![]() |
Santo Yusuf |
Setiap 1 Mei, dunia merayakan May Day—Hari Buruh Internasional—sebagai simbol perjuangan kaum pekerja untuk keadilan dan hak-hak pekerja yang layak. Pada hari itu korban jiwa berjatuhan untuk sebuah perjuangan kemanusiaan. Namun pada hari yang sama, Gereja Katolik memperingati Pesta Santo Yusuf Pekerja, pelindung para buruh dan teladan kerja yang penuh iman. Santo Yusuf adalah seorang tukang kayu yang bekerja dengan jujur untuk menghidupi keluarga kudus yaitu Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santo Yosef.
Dua peringatan ini lahir dari semangat yang serupa: memuliakan dan memperjuangkan martabat manusia dalam kerja. Jika May Day menggema dengan suara solidaritas dan perjuangan sosial. Sekelompok pekerja di Amerika Serikat menggelar aksi untuk memperjuangkan kesejahteraan 1 Mei 1886. Maka Pesta Santo Yusuf mengingatkan bahwa kerja juga adalah panggilan suci, sarana berkontribusi pada keluarga dan masyarakat. Gereja Katolik melalui Paus Pius XII pada tahun 1955 menetapkan Pesta Santo Yosef pelindung pekerja bukan kebetulan, melainkan sebuah jawaban rohani terhadap dunia yang haus akan keadilan sosial.
Mei Day bukan hanya momentum perlawanan, tapi juga refleksi, bahwa setiap upaya manusia dalam bekerja adalah bentuk luhur dari membangun dunia yang lebih adil dan bermartabat. Santo Yusuf, tukang kayu sederhana dari Nazaret, adalah simbol pekerja yang setia, diam namun penuh pengorbanan. Dalam dirinya, kerja bukan sekadar kewajiban melainkan partisipasi dalam karya penciptaan Allah. Seturut teladan Santo Yusuf, bekerja mempunyai makna yang sangat rohani, yaitu merupakan partisipasi dalam karya keselamatan, suatu peluang untuk mempercepat datangnya Kerajaan Allah. Kita pun manusia di jaman sekarang diingatkan bekerja bukan hanya untuk mencari makan, tetapi juga mencari makna hidup dan memaknai kehidupan yang merupakan rahmat Allah.(Roy)