4 Agustus
Santo Yohanes Maria Vianney lahir di Dardilly, wilayah Perancis Selatan, pada 8 Mei 1786 dari pasangan Mathieu Vianney dan Marie Beluse, sebuah keluarga sederhana di pedesaan.
Kata pertama yang keluar dari bibirnya saat masih bayi, adalah “Yesus” dan “Maria”. Yohanes Maria Vianney sangat terinspirasi oleh kepedulian kedua orangtuanya kepada para miskin papa, padahal secara materi mereka sendiri bukan keluarga kaya. Rumah mereka selalu terbuka untuk orang miskin yang membutuhkan makanan dan pertolongan lainnya. Ia pergi menjumpai orang-orang sederhana di jalan dan membawa pulang baju mereka yang sobek, untuk diperbaiki oleh ibunya di rumah. Kendati baru bisa membaca pada usia 18 tahun, tetapi ia bercita-cita menjadi imam.
Ketika Revolusi Perancis merebak, gereja-gereja ditutup, Ia mengumpulkan anak-anak di desanya dan mengajar mereka tentang Kitab Suci dengan cara yang sederhana.
Akhirnya setelah direstui ayahnya, Yohanes di usia 19 tahun, masuk seminari. Pendidikannya sempat tertunda karena kewajiban masuk militer yang berlaku di Prancis pada masa itu. Baru pada tahun 1812, ia melanjutkan lagi studinya.
Mulanya ia dianggap remeh karena kelambanannya dan kebodohannya. Pemimpin seminari sangat meragukan dia, namun mereka tidak bisa mengeluarkan dia karena kehidupan rohaninya sangat baik. Akhirnya Yohanes pun dianggap layak dan ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1815.
Namun setelah ditabhiskan menjadi imam, ia tidak diperkenankan uskup melayani sakramen pengakuan dosa karena dianggap tidak mampu memberi bimbingan rohani. Ia kemudian ditempatkan di paroki Ars, sebuah paroki yang terpencil dan tak terurus. Pada 8 Februari 1818, Yohanes mulai menyadari karyanya di Paroki Ars. Di satu pihak ia sungguh menyadari kemampuannya tidak seberapa dibanding dengan beratnya tugas mengembalakan umat Allah. Ia pun sadar bahwa Allah melalui Roh Kudus-Nya-lah pelaku utama karya besar itu. Hal itu mendorongnya untuk senantiasa mempersembahkan karyanya kepada Tuhan.
Di paroki kecil itu Yohanes Maria Vianney menjadikan desa Ars sebuah tempat ziarah bagi umat di segala penjuru. Pastor Ars yang saleh ini dikarunia karisma mengetahui berbagai hal sebelum terjadi. Maut menjemputnya pada tanggal 3 Agustus 1859. Pada tahun 1925, ia dinyatakan sebagai 'santo' oleh Paus Pius XI (1922-1939) dan diangkat sebagai pelindung surgawi bagi 'para pastor paroki'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar