Tradisi Kandang Natal pertama kali dimulai oleh Santo
Fransiskus Assisi (1182-1226) di kampung Greccio, Assisi, Italia.
Sekembalinya dari Tanah Suci Betlehem tahun1223, ia ingin sekali
merasakan dan menyentuh misteri Sabda menjadi daging (inkarnasi), yang menjelma
sebagai bayi mungil di palungan, tersenyum damai menyambut segenap makhluk yang
datang menyembah-Nya. Ia ingin sekali merasakan aura suasana Betlehem, malam
kudus ketika Yesus Penyelamat lahir ke dunia.
“Aku mau melihat dengan mataku sendiri keadaan-keadaan pahit dan
papa yang diderita-Nya sebagai bayi, bagaimana Kanak-Kanak itu dibaringkan di
dalam palungan, dan bagaimana Kanak-Kanak itu diletakkan di atas jerami, dengan
didampingi lembu dan keledai,” kata Fransiskus.
Fransiskus meminta seorang sahabatnya,
Yohanes, orang terpandang di Greccio, untuk mempersiapkan perayaan Natal.
Palungan dan jerami disediakan. Begitu juga lembu dan keledai digiring ke tempat
itu. Para biarawan dan warga setempat berkumpul dengan membawa obor dan lilin. Cahaya bintang di
langit turut menerangi malam itu. Suasana
kelahiran dihayati sungguh-sungguh. Warga kampung bernyanyi dengan sukacita dan malam itu Greccio menjadi
Betlehem baru. Fransiskus sendiri membacakan Injil dengan sukacita dan
berkhotbah dengan hati berkobar-kobar. Fransiskus seakan-akan melihat seorang
bayi di palungan.
Paus Fransiskus berdoa di depan altar
Natal Greccio. Hati Fransiskus bersukacita karena
melihat bayi Yesus dalam palungan. Di tempat itu kemudian dibangun altar khusus sebagai warisan pesan damai dan
simplisitas atau kesahajaan ilahi di hari Natal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar