu diungkapkannya saat memimpin misa syukur HUT ke-17 dari adik Nada Melodi Besouw pustri dari Keluarga Besouw Bagunan, Senin 3 Mei 2024. 

“Saya mau mengajak kita pada kesempatan ini untuk merenungkan kehidupan kita. Dengan rupa-rupa kualitasnya boleh bilang manis, karena indah, boleh dibilang manis karena ceria. Kita mau angkat dan untuk merenungkan kehidupan ini, inspirasi dari bacaan Injil Markus, berkaitan dengan benih kehidupan. Apa sudah menanamkan benih kehidupan dan sebagai benih kehidupan yang diberikan oleh Allah?” tutur Pastor Johanis Montolalu.

Lanjutnya sebagaimana yang ditegaskan oleh Petrus tentang kehidupan. Menurutnya, kasih karunia dan damai sejahtera melimpah dari Tuhan. Kuasa -Nya yang ilahi telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh berkat pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia. 

“Kasih karunia dan kesejahteraan dari Tuhan itulah yang sudah dipercayakan kepada pasangan suami istri untuk membentuk keluarga. Besok pagi yang indah yang dipercayakan kepada keluarga ini adalah dalam bentuk Tuhan memberkati pasangan suami istri ini sehingga 17 tahun yang lalu berkat itu dihadirkan ke dunia yaitu dengan lahirnya anak yang terkasih Nada Melodi,” ungkap Pastor John sapaan akrabnya.

Pastor kemudian mengajak Nada untuk melihat kepada mama dan papanya. “Bukan wajah mereka, tapi merenungkan pengalaman selama 17 tahun ini. Pengalaman yang pasti juga bukan hanya pada waktu menata cinta mereka sebagai suami istri sehingga kemudian menghadirkan tanda berkat Tuhan untuk mereka. Tetapi selanjutnya adalah tata kelola kehidupan yang sudah mereka laksanakan, mendidik sedemikian rupa sehingga sampai pada tahun 2024 ini,” sebut Pastor John.

Lebih lanjut Pastor mengungkapkan Santo Petrus juga mengajak kita harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan. “Setelah kebajikan ditambahkan pengetahuan. Kepada pengetahuan ditambahkan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ditambahkan ketekunan, dan kepada ketekunan ditambahkan kesalehan. Selanjutnya setelah kesalehan ditambahkan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Jika iman kita terus bertambah, maka kita akan lebih mengenal Yesus Kristus dan hidup kita akan semakin berkualitas,” pungkasnya.

Dalam misa yang dihadiri umat Wilayah Rohani Santo Thomas Becket itu, Pastor John dibantu oleh Pastor Jan Silvianus Koraag Pr.(Roy) 


Minggu, 02 Juni 2024

Pastor John Montolalu Tekankan Pentingnya Koordinasi dan Komunikasi dalam Pelayanan Pastoral




Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta, Pastor Johanis J. Montolalu Pr., menekankan pentingnya batas kewenangan yang jelas dalam bidang pastoral. Dalam pertemuan perdana dengan DPP Pleno, Sabtu (01/06/2024) di aula pastoran itu Pastor menggaris bawahi, Pentingnya Koordinasi dan Komunikasi dalam Pelayanan Pastoral.

"Supaya kita semua bergerak sesuai dengan tugas masing-masing, namun tetap terstruktur dan tersistem," ujar Pastor Johanis Montolalu. Ia menekankan bahwa semua pihak harus maju secara terarah dan tidak simpang siur.


Pastor Johanis juga menegaskan bahwa tidak ada kelompok yang lebih tinggi dari yang lain dalam struktur pastoral. "Semua wilayah rohani posisinya sama. Tidak ada pusat paroki lebih tinggi dari stasiun. Semua sama tinggi," tegasnya. Ia menekankan bahwa tidak ada satu kelompok atau wilayah yang boleh memberi perintah kepada kelompok atau wilayah lain, semua harus bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing.

Menurut Pastor Johanis, koordinasi dan komunikasi yang baik sangat penting dalam menjalankan tugas pastoral. 

"Yang kita butuhkan adalah koordinasi dan komunikasi, baik secara vertikal sesuai dengan struktur maupun secara horizontal," ungkap Pastor John, sapaan akrabnya. Ia berharap agar semua anggota Dewan Pastoral Paroki dan rekan kerja lainnya memperhatikan dan menjalankan kewenangan mereka dengan baik, sesuai dengan struktur dan tugas yang telah ditetapkan. Hal ini untuk memastikan bahwa pelayanan pastoral dapat berjalan dengan efektif dan harmonis.

Pastor John mengajak semua pihak untuk terus bekerja sama dan menjaga koordinasi yang baik demi kemajuan pelayanan pastoral di Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta. "Baik kelompok teritorial maupun kategorial, kita membutuhkan hal ini. Perlu ada sosialisasi, supaya orang jadi paham, tidak gagal paham," jelasnya. Ia juga menyarankan perlunya workshop dan pelatihan untuk meng-upgrade kemampuan-kemampuan umat yang dilayani, baik di bidang pengetahuan maupun di bidang keterampilan.

Pastor Johanis juga mengungkapkan pentingnya memikirkan kaderisasi secara bertahap untuk menampilkan tokoh yang kompeten, yang siap dikirim tidak hanya dalam lingkungan gereja tetapi juga di lingkungan kemasyarakatan. "Kita perlu tokoh ibadah Katolik yang juga bisa berperan di konteks oikumene dalam masyarakat umum. Itu juga perlu dikaderkan untuk liturgi dan lain-lain," tutupnya.

Pertemuan itu dihadiri Pastor Rekan Pst. Jan Silvianus Koraag Pr, Frater Pastoral Fr. Dirros Pugon Pr, DPP, DPS, Ketua Wilayah Rohani dan Kelompok Kategorial.(Roy)


Setialah pada hal-hal Kecil


 

Sabtu, 01 Juni 2024

Umat Paroki GPI Diingatkan Teladan Maria Mengunjungi Elisabet


Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet diperingati umat Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta, Griya Paniki Indah (GPI) melalui perayaan ekaristi penutupan Doa Rosario, Jumat (31/05/2024) di depan Gua Maria, halaman gereja paroki.

Bacaan Injil yang dibacakan dari Lukas 1:39 - 56, tentang Maria mengunjungi Elisabet saudaranya.

“Maria dalam keadaan hamil mengandung Yesus didampingi Josep suaminya mengunjungi Elisabet saudaranya merupakan perjalanan ziarah. Maria dan Joseph harus mengambil resiko, melalui jalan yang tidak mudah, padang gurun, siang hari yang panas, malam hari yang sangat dingin, penuh rintangan, marah bahaya, binatang buas, penyamun dan lain-lain. Tujuan perjalan itu Maria untuk memberitahukan bahwa dirinya mengandung Yesus Sang Juru Selamat Dunia kepada Elisabet. Serta membawa kabar sukacita bahwa saudaranya itu juga mengandung Yohanes,” tutur Pastor Jan Silvianus Koraag Pr sebagai selebran misa saat itu. 

Lanjutnya, Maria dan Elisabet saling memberi dukungan. Sehingga bayi dalam kandungan Elisabet melonjak kegirangan.

“Kita umat Katolik di seluruh dunia diajak meneladani apa yang dibuat oleh Bunda Maria kepada Elisabet, untuk saling mengunjungi, saling mendoakan untuk menguatkan iman satu sama lain dengan doa Rosario. Tentunya intensi-intensi doa kita ada yang terkabul, ada juga yang belum terkabul. Itu berarti Tuhan memberikan yang terbaik sebab ingat dalam sabda atau kitab suci mengatakan Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita yang berdoa. Permohonan itu bisa menguatkan iman kita dan juga untuk membahagiakan kita,” ungkap Pastor Alo sapaan akrabnya.

Lanjutnya Doa Rosario adalah ungkapan iman sebagai umat Katolik di mana kita hendak menyampaikan doa-doa kepada Tuhan lewat Bunda Maria sebagai Bunda Allah.  Menurutnya Bunda Maria adalah manusia seperti kita, tetapi Maria dipilih oleh Tuhan Allah untuk menjadi bundanya untuk mengandung Yesus Kristus putraNya. Keistimewaannya Bunda Maria dia diangkat ke surga dengan mulia dengan jiwa dan raga karena dia sudah dipersiapkan oleh Tuhan.

“Kita percaya dan yakin bahwa Bunda Maria sebagai ibu Tuhan Yesus selalu memperhatikan kita anak-anaknya yang percaya kepada putranya yaitu Yesus Kristus. Bahkan kitab suci sendiri menceritakan bagaimana Maria ibu Tuhan Yesus selalu dan kapanpun memperhatikan kita umat manusia. Ingat mukjizat pertama Yesus yaitu mengubah air menjadi anggur. Itu dibuat oleh Yesus karena diminta oleh Bunda Maria,” ungkapnya.

Pastor Alo mengungkapkan, Maria telah memberikan teladan lewat pesta Maria mengunjungi Elisabet dan juga lewat penampakan-penampakan Bunda Maria yang sekarang ini tetap berlangsung. Ada 10 penampakan Bunda Maria yang diakui oleh Gereja Katolik.(Roy)