29 Desember
Thomas Becket lahir di London pada tahun 1118. Orang-tuanya berkebangsaan Normandia. Semenjak kecilnya, Thomas menunjukkan bakat-bakat yang luar biasa. Ia belajar di biara Merton di Surrey, kemudian di London dan Paris. Pada usia 21 tahun ia sudah berkecimpung di dunia politik di London. Kepandaiannya menarik hati Theobaldus, Uskup Agung Canterbury sehingga ia ditahbiskan menjadi diakon dan dibebani macam-macam tugas.
Akhirnya namanya
yang harum itu terdengar juga oleh Raja Henry II. Atas rekomendasi Uskup
Theobaldus, Raja Henry II mengangkat Thomas menjadi penasehatnya. Sebagai
seorang abdi sekaligus sahabat Raja, Thomas mendampingi Raja dalam berbagai
urusan kenegaraan. Sepeninggal Uskup Theobaldus pada tahun 1161, Raja Henry
mengangkat dia menjadi Uskup Agung Canterbury karena ia membutuhkan seorang
pendamping yang mampu membantunya dalam urusan-urusan kerajaan. Thomas sendiri
sangat segan menerima jabatan itu. Tetapi demi
kelangsungan kepemimpinan di dalam Gereja, Thomas akhirnya dengan rendah hati
menerima juga jabatan itu. Setelah ditahbiskan menjadi Uskup Agung Canterbury,
Thomas mengundurkan diri dari jabatan penasehat raja agar ia lebih leluasa
menjalankan tugas-tugas kegembalaan. Ia meninggalkan gelanggang politik,
meninggalkan segala kemewahan duniawi, lalu mulai lebih memusatkan perhatian
pada bidang kerohanian, kasih amal dan studi teologi.
Hidupnya ditandai
dengan kesederhanaan. Ia gigih membela hak-hak Gereja dari rongrongan pihak
mana pun. Dengan tegas ia menolak menandatangani Konstitusi Klarendon, suatu
dokumen yang memberikan hak kepada pemerintah untuk campur-tangan di dalam
urusan-urusan Gerejawi. Karena itu Henry mulai mengambil tindakan keras
terhadapnya. Dalam suatu pertemuan di Northampton pada tanggal 13 Oktober 1164,
Thomas secara terbuka menentang Henry dengan meninggalkan pertemuan itu.
Ia naik banding kepada Paus dan mengasingkan diri ke Prancis. Raja Louis VII menyambut
baik kedatangannya dan mengizinkan dia tinggal di sana selama 6 tahun. Raja
Henry mengambil alih seluruh kekayaan keuskupannya. Namun Paus tidak
mengizinkan Thomas meletakkan jabatannya. Pada tahun 1170 Henry menawarkan
perdamaian dengan Thomas dan mengizinkan dia kembali ke Inggris.
Desember 1170, Thomas
kembali ke Inggris dan diterima dengan meriah oleh seluruh umat. Namun ia tidak
mau mengampuni uskup-uskup yang memihak raja sebelum mereka bersumpah setia
kepada Paus. Ia bahkan memanfaatkan isin Paus Aleksander III
yang diberikan pada tahun 1166 untuk mengekskomunikasikan uskup-uskup itu.
Tindakan ini membuat raja sangat kesal dan marah. Empat orang perwiranya segera
diperintahkan ke Canterbury untuk membunuh Thomassaat sedang melakukan
ibadat sore di dalam katedralnya. Uskup Thomas tewas di depan Sakramen
Mahakudus pada 29 Desember 1170.
Raja Henry merasa
puas dengan pembunuhan itu. Namun suara hatinya terus mengusik batinnya
sehingga pada tahun 1172 ia membatalkan Konstitusi Clarendon dan melakukan
pertobatan di hadapan seluruh umat. Pada tanggal 21 Februari 1173, Paus Aleksander III secara
resmi mengumumkan kanonisasi Thomas. Kata-katanya terakhir sebelum
menghembuskan nafasnya ialah: "Aku bersedia mati demi nama Yesus dan
Gereja-Nya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar