Penyerahan buku panduan kepada Ketua Wilayah Rohani Sta Verena,
dr Anthonius Tumbol.
Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI, Pst PetrusTinangon Pr., melanjutkan kunjungan konsolidasi setelah diumumkannya ketua-ketua wilayah rohani. Konsolidasi kali ini dilaksanakan di Wilayah Rohani Sta Verena, Senin (22/01/2024). Pastor mengingatkan umat untuk tetap setia dalam perjuangan.
“Saudara sekalian seringkali
kita meragukan kasih setia Allah. Terutama ketika kesulitan demi kesulitan
menerpa kehidupan kita. Ketika kita menengok ke kanan dan ke kiri menanti
pertolongan. Ketika seperti Mazmur 121 ayat 1 kita berteriak Tuhan di mana Engkau
pada saat sesulit ini. Karena itu kalau kita mengatakan aku hendak menyanyikan
kasih setia Tuhan untuk selama-lamanya, sebenarnya kita mesti bertanya dalam
keadaan kita sekarang ini mungkinkah kita benar-benar menyanyikan kasih setia Tuhan,”
tutur Pastor Petrus Tinangon.
Lanjutnya, di dalam
kehidupan kita, baik hidup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
kita pasti mempunyai 1001 macam alasan yang sah untuk mengeluh.
“Kita ini kan masih ada di
dalam dunia, belum di surga. Tapi sabda Tuhan mau mengingatkan bahwa di dalam
iman kita tetap punya alasan untuk percaya dan oleh karena itu kita menyanyikan
kasih setia Tuhan. Ini sulit memang karena itu saya katakan tadi dalam iman
artinya bahwa dibalik semua yang mencemaskan yang kita alami, kita boleh tetap
percaya bahwa Tuhan tetap bekerja di dalam segala sesuatu yang mendatangkan
kebaikan bagi semua orang yang mengasihinya,” ungkap Pastor Petrus Tinangon.
Menurutnya ini memang bukan
masalah seperti materi matematika 2 + 2 = 4. Dimana anda boleh percaya, boleh
juga tidak. “Tapi baiklah anda ingat bahwa di dalam anda memilih untuk percaya
atau tidak akan hal ini sesungguhnya di situ terkait pilihan anda mau menyerah
saja kepada keadaan atau anda mau tetap berjuang. Anda cuma mau mengeluh saja
atau anda mau berjalan terus betapa pun beratnya. Sebab pengharapan orang
beriman memang harus realistis,” tandasnya.
Lanjutnya, iman tidak
membutakan mata kita, sehingga kita tidak melihat masalah. Namun demikian iman
mengajak kita untuk melihat kehidupan ini dari sudut yang lain. “Ini tidak
berarti bahwa pengharapan itu akan terwujud dengan sendirinya. Allah saja harus
bekerja keras untuk mewujudkannya. Baca saja kitab Wahyu, Anak Domba itu harus
bertempur mati-matian dan habis-habisan. Karena itu kita juga harus berjuang
mau berjuang berani berjuang. Tuhan tidak menyediakan di depan kita jalan yang
bertabur mawar melainkan jalan yang penuh perjuangan dan kerja keras yang mesti
kita bayar dengan peluh kalau perlu dengan darah kita ini tidak pernah muda
namun juga tidak akan sia-sia,” ungkap Pastor.
Pastor Petrus mengingatkan, kalau
kita berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia maka yang pertama-tama
harus kita tingkatkan adalah kualitas kita sebagai pejuang, setia sampai ke
titik darah penghabisan kepada cita-cita perjuangan kita.
“Seperti Allah setia kepada
kasih-Nya, kita selalu setia kepada cita-cita perjuangan kita. Jangan hanya
berjuang untuk hidup, walau tentu saja ini wajar dan sah-sah saja. Peringatan Yesus
menjadi amat relevan, barang siapa ingin mempertahankan nyawanya akan
kehilangan nyawa. Artinya kita hanya akan eksis, kita cuma akan survive tapi
kita kehilangan hidup itu sendiri. Sebab itu jangan cuma berjuang untuk hidup
tetapi hidup untuk berjuang,” jelasnya.
“Saudara sekalian saya
pernah membaca bahwa konon ada 7 hal yang membedakan sikap mental seorang
pemenang dari seorang pecundang. Pertama kalau seorang berjiwa pemenang
menghadapi sesuatu yang tidak tahu atau belum tahu ia akan cari tahu tapi
seorang pecundang akan cukup angkat bau. Kedua kalau seorang yang berjiwa
pemenang melakukan kesalahan ia akan berkata ya saya salah tapi seorang
pecundang ia akan berkata tapi itu bukan salah saya. Ketiga kalau menghadapi
masalah seorang pemenang akan menghadapinya sebaliknya seorang pecundang justru
akan menghindarinya. Keempat tentang dirinya sendiri seorang pemenang selalu
mengatakan saya toh belum sebaik yang seharusnya, sedang seorang pecundang akan
mengatakan saya toh tak sejelek yang lain. Kelima seorang penenang selalu
membuat janji kepada dirinya sendiri, tapi seorang pecundang selalu mengobrol
janji kepada orang lain. Keenam menghadapi orang yang lebih dari dirinya si
pemenang akan berusaha belajar daripadanya, tapi si pecundang akan mencari-cari
kelemahannya. Ke-7 seorang pemenang senantiasa mencari jalan yang lebih baik,
sedang seorang pecundang hanya akan mengulang-ulang apa yang sudah biasa ia
lakukan. Mari kita tingkatkan kualitas kita,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu
Koordionator Bidang II Rommy Humokor menyerahkan buku panduan kepada pengurus
wilayah rohani Sta Verena dan diterima ketua wilayah dr Anthonius Tumbol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar