Kamis, 28 Desember 2023

Santo Thomas Becket dari Canterbury, Uskup dan Martir

 29 Desember


Thomas Becket lahir di London pada tahun 1118. Orang-tuanya berkebangsaan Normandia. Semenjak kecilnya, Thomas menunjukkan bakat-bakat yang luar biasa. Ia belajar di biara Merton di Surrey, kemudian di London dan Paris. Pada usia 21 tahun ia sudah berkecimpung di dunia politik di London. Kepandaiannya menarik hati Theobaldus, Uskup Agung Canterbury sehingga ia ditahbiskan menjadi diakon dan dibebani macam-macam tugas.

Akhirnya namanya yang harum itu terdengar juga oleh Raja Henry II. Atas rekomendasi Uskup Theobaldus, Raja Henry II mengangkat Thomas menjadi penasehatnya. Sebagai seorang abdi sekaligus sahabat Raja, Thomas mendampingi Raja dalam berbagai urusan kenegaraan. Sepeninggal Uskup Theobaldus pada tahun 1161, Raja Henry mengangkat dia menjadi Uskup Agung Canterbury karena ia membutuhkan seorang pendamping yang mampu membantunya dalam urusan-urusan kerajaan. Thomas sendiri sangat segan menerima jabatan itu. Tetapi demi kelangsungan kepemimpinan di dalam Gereja, Thomas akhirnya dengan rendah hati menerima juga jabatan itu. Setelah ditahbiskan menjadi Uskup Agung Canterbury, Thomas mengundurkan diri dari jabatan penasehat raja agar ia lebih leluasa menjalankan tugas-tugas kegembalaan. Ia meninggalkan gelanggang politik, meninggalkan segala kemewahan duniawi, lalu mulai lebih memusatkan perhatian pada bidang kerohanian, kasih amal dan studi teologi. 

Hidupnya ditandai dengan kesederhanaan. Ia gigih membela hak-hak Gereja dari rongrongan pihak mana pun. Dengan tegas ia menolak menandatangani Konstitusi Klarendon, suatu dokumen yang memberikan hak kepada pemerintah untuk campur-tangan di dalam urusan-urusan Gerejawi. Karena itu Henry mulai mengambil tindakan keras terhadapnya. Dalam suatu pertemuan di Northampton pada tanggal 13 Oktober 1164, Thomas secara terbuka menentang Henry dengan meninggalkan pertemuan itu.
Ia naik banding kepada Paus dan mengasingkan diri ke Prancis. Raja Louis VII menyambut baik kedatangannya dan mengizinkan dia tinggal di sana selama 6 tahun. Raja Henry mengambil alih seluruh kekayaan keuskupannya. Namun Paus tidak mengizinkan Thomas meletakkan jabatannya. Pada tahun 1170 Henry menawarkan perdamaian dengan Thomas dan mengizinkan dia kembali ke Inggris.

Desember 1170, Thomas kembali ke Inggris dan diterima dengan meriah oleh seluruh umat. Namun ia tidak mau mengampuni uskup-uskup yang memihak raja sebelum mereka bersumpah setia kepada Paus. Ia bahkan memanfaatkan isin Paus Aleksander III yang diberikan pada tahun 1166 untuk mengekskomunikasikan uskup-uskup itu. Tindakan ini membuat raja sangat kesal dan marah. Empat orang perwiranya segera diperintahkan ke Canterbury untuk membunuh Thomassaat sedang melakukan ibadat sore di dalam katedralnya. Uskup Thomas tewas di depan Sakramen Mahakudus pada 29 Desember 1170.

Raja Henry merasa puas dengan pembunuhan itu. Namun suara hatinya terus mengusik batinnya sehingga pada tahun 1172 ia membatalkan Konstitusi Clarendon dan melakukan pertobatan di hadapan seluruh umat. Pada tanggal 21 Februari 1173, Paus Aleksander III secara resmi mengumumkan kanonisasi Thomas. Kata-katanya terakhir sebelum menghembuskan nafasnya ialah: "Aku bersedia mati demi nama Yesus dan Gereja-Nya."

Selasa, 26 Desember 2023

Santo Yohanes, Rasul dan Pengarang Injil

 27 Desember



Santo Yohanes Rasul, anak Zebedeuz dari Betsaida, sebuah dusun nelayan di pantai tasik Genesareth. Ia dan ayahnya Zebedeus, seorang nelayan di Galilea yang tergolong berkecukupan. Ibunya Salome pelayan dan pengiring setia Yesus, bahkan sampai ke bulit Kalvari dan kubur Yesus.

Bersama dengan saudaranya Yakobus dan Petrus, Yohanes termasuk kelompok rasul inti keduabelas murid Tuhan Yesus. Bahkan Yohanes disebut sebagai murid kesayangan Yesus (Yoh 21:20). Yohanes, Yakobus dan Petrus adalah saksi peristiwa pembangkitan puteri Yairus (Mrk 5:37 dst); saksi peristiwa perubahan rupa Yesus di gunung Tabor (Mrk 9:2 dst) dan saksi peristiwa sakratul maut dan doa Yesus di taman Getzemani (Mrk 14:33). Yohanes dan Andreas, adalah murid Yohanes Pemandi (Yoh 1:40). Keduanya disuruh Yohanes Pemandi pergi kepada Yesus.

Putera-putera Zebedeus itu terbilang kasar, sehingga dijuluki 'putera-putera guntur'. Paulus menjuluki Yohanes sebagai "tiang agung/sokoguru Gereja" (Gal 2:9). Yohanes dikenal sebagai penulis Kitab Wahyu dan Surat-surat pertama sampai Ketiga Yohanes. Menurut Wahyu 1:9 ia tinggal di pulau Patmos. Ireneus menulis bahwa Yohanes tinggal dan wafat di Efesus.

Yohanes adalah murid Yesus yang paling setia, bahkan berani mengikuti Yesus sampai ke gunung Kalvari dan mendampingi Bunda Maria sampai di bawah kaki salib Yesus. Di bawah kaki salib itulah ia diserahi tugas oleh Yesus menjadi pengawal Bunda Maria (Yoh 19:27). Sejak Pentekosta ia bekerja bersama dengan Petrus, baik di Yerusalem maupun di Samaria untuk mencurahkan Roh Kudus kepada orang-orang yang baru dipermandikan.

Pada tahun 60 ia pergi ke Asia Kecil dan menjadi Maha uskup di kota Efese. Dalam Kitab Wahyu diterangkannya la dibuang ke pulau Patmos karena agama dan ajarannya. Sepulangnya ke Efese ia mengarang Injilnya. Yohanes adalah seorang teolog yang karangan-karangannya berisi refleksi dan ajaran teologis yang mendalam tentang Yesus dan karya perutusan-Nya.

Santo Yohanes adalah Rasul terakhir yang meninggal dunia kira-kira pada tahun 100 pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus.

Senin, 25 Desember 2023

Santo Stefanus, Martir Pertama

26 Desember




Hari ini 26 Desember diperingati dengan tragedi iman Pembunuhan Diakon Stefanus. Satu-satunya sumber informasi terpercaya tentang Santo Stefanus adalah Kisah Para Rasul bab 6 dan 7. Di dalamnya Stefanus ditampilkan sebagai orang beriman yang kokoh dan penuh Roh Kudus dan salah satu orang yang diangkat oleh Keduabelas murid Tuhan Yesus untuk memangku jabatan diakon atau pelayan. Stefanus, seorang Kristen Yahudi yang tinggal di Yerusalem dan bisa berbahasa Yunani. Ia pandai berpolemik dan sangat radikal dalam pandangannya mengenai tradisi-tradisi dan lembaga-lembaga Yahudi. 

Ketika berada di hadapan Sanhendrin, ia dengan tegas membantah semua tuduhan kaum Farisi dan membela karya misionernya di antara orang-orang Yahudi. Pembelaannya diperkuat dengan mengutip kata-kata Kitab Suci yang melukiskan kebaikan hati Yahweh kepada Israel dan ketidaksetiaan Israel sebagai "bangsa terpilih" kepada Yahweh. Oleh karena itu, ia diseret ke luar tembok kota Yerusalem dan dirajam sampai mati oleh pemimpin-pemimpin Yahudi yang tidak mampu melawan hikmatnya yang diilhami Roh Kudus.

Senjata utama untuk melawan musuhnya ialah cintanya akan Tuhan. Cinta itu demikian kuat mendorongnya untuk bersaksi tentang Kristus meskipun ia harus menghadapi perlawanan yang kejam dari musuh-musuhnya. Bahkan sampai saat terakhir hidupnya di dalam penderitaan sekian hebatnya, ia masih sanggup mengeluarkan kata-kata pengampunan ini: "Tuhan, janganlah dosa ini Engkau tanggungkan kepada mereka itu."

Stefanus mati sebagai martir, kira-kira pada tahun 34. Laporan tentang pembunuhan Stefanus itu menyatakan bahwa Saulus yang belum bertobat menjadi Paulus (Rasul bangsa kafir) hadir di sana saat pembunuhan itu. Saulus di kemudian hari, bertobat dan menjadi Paulus, Rasul terbesar bagi kaum kafir.

Senin, 18 Desember 2023

Asal Mula Tradisi Kandang Natal


Tradisi Kandang Natal pertama kali dimulai oleh Santo Fransiskus Assisi (1182-1226) di kampung Greccio, Assisi, Italia.

Sekembalinya dari Tanah Suci Betlehem tahun1223, ia ingin sekali merasakan dan menyentuh misteri Sabda menjadi daging (inkarnasi), yang menjelma sebagai bayi mungil di palungan, tersenyum damai menyambut segenap makhluk yang datang menyembah-Nya. Ia ingin sekali merasakan aura suasana Betlehem, malam kudus ketika Yesus Penyelamat lahir ke dunia.

Aku mau melihat dengan mataku sendiri keadaan-keadaan pahit dan papa yang diderita-Nya sebagai bayi, bagaimana Kanak-Kanak itu dibaringkan di dalam palungan, dan bagaimana Kanak-Kanak itu diletakkan di atas jerami, dengan didampingi lembu dan keledai,” kata Fransiskus.

Fransiskus meminta seorang sahabatnya, Yohanes, orang terpandang di Greccio, untuk mempersiapkan perayaan Natal. Palungan dan jerami disediakan. Begitu  juga lembu dan keledai digiring ke tempat itu. Para biarawan dan warga setempat berkumpul dengan membawa obor dan lilin. Cahaya bintang di langit turut menerangi malam itu. Suasana kelahiran dihayati sungguh-sungguh. Warga kampung bernyanyi dengan sukacita dan malam itu Greccio menjadi Betlehem baru. Fransiskus sendiri membacakan Injil dengan sukacita dan berkhotbah dengan hati berkobar-kobar. Fransiskus seakan-akan melihat seorang bayi di palungan.

Paus Fransiskus berdoa di depan altar Natal Greccio. Hati Fransiskus bersukacita karena melihat bayi Yesus dalam palungan. Di tempat itu kemudian dibangun altar khusus sebagai warisan pesan damai dan simplisitas atau kesahajaan ilahi di hari Natal.

Selasa, 12 Desember 2023

Santa Lusia, Perawan dan Martir

13 Desember



Tanggal 13 Desember, umat Katolik memperingati Santa Lusia, seorang perawan dan martir yang hidup pada abad ke-4 di Sirakusa, pulau Sisilia, Italia. Lusia kehilangan ayahnya ketika masih kecil, meninggalkan tanggung jawab utama pada ibunya, Eutychia.

Sejak remaja, Lusia telah berjanji untuk hidup dalam kemurnian dan tidak menikah. Meskipun, saat dewasa, ibunya mendorongnya untuk menikah dengan seorang pemuda kafir. Keputusan Lusia untuk tetap setia pada ikrar kemurniannya menunjukkan ketegasan dan kesetiaan pada iman Kristen.

Ketika ibunya jatuh sakit, Lusia mengusulkan untuk berziarah ke makam Santa Agatha di Kathania. Doa mereka dikabulkan, dan ibunya sembuh. Bahkan, Santa Agatha menampakkan diri kepada mereka, memperkuat keimanan Lusia dan ibunya.

Pada masa Kekaisaran Romawi diperintah oleh Kaisar Diokletianus, yang sangat keras terhadap umat Kristen. Lusia dan sesama Kristen menjadi korban kekejaman Diokletianus. Para pemuda yang ditolak cintanya oleh Lusia membalas dendam dengan melaporkan keluarga Lusia kepada kaisar.

Lusia ditangkap dan dihadapkan pada berbagai upaya untuk menggoyahkan imannya, termasuk upaya membakarnya. Namun, dengan tekad yang tak tergoyahkan, Lusia tetap setia pada iman Kristen. Akhirnya, dia menjadi martir Kristus dengan kepala dipenggal oleh algojo.

Sebuah gereja dibangun untuk menghormatinya di Roma, dan namanya dimasukkan dalam Doa Syukur Agung Misa. Kisah suci hidup Santa Lusia menginspirasi banyak orang untuk bertekun dalam doa dan memohon perlindungan, terutama dalam menghadapi cobaan dan penganiayaan.

Jumat, 08 Desember 2023

DPP Paroki GPI Sosialisasi Pemilihan Ketua Wilayah Rohani

 


Menjelang berakhirnya masa kerja pengurus wilayah rohani pusat Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (BTDC GPI) pada awal 2024, Dewan Pastoral Paroki (DPP) melaksanakan sosialisasi pemilihan ketua wilayah rohani, Jumat (08/12/2023).

Sosialisasi dibuka langsung oleh Pastor Paroki, Pst Petrus Tinangon Pr didampingi Pastor Jan Silvianus Koraag Pr, Sekretaris Paroki Pedro Pangemanan, Koordinator Bidang Organisasi Rommy Humokor dan Ketua Tim Pemekaran Wilayah Rohani Marsel Kanto. Hadir dalam sosialisasi itu para koordinator pemilihan ketua wilayah rohani dan para ketua wilayah rohani.

“Tujuan dari pemekaran wilayah rohani tentunya untuk mempererat umat bukan untuk memecahkan. Pemekaran ini juga dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kepada umat,” jelas Pastor Petrus Tinangon.

Lebih lanjut Pastor Tinangon mengingatkan untuk tidak mengusulkan dan tidak memilih ketua wilayah yang memiliki latar belakang bermasalah dalam pernikahan. “Maksud saya jangan pilih ketua, kalau dia bapak telah meninggalkan istrinya karena punya wanita lain. Begitu juga kalau ibu telah meninggalkan suaminya karena punya pria lain. Lebih baik jangan pilih yang seperti itu, karena bagaimana mau memimpin umat wilayah rohani kalau sendiri masih bermasalah,” tegas Pastor Petrus Tinangon.

Koordinator Bidang Organisasi Rommy Humokor menjelaskan untuk mekanisme pemilihan yaitu hanya memilih ketua wilayah kemudian diusulkan ke Pastor Paroki. Selanjutnya Pastor Paroki yang akan menentukan ketua wilayah. Sedangkan pengurus wilayah nanti akan ditentukan oleh ketua wilayah rohani.

“Ada beberapa syarat untuk calon ketua wilayah rohani sesuai apa yang telah ditentukan,” pungkas Humokor.

Diketahui jumlah wilayah rohani Paroki GPI telah bertambah dari 17 menjadi 21 wilayah rohani. Di Pusat Paroki yang sebelumnya 12 wilayah rohani bertambah menjadi 16 wilayah rohani. Sedangkan di Stasi Kima Atas tetap 2 wilayah rohani, dan di Stasi Mapanget Barat tetap 3 wilayah rohani.(Roy)

Laporan Keuangan 12 Wilayah Rohani Pusat Paroki GPI Diperiksa

 


Menyusul pemekaran wilayah rohani dan menjelang pemilihan ketua wilayah rohani untuk periode berikut, Dewan Keuangan Paroki (DKP) Paroki Bunda Teresa Dari Calcutta Griya Paniki Indah (BTDC GPI) melakukan pemeriksaan laporan keuangan 12 wilayah rohani pusat paroki, Jumat (08/12/2023).

Pemeriksan laporan keuangan dibuka oleh Pastor Paroki Pst Petrus Tinangon Pr dan dihadiri para ketua dan bendahara wilayah rohani, DKP, Pastor Jan Silvianus Koraag Pr dan para koordinator pemilihan ketua wilayah rohani.

Pastor Petrus Tinangon berterima kasih kepada para ketua dan bendahara wilayah rohani, para koordinator pemilihan ketua wilayah rohani dan DKP yang hadir dalam pemeriksaan tersebut. Selain keuangan juga diperiksa aset wilayah rohani.(Roy)

Kamis, 07 Desember 2023

Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja

 7 Desember



Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kristen. Ayahnya menjabat Gubernur Gaul, dengan wilayah kekuasaannya meliputi: Prancis, Inggris, Spanyol, Belgia, Jerman, dan Afrika. Keberhasilannya di bidang hukum menarik perhatian Kaisar Valentinianus; ia kemudian dinobatkan menjadi Gubernur Liguria dan Aemilia, yang berkedudukan di Milano, Italia Utara.

Ketika Auxentius, Uskup kota Milan meninggal dunia, terjadilah pertikaian antara kelompok Kristen dan kelompok penganut ajaran sesat Arianisme. Mereka berselisih tentang siapa yang akan menjadi uskup yang sekaligus menjadi pemimpin dan pengawas kota dan keuskupan Milano.

Kaisar Valentinianus menolak permohonan untuk menentukan bagi mereka calon uskup yang tepat, supaya pemilihan itu dilangsungkan sesuai dengan kebiasaan yang sudah lazim. Ketika mereka berkumpul untuk memilih uskup baru, Gubernur Ambrosius datang ke basilika itu untuk meredakan perselisihan antara mereka. Ia memberikan pidato pembukaan yang berisi uraian tentang tata tertib yang harus diikuti. Tiba-tiba terdengar teriakan seorang anak kecil: "Uskup Ambrosius, Uskup Ambrosius!" Teriakan anak kecil itu serta-merta meredakan ketegangan mereka. Lalu mereka secara aklamasi memilih Ambrosius menjadi Uskup Milano. Ambrosius merasa jabatan uskup itu terlalu mulia dan meminta pertanggungjawaban yang berat. Tetapi akhirnya atas desakan umat, ia bersedia juga menerima jabatan uskup itu.
Enam hari berturut-turut ia menerima semua sakramen yang harus diterima oleh seorang uskup. Setelah itu ia ditahbiskan menjadi uskup
dan hidupnya diabdikan kepada kepentingan umatnya.

Selama 10 tahun, ia menjadi pembela ulung ajaran iman yang benar menghadapi para penganut Arian. Pertikaian antara dia dan kaum Arian mencapai klimaksnya pada tahun 385, ketika ia melarang keluarga kaisar memasuki basilik untuk merayakan upacara sesuai dengan aturan mereka. Seluruh umat mendukung dia selama krisis itu. Ia dengan tegas menolak permintaan Yustina, permaisuri kaisar yang menginginkan penyerahan satu gereja Katolik kepada para penganut Arian.

Terhadap Kaisar Theodosius yang menumpas pemberontakan dan melakukan pembantaian besar-besaran, Ambrosius tak segan-segan mengucilkannya dan tidak memperkenankanmya masuk Gereja. Ia menegaskan bahwa pertobatan di hadapan seluruh umat merupakan syarat mutlak bagi Theodosius untuk bisa diterima kembali di dalam pangkuan Bunda Gereja.

Katanya: "Kalau Yang Mulia mau meneladani perbuatan buruk Raja Daud dalam berdosa, Yang Mulia juga harus mencontohi dia dengan bertobat" - "Kepala Negara adalah anggota Gereja, tetapi bukan tuannya." Theodosius, akhirnya dengan jujur mengakui dosa dan kesalahannya, tak berdaya di hadapan kewibawaan Uskup Ambrosius. Ia mengatakan: "Ambrosius adalah satu-satunya uskup yang menurut pendapatku layak memangku jabatan yang mulia ini".

Salah satu kemenangannya yang terbesar ialah keberhasilannya mempertobatkan Santo Agustinus. Ambrosius meninggal dunia pada tahun 397 dan digelari Pujangga Gereja. Ia termasuk salah seorang dari 4 orang Pujangga Gereja yang terkenal di lingkungan Gereja Barat.

Selasa, 05 Desember 2023

Tradisi Sinterklaas (Santa Claus)


Menjelang Natal setiap tahun selalu diawali dengan tradisi Sinterklaas atau Santa Claus. Tokoh Sinterklaas yaitu pria berjenggot putih berjubah merah yang sering membagikan hadiah kepada anak ini merujuk dari tokoh Santo Nicolaus.

Sipakah Santo Nicholas itu? Santo Nicolaus merupakan uskup dari Myra, Turki di abad ke-4 yang baik, murah hati dan mau membantu siapa saja. Nicolas lahir di Asia kecil pada abad ke-3 di kota Patara (Lycia dan Pamfilia), dan tinggal di Myra, Lycia (saat ini adalah wilayah Demre, Turki), yang pada saat itu adalah sebuah provinsi dari kekaisaran Romawi. Nicolaus adalah anak tunggal dari seorang pedagang Yunani yang kaya-raya bernama Epifanius dan isterinya Joan. Sejak muda Nicholas sudah tertarik dengan hal-hal religius dan memiliki keinginan yang besar untuk menjadi seorang imam. Ayah dan ibunya mengajarkan kepadanya untuk bersikap murah hati kepada orang lain, terutama kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Dari situ Nikolaus belajar bahwa menolong orang lain menjadikan jiwa bertambah kaya.

Menurut legenda, sejak berumur 5 tahun Nicholas sudah menjalankan puasa pada setiap hari Rabu dan Jumat. Setelah kedua orang tuanya yang kaya-raya meninggal karena wabah penyakit, Nicholas menggunakan seluruh harta warisannya untuk karya amal, terutama untuk menolong para fakir miskin. Ia sendiri kemudian tinggal bersama seorang pamannya, yang juga bernama Nicholas, yang adalah seorang uskup kota Patara. Pamannya inilah yang mendidiknya, lalu mentahbiskannya sebagai seorang imam.

Setelah menjadi imam, Nicholas sempat berziarah ke Tanah Suci Yerusalem. Sekembalinya dari perziarahannya, ia terpilih menjadi uskup kota Myra, ibu kota provinsi Lycia. 

Ketika Uskup Myra wafat, para imam, tokoh-tokoh kota, serta para uskup sekitarnya berkumpul bersama di katedral untuk memilih seorang uskup baru. Mereka berdoa serta memohon kepada Tuhan untuk menunjukkan kepada mereka siapakah yang pantas untuk jabatan itu. Dalam suatu mimpi, Tuhan berfirman kepada salah seorang dari mereka bahwa besok pagi haruslah mereka semua berdoa bersama. Sementara mereka berdoa, seseorang akan masuk lewat pintu katedral. Orang itulah yang harus mereka pilih.

Ternyata Nicolaus yang masuk ke dalam katedral. Penduduk kota segera memilihnya menjadi uskup mereka, karena mereka tahu bahwa orang yang sederhana ini, yang perbuatan baiknya telah mereka kenal, telah dipilih Tuhan untuk membimbing mereka. 

Sebagai Uskup Myra, Nikolaus menjadi semakin lebih sadar akan kebutuhan banyak orang. Ia akan menjelajahi seluruh penjuru kota untuk menawarkan pertolongannya kepada siapa saja yang sedang berada dalam kesulitan, dan kemudian pergi diam-diam tanpa menunggu ucapan terima kasih. Ia tidak ingin menjadi terkenal. Namun demikian, nama baiknya sebagai seorang kudus semakin tersebar dan tersebar, bahkan tersebar hingga ke kota-kota yang jauh yang belum pernah dikunjunginya.

Nikolaus secara istimewa memberi perhatian agar keluarga-keluarga mempunyai makanan yang cukup serta tempat tinggal yang layak, anak-anak tumbuh dan berkembang, para lanjut usia menempuh hidup mereka dengan martabat dan hormat. Nicolaus amat suka pada para pelaut yang hidup penuh bahaya di lautan. Tanpa kapal-kapal mereka, orang banyak di belahan dunia ini tidak memiliki makanan serta barang-barang seperti yang mereka bawa dalam perdagangan mereka.

Uskup Nicolaus merupakan seorang uskup yang sangat saleh, lugu dan penuh semangat. Ia terkenal gigih membela orang-orang miskin dan orang-orang yang tertindas.  Selain itu, Ia juga menjadi terkenal oleh karena mukjizat-mujizat yang dilakukan Tuhan melalui perantaraannya.

Salah satu cerita yang terkenal dari Santo Nicolaus adalah ketika menyelamatkan tiga anak-anak dari sistem perbudakkan serta aksinya yang berkeliling dunia untuk membantu anak kecil yang membutuhkan bantuan dan memberikan mereka hadiah.

Suatu hari, secara kebetulan, Nicolaus mendengar tentang seorang kaya di Myra yang jatuh miskin karena usahanya bangkrut. Bapak itu memiliki tiga orang anak gadis yang cantik, yang sudah cukup usianya untuk menikah. Tetapi ia tidak mempunyai cukup uang untuk menikahkan anak-anak gadisnya. Karena sudah tidak punya uang lagi untuk membeli makanan, ayah yang putus asa itu memutuskan untuk menjual salah seorang anak gadisnya sebagai budak. Setidak-tidaknya anggota keluarga yang lain dapat bertahan hidup, demikian pikirnya.

Malam sebelum anak gadis yang sulung dijual, Nicolaus dengan satu tas kecil berisi emas di tangannya,  mengendap-endap masuk halaman rumah mereka, melemparkan tas yang dibawanya melalui jendela yang terbuka, dan sekejap kemudian menghilang dalam kegelapan malam.  

Keesokan harinya, sang ayah menemukan tas berisi emas tergeletak di lantai dekat tempat tidurnya. Tidak tahu dari mana datangnya. Awalnya dia berpikir kalau emas itu palsu.Tetapi setelah diujinya, ternyata itu benar-benar emas. Sang ayah jatuh bersimpuh dengan air mata mengalir deras membanjiri pipinya. Ia mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerah-Nya yang indah ini. Semangatnya bangkit kembali setelah padam sekian lama, karena seseorang secara tak disangka-sangka berbelas kasih kepadanya. Ia mempersiapkan pernikahan putri sulungnya. Masih tersisa cukup uang bagi mereka semua untuk hidup selama hampir setahun.

Namun dengan berakhirnya tahun, keluarga mereka tidak lagi memiliki apa-apa. Sang ayah, kembali putus asa karena tidak menemukan adanya jalan keluar, kemudian memutuskan menjual anak gadisnya yang kedua. Nicolaus kembali mendengar tentang hal ini, datang malam hari dekat jendela rumah mereka dan melemparkan satu tas berisi emas seperti yang ia lakukan sebelumnya. Keesokan harinya sang ayah bersukacita dan bersyukur kepada Tuhan serta memohon pengampunan dari-Nya karena telah berputus asa. Namun demikian, sang ayah tidak tahu orang misterius yang memberi mereka hadiah yang luar biasa ini.

Sejak itu, setiap malam sang ayah selalu mengawasi jendela rumahnya. Tahun berakhir, begitu jugalah uang simpanan mereka. Suatu hari, dalam keheningan malam, ia mendengar langkah orang mengendap-endap dekat rumahnya dan tiba-tiba satu tas berisi emas jatuh ke atas lantai. Sang ayah cepat-cepat bangkit dan lari dan menangkap orang misterius itu. Ia berhasil menangkap dan mengenali Nikolaus, karena pemuda itu berasal dari keluarga terpandang di kota.

“Mengapa engkau memberikan emas kepada kami?” tanya sang ayah.

“Karena Bapak membutuhkannya,” jawab Nikolaus.

“Tetapi mengapa engkau menyembunyikan diri dari kami?”

“Karena memberi itu indah, jika hanya Tuhan saja yang mengetahuinya.”

Santo Nicolas dari Myra tutup usia dengan tenang pada 6 Desember 343 dalam usia 73 tahun di keuskupannya, Myra, dan dimakamkan di katedral kota itu. Sebuah gereja juga dibangun di kota Venesia sebagai tempat penyimpanan sebagian relikwi santo Nikolaus. Gereja tersebut dikenal dengan nama  Gereja  San Nicolò al Lido yang sekarang dikelola oleh para biarawan Fransiskan.

Setelah ia meninggal, kisah tentang kemurah hati Santo Nikolaus dan kisah bagaimana ia menolong tiga orang anak gadis di atas melahirkan tradisi yang melukiskan Santo Nicolaus sebagai penyayang anak-anak tersebar di seluruh dunia dan mulai disebut sebagai “Sinter Klass” di Belanda. Figur yang erat dengan perayaan Natal ini berkembang negara-negara Eropa seperti Jerman, Swiss, dan Belanda, Inggris, sebagai tokoh kake tua dari kutub utara. Kisah tentang Sinterklaas ini kemudian menyebar ke daratan Amerika pada akhir abad ke-18 oleh orang-orang Belanda. Selain itu, Sinterklaas juga membawa serta beberapa pelayan berkulit hitam atau yang lebih terkenal dengan istilah “Piet Hitam” yang bertugas untuk menghukum anak-anak nakal. Tradisi Piet hitam ini juga diambil berdasarkan kisah Santo Nicolaus mengubah beberapa setan hitam menjadi pelayannya dengan tanda salib.

(Dirangkum dari berbagai sumber)

Senin, 04 Desember 2023

Santo Nikolas dari Myra, Uskup dan Pengaku Iman

 6 Desember


Nikolas lahir di Parara, Asia Kecil dari keluarga yang kaya raya. Sejak masa mudanya ia sangat menyukai cara hidup bertapa dan melayani umat. Ia kemudian menjadi seorang imam yang sangat disukai umat. Harta warisan dari orangtuanya dimanfaatkan untuk pekerjaan-pekerjaan amal, terutama untuk menolong orang-orang miskin. Sekembalinya dari Yerusalem, ia dipilih menjadi Uskup kota Myra dan berkedudukan di Lycia, Asia Kecil (sekarang: Turki).

Ia termasuk orang kudus yang paling populer, sehingga dijadikan pelindung banyak kota, propinsi, keuskupan dan gereja. Di kalangan Gereja Timur, ia dihormati sebagai pelindung para pelaut; sedangkan di Gereja Barat, ia dihormati sebagai pelindung anak-anak, dan pembantu para gadis miskin yang tidak mampu menyelenggarakan perkawinannya.

Ia seorang uskup yang lugu, penuh semangat dan gigih membela orang-orang yang tertindas dan para fakir miskin. Pada masa penganiayaan dan penyebaran ajaran-ajaran sesat, ia menguatkan iman umatnya dan melindungi mereka dari pengaruh ajaran-ajaran sesat.

Ketenaran namanya sebagai uskup melahirkan berbagai cerita sanjungan. Sangat banyak cerita yang menarik dan mengharukan. Salah satu cerita yang terkenal ialah cerita tentang tiga orang gadis yang diselamatkannya. Cerita yang lain berkaitan dengan kelaparan hebat yang dialami umatnya. Sewaktu Asia Kecil dilanda paceklik yang hebat, Nikolas mondar-mandir ke daerah-daerah lain untuk minta bantuan bagi umatnya. Ia kembali dengan sebuah kapal yang sarat dengan muatan gandum dan buah-buahan. Namun, tanpa sepengetahuannya, beberapa iblis hitam bersembunyi dalam kantong-kantong gandum itu. Segera Nikolas membuat tanda salib atas kantong-kantong itu dan seketika itu juga setan-setan hitam itu berbalik menjadi pembantunya yang setia.

Nikolas adalah santo nasional Rusia. Cerita tentang tertolongnya ketiga puteri di atas melahirkan tradisi yang melukiskan Santo Nikolas sebagai penyayang anak-anak. Salah satu tradisi yang paling populer ialah tradisi pembagian hadiah kepada anak-anak pada waktu Pesta Natal oleh orangtuanya melalui 'Sinterklas'. Tradisi ini diperkenalkan kepada umat Kristen Amerika oleh orang-orang Belanda Protestan, yang menobatkan Santo Nikolas sebagai tukang sulap bernama Santa Claus.

Santo Nikolas meninggal dunia di Myra dan dimakamkan di katedral kota itu. Relikuinya kemudian dicuri orang pada tahun 1807. Sekarang relikui itu disemayamkan di Bari, Italia.

Sabtu, 02 Desember 2023

Santo Fransiskus Xaverius

3 Desember



Santo Fransiskus Xaverius bernama asli Francesco de Yassu Javier lahir di istana Xavier di Navarra, Spanyol pada 7 April 1506. Ia Santo yang pernah menginjakan kaki di Indonesia. Salah seorang teman pergaulan dan sahabatnya di Paris ialah Ignasius Loyola yang berpengaruh besar terhadap jalan hidup Fransiskus sebagai seorang misionaris besar dalam sejarah Gereja. "Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, namun kehilangan jiwanya?" Pertanyaan ini mempengaruhi sikapnya yang mengilhami jalan hidupnya. Bersama Ignasius Loyola dan lima rekannya yang lain, termasuk Petrus Faber, Fransiskus mengikrarkan kaulnya pada 15 Agustus 1534 di gereja Montmatre. 

Pengikraran kaul ini menandai awal berdirinya Serikat Yesus yang secara resmi direstui oleh Paus Paulus III (1534-1549) pada tahun 1540. Fransiskus ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 24 Juni 1537. Pada 16 Maret 1540, Xaverius meninggalkan rekan-rekannya di Roma dan berangkat ke Portugal untuk memenuhi undangan Raja Yohanes III, yang meminta imam-imam Yesuit mewartakan Injil di wilayah jajahan Portugis di India. Bersama dua rekannya dari Portugis, Fransiskus memulai perjalanan pada 7 April 1541. Tiba di Goa, India pada tanggal 6 Mei 1542, Fransiskus mulai berkarya di India Selatan dan Sri Langka. Karyanya di Goa gemilang dengan cara pewartaannya yang menarik. Pada tahun berikutnya, sekitar tanggal 27 Januari, ia mengabarkan ke Roma sudah mempermandikan kurang-lebih 10.000 orang dalam waktu satu bulan. 

Setelah tiga tahun (1542-1545), mewartakan Injil di pantai Barat India, Fansiskus bertolak ke Malaka. Musim semi tahun 1545, ia tiba di Malaka dan mewartakan Injil di sana. Awal tahun 1546, ia berlayar dengan kapal dagang ke gugusan kepulauan di Indonesia bagian timur, terutama di Maluku. Fransiskus mempermandikan kira-kira 1000 orang Ambon dan mempersiapkan kedatangan imam-imam baru. Lalu ia menuju ke Ternate pada bulan Juli 1546.

Setelah Fransiskus mengatur kedatangan pengganti-penggantinya, ia kembali ke Malaka untuk selanjutnya pergi ke Jepang. Pada tanggal 14 Juni 1549, Fransiskus berlayar ke Jepang ditemani oleh Pater Cosmas de Torres, Bruder Juan Fernandez, Anger, seorang Jepang yang sudah bertobat dan dua orang lainnya.

Mereka tiba di Kagoshima, Kyushu pada 15 Agustus 1549. Mula-mula mereka berusaha mempelajari bahasa Jepang dan menerjemahkan ajaran-ajaran Kristen ke dalam bahasa daerah setempat. Dari Kagoshima, pada bulan Agustus 1550 Fransiskus bersama kawan-kawannya berlayar ke Honshu, pulau terbesar dari gugusan kepulauan Jepang. Orang-orang Jepang menyambut baik mereka dan tertarik sekali dengan ajaran-ajaran Kristen yang disampaikan dengan penuh rasa hormat dan keberanian.

Satu setengah tahun di Jepang,  kecemburuan dan perlawanan dari rahib-rahib Budha sangat gencar namun semuanya dapat diatasi. Pada tahun 1552 Xaverius kembali ke India sementara Pater Torres dan Bruder Fernandez menetap di Jepang untuk melanjutkan karya misi di sana.

Setelah menyelesaikan masalah-masalah Yesuit di India, Xaverius berlayar ke Tiongkok Cina, sebuah negara besar yang pada waktu itu tertutup bagi orang-orang asing. Pada April 1552, ia berlayar menuju Cina dengan sebuah kapal Portugis dan didaratkan di pulau Sanchian, di depan muara sungai Chukiang.

Saat menunggu jemputan perahu yang bersedia menyelundupkannya ke daratan Tiongkok, Xaverius tiba-tiba jatuh sakit dan dalam waktu dua minggu ia meninggal di sebuah gubug, hanya ditemani oleh seorang pemuda Tionghoa yang telah menemani dia dari Goa. Fransiskus meninggal dunia di Sanchian pada 3 Desember 1552.

Pastor Ludwig, sejarawan Gereja yang terkenal, menjuluki Fransiskus Xaverius sebagai seorang "Misionaris Perintis Agama Salib" di Asia dan misionaris terbesar semenjak Santo Paulus. Pada tahun 1622 ia dinyatakan 'kudus' oleh Paus Gregorius XV (1621-1623). Karena teladan hidupnya, Paus Pius X (1903-1914) mengangkat dia sebagai pelindung utama karya misi.