Dalam lanjutan kunjungan konsolidasi di Wilayah Rohani St Padre Pio, Jumat 26 Januari 2024, Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah Pst Petrus Tinangon Pr, mengingatkan untuk terus berlatih untuk berjuang dan jadi pemenang.
“Menurut Ibrani pasal 12
ayat 1, marilah kita berlomba dengan tekun dan dalam perlombaan yang diwajibkan
bagi kita. Pesan pertama, seorang petani yang bekerja keras haruslah yang
pertama menikmati hasil usahanya. Ada yang menyenangkannya tetapi mesti kerja
keras dulu. Mau kepanasan, berani kehujanan, bersedia menunggu dengan sabar dan
setia sampai waktu panen tiba, Banyak orang lebih suka jadi pegawai daripada
jadi petani. Mengapa, karena bekerja jadi pergawai negeri sipil, ada jamnya,
tidak peduli musim, tidak peduli hama setiap akhir bulan pasti terima gaji,”
tukasnya.
Lanjut Pastor Petrus, pesan ketiga
adalah orang Kristiani juga digambarkan sebagai prajurit. Lebih tidak gampang
lagi, di mana anda bisa membuktikan bahwa diri bahwa anda adalah seorang prajurit
yang baik. Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus
Yesus.
“Seorang prajurit yang
sedang berjuang tidak menguntungkan dirinya dengan soal-soal kehidupannya
supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. Itulah kita sebagai
orang Kristiani diibaratkan ayam. Kita ini adalah ayam aduan, ayam box, ayam
sabung. Terus-menerus diuji apakah kita masih pantas menyandang sebutan itu. Dimana
diujinya di pertandingan dalam perlombaan karena itu tepat sekali nasehat Rasul
Paulus dalam 1 Korintus pasal 9 ayat 24 karena itu larilah begitu rupa sehingga
kamu memperolehnya,” ungkap Pastor.
Pastor Petrus mengungkapkan baru-baru
ini di koran-koran atau di televisi berita penutupan, pemberontakan,
penghancuran bahkan pembakaran gereja-gereja di suatu daerah tertentu di
Indonesia ini. Ada reaksi demo dan pembentukan kelompok nasional di daerah kita
yang Kristen ini. Sebagai warga negara Republik Indonesia kita berharap kita
berhak menyesal, kita menuntut tidak terima. Sebagai warga negara kita berhak
memperoleh perlindungan. Masa cuma golongan lain yang boleh marah sedangkan
kita tidak sebagai warga negara Indonesia. “Tetapi sebagai warga kerajaan Allah
itu bagian dari harga yang harus kita bayar. Itu bagian dari pendidikan dan
latihan kita sebagai artis, sebagai petani, sebagai prajurit, sebagai ayam
kampung, kita bukan ayam potong. Ayam potong itu kelihatannya saja dimanja
hidupnya, dibuat enak cuma makan tidur badannya dibikin gemuk tidak perlu kerja
keras hidup serba santai. Banyak orang Kristen sekarang ini hidup seperti itu
seperti ayam potong. Iblis memperlakukan manusia seperti ayam potong. Memperlakukan
manusia seperti ayam sabung, keras disiplin berat tetap tetapi akhirnya
kemenangan kejayaan. Anda pilih yang mana?” tegasnya.
“Yesus sendiri saja harus
memikul salib menyusuri Via dolo Rossa, masak kita mau lebih dari Yesus. Seorang
murid tidak mungkin melebihi suhunya bisa diharapkan tetap tegar dalam
penderita. Kita mempertahankan iman Kristiani secara konsekuen dan konsisten memerlukan
pejuang bukan pecundang. Perlu perjuangan, kadang-kadang pengorbanan perjuangan
yang berat dan perjuangan adalah investasi yang luar biasa,” pungkas Pastor
Petrus Tinangon.
Dalam misa itu Pastor Petrus
Tinangon didampingi Frater Dirros Pugon Pr. Pada kesempatan itu Koordionator
Bidang II Rommy Humokor menyerahkan buku panduan kepada pengurus wilayah rohani
St Padre Pio dan diterima ketua wilayah Lody Manoppo.(Roy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar