Jumat, 21 Februari 2025

Inilah Pesan Uskup Rolly Untu kepada Umat Paroki BTDC GPI, Harus Jadi Model dan Barometer Bagi Lain


Dalam perayaan HUT ke-4 Paroki Bunda Teresa dari Calcutta Griya Paniki Indah (BTDC GPI) yang berlangsung pada Jumat, 21 Februari 2025, Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC, menyampaikan pesan dan harapannya kepada seluruh umat. Ia menekankan pentingnya perjalanan bersama yang sinodal dan menginginkan paroki ini menjadi model serta barometer bagi paroki-paroki lain di Keuskupan Manado.

“Semoga paroki ini yang berjalan secara sinodal dapat menjadi model dan barometer bagi paroki lainnya. Jika umat dapat mengikuti jejak Kristus sebagai teladan, menyangkal diri, memikul salib, dan memberikan diri secara total, maka paroki ini akan terus berkembang,” ujar Uskup Rolly Untu di hadapan umat yang hadir.

Lebih lanjut, ia menyoroti keteladanan yang diberikan oleh keluarga Sumeisey-Nicolas dan Pesoth Sumeisey, yang telah memberikan segalanya untuk pembangunan gereja ini. Uskup menegaskan bahwa semangat solidaritas dan kepedulian di antara umat harus terus dipertahankan agar Paroki BTDC GPI dapat semakin berkembang dan menjadi terang serta garam bagi wilayah sekitar dan keuskupan secara keseluruhan.




“Kalau ada yang kurang beres, silakan ditegur. Itu adalah bentuk cinta untuk menjadi lebih baik, diperbaharui, dan disempurnakan,” tambahnya.

Uskup Rolly juga mengungkapkan rasa syukur atas perkembangan paroki ini yang dalam empat tahun terakhir telah bertumbuh dari 10 wilayah rohani menjadi 16 wilayah, ditambah dengan dua stasi di Mapanget Barat dan Kima Atas. Ia menyatakan bahwa pertumbuhan ini adalah buah dari pemberian diri dan solidaritas umat sejak awal berdirinya paroki.

“Jika kalian sudah cukup, bukalah hati untuk membantu umat di tempat lain yang masih membutuhkan. Kita semua dipanggil untuk memberikan diri yang terbaik bagi pengembangan paroki ini, dimulai dari keluarga,” pungkasnya.



Sebelumnya dalam homilinya pada misa syukur, Uskup Rolly Untu mengingatkan umat akan pentingnya memiliki motivasi yang benar dalam membangun kehidupan dan iman. Uskup mengungkapkan Paroki Bunda Teresa dari Calcutta Griya Paniki Indah masih muda 4 tahun, tapi tampak nyata pertumbuhan-pertumbuhan dan buahnya. Ia mengutip bacaan dari Kitab Kejadian 11:1-9 tentang menara Babel yang menggambarkan kesombongan manusia yang akhirnya berujung pada kehancuran. Pembangunan menara ini jadi kacau dan tidak jadi karena kesombongan dan ambisi manusia. Sebaliknya, ia menekankan ajaran Yesus dalam Markus 8:34 tentang tiga hal penting bagi pengikut Kristus: menyangkal diri, memikul salib, dan memberikan diri secara total.

“Untuk apa seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Lebih baik memiliki dasar hidup yang benar, yaitu pengalaman dikasihi oleh Tuhan. Dari situlah kita belajar untuk mengasihi orang lain dan saling mengampuni,” ungkapnya.

Sebagai penutup, Uskup Rolly berharap agar Paroki BTDC GPI terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi paroki-paroki lain di Keuskupan Manado. Ia juga mengajak umat untuk membuka hati dan membantu mereka yang masih sangat membutuhkan.

Dalam misa juga Uskup didampingi Pastor Paroki Pst., Fransiscus Antonio Runtu Pr., dan Pastor Rekan Pst., Yan Silvianus Koraag Pr., melantik dan memberkati Dewan Pastoral Paroki (DPP), Dewan Keuangan Paroki (DKP), Tim Monev dan Tim Kursus Pastoral periode 2025 - 2028.(Roy)

Selasa, 18 Februari 2025

Sekilas Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta, Griya Paniki Indah



Gereja Katolik Paroki Bunda Teresa dari Calcutta (BTDC), Griya Paniki Indah (GPI) merupakan paroki ke-73 di Keuskupan Manado. Berdirinya paroki ini berawal dari kerinduan umat Katolik di Perumahan Griya Paniki Indah (GPI) untuk memiliki tempat ibadah sendiri.

Pada 13 Maret 2016, Mgr. Yosep Suwatan MSC, yang saat itu sebagai Uskup Manado, bersama Pastor Paulus Joutje Palit Pr meletakkan batu pertama pembangunan gereja. Tanah seluas ±5.000 m² yang menjadi lokasi pembangunan gereja merupakan hibah dari Keluarga Sumeisey-Nicolaas dan Keluarga Pesoth-Sumeisey, selaku tokoh umat dan developer perumahan GPI.

Meskipun masih dalam tahap pembangunan sekitar 90%, gereja ini untuk pertama kalinya telah digunakan dalam Misa Pesta Kristus Raja se-Kevikepan Manado pada 26 November 2017, yang dipimpin oleh Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC dan dihadiri oleh sekitar 1.500 umat dari berbagai paroki.

Pada 6 April 2018, gereja yang saat itu masih berstatus Stasi Santa Teresa dari Kalkuta GPI, diberkati oleh Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC., serta diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey SE, dan Ibu Rita Dondokambey Tamuntuan.



Selanjutnya Rabu, 25 November 2020, Bapak. Wolf F Sumeisey menyerahkan 3 berkas sertifikat tanah dimana gedung gereja berdiri kepada Bapa Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC, sebagai bentuk legalitas kepemilikan gereja.

Perjalanan menuju paroki mandiri terus berlanjut, hingga pada 21 Februari 2021, Hari Minggu Prapaskah Pertama, Paroki Santa Teresa Dari Kalkuta Griya Paniki Indah dimekarkan dari Paroki Yesus Gembala Baik Paniki dan diresmikan oleh Uskup Keuskupan Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC sesuai Surat Keputusan nomor 17/U/SK/II/2021 tanggal 16 Februari 2021. Tiga stasi, yaitu masing-masing Stasi Bunda Teresa dari Kalkuta GPI, Stasi Santo Petrus Mapanget Barat, Stasi Santo Carolus Boromeus Kima Atas, kemudian menjadi satu bagian dan diresmikan sebagai Paroki Bunda Teresa dari Calcutta, GPI. Uskup kemudian menunjuk Pastor Petrus Tinangon Pr., sebagai Pastor Paroki sesuai Surat Keputusan Uskup Keuskupan Manado nomor 19/U/SK/II/2021 tanggal 17 Februari 2021.





Pada 21 Februari 2021 itu juga Paroki Santa Teresa dari Kalkuta, Griya Paniki Indah, Manado kemudian berganti nama menjadi Paroki Bunda Teresa dari Calcutta sesuai surat keputusan (SK) Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC., nomor 17/U/SK/II/2021 yang ditandatangani tanggal 16 Februari 2021 dan berlaku sejak 21 Februari 2021. 

Pada Hari Minggu Hari Raya Pentakosta, 23 Mei 2021 Uskup Manado Mgr., Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC., kembali melaksanakan misa dan melantik serta mengutus DPP Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI untuk pertama kali.

Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta, Griya Paniki Indah, Manado awalnya memiliki 17 Wilayah Rohani, mencakup Pusat Paroki memiliki 12 wilayah rohani (WR) yang terdiri dari:

  1. WR Santo Ambrosius, 

  2. WR Santo Thomas Becket, 

  3. WR Santo Yohanes Rasul dan Penginjil, 

  4. WR Santa Maria Ratu Rosari, 

  5. WR Santa Elisabeth, 

  6. WR Santa Ursula, 

  7. WR Santo Fidelis Sigmaringen, 

  8. WR Santo Athanasius, 

  9. WR Santa Lidwina, 

  10. WR Santo Valentinus, 

  11. WR Santo Mikael 

  12. WR Santa Maria Ratu Pencinta Damai. 

Stasi Santo Petrus Mapanget Barat memiliki tiga Wilayah Rohani yakni:

  1. WR Santa Perpetua, 

  2. WR Santa Angela Merici 

  3. WR Santo Antonius dari Padua. 

Stasi Santo Carolus Boromeus, Kima Atas memiliki dua Wilayah Rohani yakni:

  1. WR Santo Yohanes Maria Vianney 

  2. WR Santo Paskalis Baylon. 

Menjelang akhir tugasnya sebagai Pastor Paroki, Pst. Petrus Tinangon Pr kemudian memekarkan 12 wilayah rohani di pusat paroki menjadi 16 wilayah rohani dalam rapat DPP, Sabtu 25 November 2023. Jumlah keseluruhan wilayah rohani Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI menjadi 21 wilayah rohani dengan bertambahnya 4 wilayah rohani masing-masing: 

  1. Santa Verena, 

  2. Santa Helena, 

  3. Santo Padre Pio, 

  4. Santo Lorenzo Ruiz.




Saat ini, Paroki Bunda Teresa dari Calcutta mencakup beberapa perumahan di 5 kelurahan di Kecamatan Mapanget, yaitu:

  • Paniki Bawah

  • Buha

  • Bengkol

  • Kima Atas

  • Mapanget Barat

Dalam perjalanannya, Paroki Bunda Teresa dari Calcutta telah mengalami sudah beberapa pergantian Pastor Paroki, yaitu:

  1. Pastor Piet Petrus Tinangon Pr (2021 – 12 Mei 2024) 

  2. Pastor Johanes Josep Montolalu Pr (Pelaksana Tugas, 12 Mei 2024 – 25 Agustus 2024), SK Uskup Keuskupan Manado nomor 29/U/SK/V/2024 tanggal 12 Mei 2024.

  3. Pastor Fransiscus Antonio Runtu Pr (25 Agustus 2024 – sekarang), SK Uskup Keuskupan Manado nomor 80/U/SK/8/2024 tanggal 12 Agustus 2024.






Tahun 2024 jumlah umat sebanyak 1.596 jiwa dalam 467 keluarga.

Awal tahun 2025 setelah dilakukan pendataan kembali jumlah umat sebanyak 1.456 dalam 424 keluarga.


(Tim Komsos GPI)

 

Minggu, 09 Februari 2025

Pastor Fransiscus Runtu Ingatkan Pentingnya Kronik Dalam Sebuah Sejarah

 

Pastor Fransiscus Antonio Runtu Pr.

 

Sejarah tidak akan lestari tanpa catatan. Hal ini ditekankan oleh Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (BTDC GPI) Pst. Fransiscus Runtu Pr., mengingatkan betapa pentingnya kronik dalam mendokumentasikan perjalanan suatu komunitas, khususnya dalam kehidupan gereja.

Kegiatan dari Bidang IV DPP ini dihadiri Koordi Bidang IV Donny O Mamahit dan Komsos, Pastor Rekan PSt., Silvianus Yan Koraag Pr., dan diikuti para ketua, sekretaris serta utusan Wilayah Rohani serta Kelompok Kategorial.

“Setiap kegiatan yang bersifat rutin dan strategis perlu didokumentasikan,” sebut Pastor Fransiscus dalam kegiatan sosialisasi pembuatan kronik dan penggunaan media sosial dalam pewartaan serta penjaringan anggota Komsos, Selasa 4 Februari 2025 di aula pastoran. 

Menurut Pastor, tanpa pencatatan yang baik, generasi mendatang akan kehilangan jejak sejarah mereka sendiri. 

“Banyak paroki merayakan 100 tahun, 150 tahun, bahkan 200 tahun keberadaannya. Namun, jika tidak ada dokumen yang mencatat tonggak-tonggak sejarah tersebut, bagaimana generasi berikutnya mengetahui dan memahami perjalanan panjang komunitas mereka?,” tutur Pastor Angki sapaan akrabnya.


Lanjutnya, kronik bukan sekadar catatan biasa; ia menjadi bukti nyata bahwa suatu peristiwa pernah terjadi. Pastor Fransiscus mencontohkan bahwa gereja tidak hanya merayakan usia berdirinya saja, tetapi sebenarnya ada peristiwa penting lainnya, seperti 100 tahun baptisan pertama. Walaupun orang yang dibaptis sudah tidak ada, catatan tersebut tetap menjadi penanda sejarah yang menunjukkan sejak kapan gereja ini berkembang.

“Maka apa yang ada dalam catatan gereja atau didokumentasikan sangatlah penting,” ungkapnya.

Lebih lanjut dijelaskan Pastor Angki, dalam dunia modern, dokumentasi sering kali hanya berupa foto atau rekaman video. Namun, menurutnya, foto saja tidak cukup karena tidak mempresentasikan apa yang sebenarnya terjadi. “Banyak foto diambil, tetapi apa yang sebenarnya terjadi dalam foto itu? Mengapa foto itu diambil? Dalam rangka apa?” ujarnya, seraya menambahkan foto hanya menangkap momen, tetapi tidak menjelaskan latar belakang, makna, dan dampak dari suatu peristiwa. Menulis tentang suatu peristiwa memberikan konteks yang lebih kaya dibandingkan hanya menyimpan gambar tanpa keterangan.

Pastor Fransiscus menegaskan bahwa menulis kronik tidak harus rumit. Cukup dengan menjawab enam pertanyaan dasar, yaitu:

  • Kapan (Waktu kejadian)

  • Apa (Peristiwa yang terjadi)

  • Siapa (Orang atau pihak yang terlibat)

  • Di mana (Lokasi peristiwa)

  • Mengapa (Alasan atau latar belakang kejadian)

  • Bagaimana (Cara atau proses terjadinya peristiwa)

Menurut Pastor Angki, unsur-unsur ini bisa ditulis dalam bentuk singkat, bahkan hanya satu kalimat per poin. Unsur-unsur itu bisa ditukar-tukar penempatannya. Terpenting bukan panjangnya tulisan, tetapi kebiasaan untuk mencatat setiap peristiwa penting yang terjadi.

Sebagai contoh, Pastor Fransiscus mengingat kembali jurnal kebun seminari yang ia buat saat bertugas di Seminari Kakaskasen pada tahun 1999. “Catatan itu dibuat setahun setelah saya ditahbiskan sebagai imam dan kini, 25 tahun kemudian, masih menjadi referensi berharga. Ini membuktikan bahwa kronik bukan hanya bermanfaat untuk saat ini, tetapi juga untuk masa depan,” paparnya juga menambahkan setiap dua bulan buku kronik itu akan dikumpul.

Pastor Angki Runtu mengakui ke depan, pencatatan kronik dapat dilakukan secara digital jika gereja memiliki platform dan server yang memadai. Dengan digitalisasi, catatan akan lebih mudah diakses, disimpan dengan aman, dan diwariskan ke generasi berikutnya tanpa risiko hilang atau rusak.(Roy)


Pastor Fransiscus Runtu Ingatkan OMK Paroki BTDC GPI Utamakan Soliditas


Pastor Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (BTDC GPI) Pst., Fransiscus Antonio Runtu Pr., melaksanakan pertemuan dengan perdana dengan Orang Muda Katolik (OMK) se-paroki, Minggu 9 Februari 2025 di Belantaria Restoran.

Pertemuan ini difasilitasi dan merupakan program Bidang II Organisasi dan Kaderisasi DPP.

“Soliditas itu sangat perlu. Kalau sudah ada soliditas tentunya gampang membuat program tahunan. Perlu identifikasi kebutuhan, keperluan kemudian direncanakan. Apa yang telah diprogramkan tahun ini, kalau perlu ditambah, silahkan yang penting ada soliditas. Apa yang kalian butuh tentunya paroki akan berusaha memenuhi. Pemenuhan hrapan berarti ada harapan,” ungkap Pastor Angki memotivasi para OMK. 

Lanjutnya OMK ada di bawah Korbid II dan dirinya berharap Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah menjadi teladan dalam banyak hal. 



“Saya ingin Paroki GPI menjadi teladan dalam banyak hal. Kegiatan tidak perlu banyak yang penting dapat membangun soliditas dan melatih kepemimpinan atau kaderisasi. Kaderisasi itu belajar mengorganisir. Anggota OMK perlu didata semua. Saya suka orang muda ini boleh tampil di mana saja,” tutur Pastor Angki.

Pada kesempatan itu Koordinator Bidang II Harold Pratasik bersama anggota Bidang II Gracia Kelana juga memaparkan program kerja paroki yang telah disetujui. Pada bagian akhir dilakukan pemilihan ketua OMK Paroki. Dari tiga orang terpilih, ternyata yang menyatakan bersedia hanyalah Risto Pratasik.





Hadir dan ikut memotivasi OMK saat itu Pastor Rekan Pst., Silvianus Yan Koraag Pr. “Komitmen sangat perlu dalam berorganisasi. Kalau kita komitmen tentunya semua program bisa dilaksanakan,” sebut Pastor Yan Koraag.

Kegiatan tersebut diikuti OMK Pusat Paroki dan OMK Stasi Santo Petrus Mapanget Barat serta OMK Stasi Santo Carolus Borromeus Kima Atas.(Roy)


Rabu, 05 Februari 2025

Pesta Pelindung dan HUT ke-6 WKRI Ranting Santa Agatha


Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Ranting Santa Agatha, Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta, Griya Paniki Indah (BTDC GPI) diingatkan untuk meneladani pelindung mereka. Hal itu diungkapkan dalam perayaan pesta pelindung dan HUT ke-6 WKRI Ranting Santa Agatha, Rabu 5 Februari 2025.

Perayaan syukur dilaksanakkan melalui misa yang dipimpin Pastor Rekan Pst. Silvianus Yan Koraag, Pr dan dihadiri oleh Pastor Paroki Pst. Fransiscus Antonio Runtu, Pr di rumah ibu Daisy Karnyoto. Dalam homilinya, Pastor Yan Koraag, mengingatkan soal teladan Santa Agatha yang rela mati untuk mempertahankan imannya. Santa Agatha menurutnya adalah contoh luar biasa tentang keteguhan iman dan kesetiaan kepada Kristus, meski menghadapi penderitaan yang luar biasa “Santa Agatha rela berkorban untuk mempertahankan kesuciannya, begitu juga dengan kita harus mempertahankan iman kita,” tutur Pastor Yan Koraag.

Sementara Pastor Paroki, Pst. Fransiscus Antonio Runtu merefleksikan teladan Santa Agatha yang berani menjadi martir di usia begitu muda yaitu 22 tahun. "Sebab Aku sepenuhnya adalah milik-Mu, itu betul dan sangat tepat. Tema ini menyatakan dan sebuah pengakuan iman bahwa kita sepenuhnya milik Tuhan, maka kita juga harus setia dengan kehendak-Nya,” sebut Pastor Angki.

Hadir dalam perayaan syukur itu Koordinator Bidang I Marcelinus Kanto, Koordinator Bidang II Harold Pratasik, Ketua WKRI Cabang Bunda Teresa Joice Runtuwene, serta para ketua ranting dan Komsos Paroki.(Roy)


Santa Katarina dari Ricci

13 Februari


Santa Katarina
lahir di Florence, Italia, tahun 1522, Alexandrina Ricci. Ia berasal dari keluarga bangsawan tetapi memilih jalan kesederhanaan dan doa. Pada usia 13 tahun, ia masuk Biara Dominikan dan mengambil nama Katarina.

Santa Katarina memiliki devosi mendalam terhadap sengsara Yesus. Dalam doa-doanya, ia mengalami penglihatan tentang penderitaan Kristus, hingga akhirnya menerima stigmata, luka-luka Yesus di tubuhnya. Luka ini tidak hanya terlihat secara fisik tetapi juga memberikan rasa sakit yang ia terima dengan sukacita.

Ia memiliki belas kasih luar biasa terhadap jiwa-jiwa di api penyucian. Dalam sebuah penglihatan, ia melihat jiwa seseorang yang masih menderita dan memohon kepada Tuhan agar ia bisa menggantikan penderitaan jiwa tersebut. Tuhan mengabulkan permohonannya, dan selama 40 hari, Katarina mengalami penderitaan hebat sebagai silih.

Setelah bertahun-tahun mengalami penderitaan rohani dan fisik, Santa Katarina wafat pada 2 Februari 1590, dalam usia 68 tahun. Ia dikanonisasi oleh Paus Klemens XII pada tahun 1747.

Santa Katarina dari Ricci dikenang sebagai sosok suci yang hidup dalam persatuan erat dengan Kristus, berkorban demi keselamatan jiwa-jiwa, dan menjadi teladan iman bagi dunia.

Selasa, 04 Februari 2025

DPP BTDC GPI Sosialisasikan Penggunaan Medsos untuk Pewartaan

 


Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (BTDC GPI) melalui DPP Bidang IV Kesekretariatan mensosialisasikan penggunaan media sosial (Medsos) untuk pewartaan, pembuatan kronik dan penjaringan anggota Komunikasi Sosial (Komsos) kepada pimpinan dan urusan Wilayah Rohani, Stasi dan Kelompok kelompok kategorial, Selasa 4 Februari 2025 di aula pastoran.

Pastor Paroki Pst., Fransiscus Antonio Runtu Pr., saat membuka kegiatan tersebut mengaku senang mendapat kesempatan seperti ini. Menurut Pastor Angki, saat ini media sosial sudah sangat pesat maka perlu diketahui aturan-aturannya dalam pewartaan. “Sekarang informasi sangat cepat dan luas, tetapi perlu diingat mana yang boleh dan tidak boleh dalam pewartaan. Begitu juga tentang keamanan bermedia sosial,” sebut Pastor Angki.







Pastor juga menekankan pentingnya soal pembuatan kronik bagi wilayah rohani dan kelompok kategorial. “Kronik digital itu perlu, tetapi kronik secara manual juga sangat penting sebagai catatan dalam sejarah yang tertulis,” ungkap Pastor Angki dengan antusias.

Lebih lanjut Pastor Angki menunjukan cara dan contoh pembuatan kronik dengan menggunakan pedoman 5W+1H. “Cukup dengan enam poin ini saja, apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana,” jelas Pastor.




Sementara itu materi penggunaan media sosial untuk pewartaan dibawakan oleh anggota Badan Pengawas Komsos Keuskupan Manado Vivi Aganitji secara detil mulai dari pembuatan akun medsos, keamanan digital, pedoman isi postingan, hak cipta, etika bermedia sosial, pedoman penulisan. Sementara Komsos paroki, Yohanes Sujio membawakan materi pengenalan Komsos Paroki BTDC GPI dan perekrutan anggota Komsos. “Pada awalnya tahun 2021, anggota Komsos Paroki BTDC GPI berjumlah 22 orang. Tetapi saat ini tinggal 5 orang selain  pengurus. Untuk itu melalui kesempatan ini kami membuka peluang dan  kesempatan tua atau muda menjadi anggota Komsos,” tutur Yohanes.

Koordinator Bidang IV DPP, Donny Mamahit mengungkapkan sosialisasi ini akan ditindaklanjuti dengan workshop dan pelatihan. “Khusus untuk kronik secara tertulis akan mulai dilaksanakan pada Februari ini dan tiap dua bulan akan dikumpul,” jelas Mamahit.

Sementara itu Pastor Rekan, Pst., Silvianus Yan Koraag Pr., meminta agar seluruh wilayah rohani, kelompok kategorial dan umat untuk terus mendukung Komsos Paroki. “Mari torang sama-sama semua dukung Komsos Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta GPI, dalam pewartaan. Jangan lupa subscribe, like, dan share karya-karya Komsos paroki,” imbuh Pastor Yan Koraag.

Kegiatan sosialisasi itu diikuti oleh 50-an peserta dari wilayah rohani dan kelompok kategorial.(Roy)